CHAPTER 32 : Shocked!

2.1K 96 0
                                    

Kala rasa cinta itu mulai tumbuh, kau malah bersembunyi.
Seperti halnya burung beo yang tak bisa berbicara.
Hatimu bersuara, tapi tidak dengan mulutmu.

Matahari muncul di balik peraduannya. Burung - burung mulai bercicit bersiap menyongsong kehidupan di mulai dari pagi ini. Sama seperti halnya Alvin yang sangat bersemangat menantikan hari ini, setelah hari kemarin ia merasakan hal yang terindah dalam hidupnya. Ia menjadi gila hanya karena seorang gadis yang telah menghuni dalam hatinya selama beberapa tahun. Dan mulai hari ini, ia yakin bahwa gadis itu sudah jatuh cinta padanya.

Sejak semalam, Alvin tidak bisa tidur. Bukan karena ia mengidap insomnia, melainkan Via lah yang menjadi virus dalam otaknya. Sensasi lembut dari bibir Via, terus terngiang - ngiang dalam otaknya. Yang lebih membahayakan lagi, sensasi itu membuatnya kecanduan. Semua orang dapat mengatakan jika Alvin mungkin salah satu penyamun atau orang mesum. Tapi itulah faktanya. Siapa sih yang tidak kecanduan dengan sensasi menggairahkan itu?

"WOOOYYY!!" teriak Gabriel tepat di telinga Alvin yang duduk di kursinya. Menginterupsikan agar Alvin tersadar dari lamunannya. Gabriel sendiri gemas sekaligus penasaran apakah yang ada di pikiran Alvin hingga tak menyadari kehadirannya sejak tadi. Entah apa yang di lamunkannya.

Alvin terlonjak kaget dan kakinya refleks membentur meja, membuat ia terpaksa meringis menahan sakit akibat ulah Gabriel. Setelah itu, ia menatap Gabriel penuh murka.

"KAMPRET LO IEL! LO MAU BIKIN GUE JANTUNGAN YA!" Balas Alvin berteriak lantang. Kesal.

Gabriel mengernyit heran, "Adanya lo tuh yang nakutin gue pagi - pagi. Ngapain lo senyum - senyum gak jelas kayak orang kesurupan begitu? Gue kan jadi ngeri kali mas!" Sungut Gabriel tak mau kalah. Tas ranselnya ia lemparkan begitu saja di sebelah kursi yang Alvin duduki . Bukannya lekas duduk di kursinya, ia malah lebih memilih duduk di meja seberang. Menunggu Alvin menjawab pertanyaannya.

"Lo itu sama aja kayak Rio. Kepo!"

Bukannya kesal, Gabriel tersenyum menyeringai, "Gimana rasanya nyium bibir pacar sendiri? Enak gak?" Godanya menaik-turunkan alisnya.

Alvin melotot kaget. "Uhuk.. uhukk.. uhukk!" Ia terbatuk mendengar sensitif Gabriel.

Secepat kilat Alvin langsung menatap skeptis Gabriel, "Darimana lo tau?!" Tanyanya dengan nada mendesak.

"Lo itu sama aja kayak Rio. Kepo!" Sahut Gabriel mengulang ucapan Alvin beberapa menit yang lalu. Alvin memutar bola matanya, lalu mendecakkan lidahnya.

"Gue serius Gabriel!"

"Jadi lo pengen tau banget ya gue tau darimana?"

"SEKALI LAGI LO NANYA, GUE JAMBAK RAMBUT LO IEL!" Tekan Alvin setengah berteriak dengan nada sarkatisnya. Terus mendesak cowok itu agar menjawab pertanyaannya. Maklum, sudah kepalang tanggung karena rasa penasarannya.

"Oke oke, gue jawab. Sebenernya gue gak sengaja sih liat lo sama Via itu.. ehem.. ya itu..." Gabriel menyatukan jari telunjuk kanan dan kirinya dan memonyongkan bibirnya membuat wajah Alvin memerah menahan malu. Sial!

Alvin memutar bola matanya malas, "Oke.. intinya, selain lo.. apa ada orang yang liat gue sama Via gituan?"

"Gue gak tau sih. Tapi kayaknya enggak deh. Eh btw, gimana?"

"Gimana apanya?"

"Rasanya ituu.."

"Itu apa?"

"Huft! Gimana rasanya kissing sama cewek yang lo cintai?"

Alvin terdiam sesaat. Pikirannya kembali melayang ke peristiwa malam tadi. Sial! Gabriel mengingatkannya lagi!

"Kecanduan.. mungkin?" Jawab Alvin ragu.

30 DAYS FOR LOVEWhere stories live. Discover now