CHAPTER 24 : Perjanjian? Lagi? - Complicated

2.3K 103 9
                                    

Kamu adalah sumber kekuatanku. Tetapi kamu jugalah sumber kerapuhanku yang terbesar.

Ify termenung sesaat tangannya mengusap lembut punggung tangan bundanya yang tengah tertidur lelap. Ternyata membolos sehari saja dari sekolah membuatnya merasa bosan. Tidak ada canda, tawa, bahkan ejekan yang biasa ia lakukan bersama Via dan Prissy. Hanya bau obat menyengat khas rumah sakitlah yang memenuhi indera penciumannya. Kalau saja bukan karena kewajibannya untuk menjaga bundanya, mungkin ia akan berlari sejauh - jauhnya dari tempat ini. Tempat yang membuatnya sedih tiap kali harus membawa bundanya yang terkadang bergelut melawan penyakitnya.

Entah sudah beberapa kali ia melirik jam tangannya. Tanpa sadar, sudah hampir 5 jam lamanya ia berada diruangan ini. Matanya kemudian beralih ke arah ponsel yang tergeletak di meja tak jauh dari tempatnya. Sebuah pesan yang membuat matanya terbelalak kaget muncul saat pertama kali ia melihat layar ponselnya menyala. Jantungnya berdebar kencang saat membaca berulang kali kata - kata yang tertera di pesannya itu. Dalam hitangan menit saja, Ify sudah menghela dan menghembuskan udara yang masuk melalui lubang hidungnya lebih dari hitungan jari. Rasa gugup yang teramat sangat, menyergap di relung batinnya.

Dalam sekali helaan nafas yang panjang, akhirnya Ify membuka pesan itu. Mulutnya berkomat - kamit melafazkan doa. Matanya terpejam kuat. Oke, inilah saatnya!

From : Rio 'my prince charming'

Pagi fy, sorry ya kemarin gue pulang duluan. Soalnya gue gak bisa nolak Acha buat jemput dia dari party temennya. Sekali lagi sorry ya fy 😣 semoga lo gak marah dan gue janji sore ini jenguk bunda lo ke rumah sakit. Get well soon ya buat bunda lo 😉

MARIO

Senyum Ify luntur seketika. Matanya yang berbinar-binar, kini redup sudah. Jemarinya seakan lemas menerima kenyataan bahwa Rio nyatanya hanya takut Ify marah karena kemarin Rio pulang terlebih dahulu meninggalkannya dan juga yang lainnya di rumah sakit. Ify tersenyum getir dan memorinya teringat pada kejadian malam tadi.

Flashback

Jam dinding sudah menjukkan pukul sembilan malam. Namun Ify dan kelima temannya belum beranjak pergi dari rumah sakit. Mereka masih setia menemani Ify di tempat ini. Sungguh mengharukan, bukan?

"Kalian pulang aja. Biar gue aja yang jagain bunda. Gue udah biasa sendiri kok. Hehehe," kata Ify disertai kekehan kecilnya. Matanya yang sembab seakan tak ia pedulikan saat ini.

"Iya tuh bener kata Ify. Lebih baik kalian pulang duluan aja, nanti orang tua lo pada nyariin lagi." lanjut Prissy menambahkan. Rambutnya yang sudah acak - acakan itu, ia gulung menggunakan kedua tangannya lalu diikatnya menjuntai keatas.

30 DAYS FOR LOVEWhere stories live. Discover now