CHAPTER 28 : A Choice

1.9K 92 12
                                    

Ketika hatimu mulai menemukan jalannya, tanpa sadar hatimu perlahan menjauh dan berusaha menemukan jalan lain.

Namun, apakah dengan mencari jalan lain adalah keputusan yang terbaik? Jika itu jalan yang salah, akankah hatimu dapat kembali ke jalan awal?

Kejadian tadi malam sungguh tak bisa membuat Via lupa sepenuhnya. Kata - kata Cakka sungguh membuatnya berpikir lebih keras lagi. Berusaha menemukan cara terbaik untuk lepas dari perjanjian itu. Kalau saja tidak ada perjanjian itu, Kalau saja hatinya tidak goyah, Kalau saja ia tidak jatuh cinta... pasti semuanya tidak menjadi rumit seperti ini. Ini semua salahnya. Via harus menghadapi kenyataan bahwa ia sudah termakan oleh sumpahnya sendiri. Sumpah yang diluar nalarnya. Sungguh bodoh!

Entah yang kesekian kalinya ia menghela nafasnya jengah. Sambil menopang dagunya, ia menatap kosong ke arah papan tulis yang berjarak tidak jauh dari indera penglihatannya. Asupan - asupan materi yang di berikan oleh guru Biologi itu bahkan tak dipedulikannya. Hanya ada dua sosok yang ada diotaknya sekarang. Alvin dan Cakka.

"AAAHH GUE PUSIIINGGG!!!!" Teriak Via sambil mengacak rambut panjangnya, yang tadinya rapi tergerai bebas, kini sudah acak - acakan.

Aksi bodoh Via sukses menjadi pusat perhatian seisi kelasnya. Tak terkecuali dengan sang guru. Saat guru itu tengah asik - asiknya menulis di depan papan tulis, ada seorang murid yang mengusiknya. Via yang belum sadar menjadi pusat perhatian itu pun ditatap aneh oleh teman - temannya.

"RESIVIA RUTH CORDELIA!" Bentak Bu Poly dengan suara lantang, sukses menyentakkan Via. Hal itu terbukti dari sorot matanya yang panik saat menoleh kearah Bu Poly.

"Ah i-- iya bu," sahut Via gelagapan setengah mati.

"Kenapa kamu berteriak?"

"Sa-- saya.. eumm... sayaa--" Via nampak berpikir keras.

"Keluar dari jam pelajaran saya sekarang!"

Via refleks berdiri, panik. Ify yang ada di sebelahnya kontan melotot. Begitupun dengan Prissy yang tak kalah terkejutnya dengan reaksi dari Bu Poly. Pasalnya, selama ini Bu Poly merupakan guru yang begitu ramah. Namun semenjak ia sedang mengandung, sikapnya sedikit sensitif dengan lingkungan sekitarnya. Beliau mendadak suka marah - marah tidak jelas dan manja. Begitu labil dan menyebalkan. Seperti sekarang ini.

"Ta- tapi bu--"

"Sekarang atau kamu saya alfakan dua kali dimata pelajaran saya?!" Ancaman dari Bu Poly kontan saja membuat bulu kuduk Via mendadak berdiri. Sosok malaikat berubah monster dalam sekejap. Sungguh menakjubkan.

Dengan terpaksa, Via mengangguk pasrah dan menghela nafasnya kesal. Kesialannya bertambah lagi sekarang.

"Baik bu, permisi."

Tanpa mengulur waktu lagi, Via yang sudah di vonis hukum oleh Bu Poly langsung melenggang pergi keluar dari kelas dengan wajah lesunya. Ini pertama kalinya bagi Via dikeluarkan dari kelasnya sendiri secara tidak hormat. Hanya karena kesalahan bodohnya, bisa berakibat fatal seperti ini. Via menyesal.

"Via kasian banget," gumam Ify menatap nanar punggung Via yang sudah menghilang dibalik punggung.

"Bu,"

"Kenapa Alvin?"

"Saya mau keluar boleh?"

Dahi Bu Poly mengernyit. "Kamu ingin ke toilet?" Tanyanya menebak.

Alvin menggeleng singkat dan langsung menyela, "Mau dihukum bareng Sivia bu," celetuknya asal, tanpa berpikir panjang.

"HUUUUUUUUUUU!!!"

30 DAYS FOR LOVEWhere stories live. Discover now