[COMPLETED-2017]
[REPUBLISHED-2018]
"Pria dan wanita itu ga mungkin bisa sahabatan, bull shit lah" Komen beberapa masyarakat yang amat pesimis terhadap kesetiaan persahabatan.
"Pasti salah satu atau keduanya bakal jatuh cinta"
"Ya justru karena...
(8) _sedikit gambaran lantai 5 gd landscape pagi hari yang sepi sunyi_
gambar : random browsing di Google
Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Part 8
Hari masih pagi bahkan program live regulernya Kanaya 'Amazing' belum airing, namun Echa entah mengalami mimpi apa semalam, telah menggerakkan tubuhnya keluar dari rumah kontrakan menuju kantor tercinta.
"Pagi Kang Dodo" sapa Echa kepada office boy lantai 5 yang sudah sangat hafal dengan polah para karyawan di lantai ini.
"Wah, mba Echa mau ada syuting ya? Pagi banget Mba Echa?" sapa Kang Dodo yang merasa janggal melihat Echa sudah bertengger manis di mejanya padahal waktu masih menunjukkan pukul 08.30.
Biasanya para karyawan produksi hanya akan datang pagi hari jika mereka ada syuting atau keperluan mendesak lainnya. Tentu saja kecuali Babeh, yang selalu standby manis di ruangannya pagi hari. Alasannya karena malas dengan kemacetan dan harus antar istri serta anaknya terlebih dahulu
Oleh karena itulah, Kang Dodo yakin bahwa Echa akan ada syuting pagi lantaran Echa sangat jarang menampakkan dirinya di pagi hari seperti saat ini.
"Hahaaa Kang Dodo bisa aja nih. Aku kan cuma pengen menjadi wanita cantik yang rajin dan bangun di pagi hari" Echa nampak menyunggingkan senyuman lebarnya.
Sepertinya ia sangat berusaha untuk menyamarkan kekusutan yang sedang dialaminya. Semalaman ia terjaga, menangis dan memikirkan perkelahian hebatnya dengan Diza.
Alhasil kini matanya sembab dan wajah pucat, namun ia berusaha menutupinya dengan make up tipis–hal yang tidak pernah ia lakukan ketika berangkat ke kantor. Echa pun memaksakan senyumannya terus terukir.
"Cha? Kaga salah liat nih gua? Kesambet ape lu? Sini ke ruangan gua, ada banyak makanan nih lumayan sarapan gratis sini!" Babeh yang baru saja keluar dari pantry menuju ruangannya tidak sengaja melihat penampakan Echa.
"Hahaaa babeh bisa aja nih. Saya kan cuma pengen menjadi karyawan teladan aja Beh. Makasih Beh, saya tadi udah sarapan kok di depan"
Babeh tetap memaksa Echa untuk ikut ke ruangannya, karena ia melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan anak buahnya yang satu ini.
"Lu ikut ke ruangan atau gua teleponin Ezra nih kalau lu rindu berat sampe mata bengkak begitu?" Ancam Babeh yang seketika membuat Echa terpaku. Sia-sia sudah make up yang ia paksakan pagi tadi untuk menutupi wajahnya kusutnya.
"Eh? Engg, Oke saya sebentar lagi ke ruangan Babeh ya" Tergagap ia menanggapi kalimat Babeh.
"Lu kenapa Cha? Cerita ama gua. Lu kan udah gua anggap seperti anak sendiri. Gua kadang gak tega kalau lihat lu, teringat anak sendiri yang sedang merantau di luar sana"
