TIGA

70 12 3
                                    

tolong sertakan vote & komentar nya ya guys ;) demi perbaikan kedepannya :)

***
Sekar memilih untuk mengabaikan pak Ilham yang sedang menerangkan materi fisika, Dia tidak bisa fokus mengikuti pelajaran hari ini, karena kejadian semalam yang terus-terusan berputar di kepala Sekar, yaitu saat orangtuanya bertengkar di hadapannya. Sesekali tangan Dian pun menyenggol siku Sekar untuk menyadarkannya yang sedang asik dengan lamunannya itu.

Bel istirahat pun berbunyi, Dian langsung menghadapkan tubuhnya pada Sekar.

"Kar, lo kenapa sih?, ada masalah?", tanya Dian khawatir.

"Nggak kok,Di.", jawab Sekar smbil menundukkan kepalanya.Dian tahu Sekar bohong padanya, Dian pun tahu semua masalah yang belakangan ini menimpa Sekar. Karena Dia Sekar, sahabatnya, bukan orang lain di hidup Dian.

Dian tertawa kecil"Ya ampun Sekar..., kayak sama siapa aja, ayo cerita, dikantin aja ya?", bujuk Dian sambil memegang kedua pundak Sekar untuk meyakinkannya. "Kita ketaman belakang sekolah aja", ajak Sekar yang langsung menarik tangan Dian untuk mengikutinya.

Mereka sudah ada di bangku taman belakang Sekolah yang sangat sepi, karena saat jam istirahat, para siswa lebih memilih kantin untuk mengganjal perutnya daripada taman.

Mereka duduk berhadapan "Jadi, apa masalahnya? Gilang?", tanya Dian membuka percakapan. Sekar hanya menjawab dengan gelengan kepala dengan wajah yang masih muram. "Orang tua, lo?" Dian mengangkatkan satu alisnya, bertanya dengan nada lebih hati-hati karena tidak mau menyakiti perasaan sahabatnya. Dian hanya menanyakan tiga orang itu, karena Dian tahu penyebab Sekar murung seperti ini kalau bukan Gilang pasti karena pertengkaran orang tuanya."Iya, Di" jawab Sekar yang langsung memeluk sahabatnya itu.

Mungkin dihadapan orang lain Sekar adalah sosok yang dingin dan kuat, tapi sikap Sekar seperti itu langsung berubah saat bersama Dian, Dia menjadi sosok yang sebenarnya, rapuh,hancur,dan layu. Sekar tak canggung menangis di depan Dian, bahkan sampai histeris sekalipun. Semua ini karena Sekar sudah menganggap Dian sebagai saudara kandungnya sendiri.

"Sudah cukup gue kehilangan Gilang, gue gak mau kehilngan kasih sayang kedua orang tua gue juga" jelas Sekar dengan air mata yang sudah membanjiri wajah mulusnya.

Dian mengusap pundak Sekar lembut "Gak ada orang tua yang lupa sama anaknya, Sekar. Coba deh lo curi perhatian mereka dengan prestasi, mungkin mereka bisa lebih mengangap kehadiran lo". Saran Dian yang selalu bisa menenangkan Sekar.

"Ehem, maaf ganggu. Sekar, pulang Sekolah nanti, lo disuruh keruangan kak Edo". ucap seseorang yang datang, refleks Sekar langsung melepaskan pelukannya dan menyeka sisa-sisa air matanya itu.Sekar mengangguk "Iya nanti gue kesana". jawabnya ketus.

Edo adalah kakak kelas Sekar, tepatnya kelas XI-IPA1 sekaligus ketua Palang Merah Remaja (PMR) di Sekolahnya. Dari awal Dia masuk ke SMA Bangsa, salah satu Sekolah yang ada di kota Jakarta, Sekar memang memutuskan untuk masuk dalam organisasi kemanusiaan tersebut. Sekar rasa tugas PMR itu mulia dan indah.

***

Sekar sedang menyusuri koridor yang cukup sepi, sebagian murid sudah pulang. memang hari ini jam belajar agak sedikit dikurangi karena para Guru akan mengadakan rapat, sebab itu murid di pulangkan lebih awal.

Sekar sudah berada di depan pintu rungan Edo bertugas. Sekolah ini memang menyediakan ruangan khusus untuk para ketua ekskul/organisasi. Sebenanya Sekar tidak suka jika Edo memanggilnya, karena setelah hari ini,mungkin, besok atau lusa akan ada gosip tentang kedektanya dengan Edo, secara Edo adalah sosok lelaki yang didambakan banyak wanita terkecuali Sekar, jadi sekecil apapun berita tentang Edo pasti dengan cepat akan merembet sampai kepenjuru Sekolah, lebih parah lagi kalau sudah sampai ketelinga Putri, cewek cantik kelas XI IPA3 yang tergila-gila pada Edo, Dia akan mendatangi siapa saja yang dekat dengan Edo. Sekalipun itu kakak kelas Putri, Dia tak peduli dan tak segan-segan untuk memarahi gadis manapun yang ingin mendekati pangerannya itu.

BUNGA TAK BERTUANWhere stories live. Discover now