34. Cured

28K 2.2K 225
                                    

Note : kalo kalian punya kuota lebih, plis saya sangat rekomendasikan untuk play lagu di mulmed ya. Jangan lupa Vommentnya bikin bintang di part ini sebanyak part lain ya. Tiati yang masih dedek gemesh gausa baca ya hahah. Cheers!




Jakarta 2015
Kinara

           "Ah aku punya sesuatu buat kamu," kata Raka sambil memundurkan kursinya dan menunduk mengambil sesuatu di bawah meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ah aku punya sesuatu buat kamu," kata Raka sambil memundurkan kursinya dan menunduk mengambil sesuatu di bawah meja. Mataku refleks mengikuti gerakannya akhirnya tertuju pada sebuah pot.

Aku tersenyum saat mendapati tiga tangkai bunga mawar di atas pot. Dengan secepat kilat aku menoleh pada Raka, yang tengah memperhatikannya sambil tersenyum penuh arti.

"Bunga mawar dalam pot? Kamu mau mengenang masa SMA?"

Raka mengangguk dan bertanya terlihat sangat hati-hati, "Kamu suka?"

Ingatanku kembali ke saat dulu Raka pernah memberiku sebuah bunga mawar dalam pot. Beberapa minggu ini Raka juga tak pernah absen memberiku mawar tapi sudah berbentuk buket bunga, bukan yang ada di dalam pot seperti ini. Tanpa aku kehendaki, wajahku menghangat. Perlahan, aku menganggukkan kepala tapi masih heran kapan Raka membeli bunga mawar. "Kapan kamu beli bunga ini?"

Tapi yang aku dapatkan Raka mengangkat bahunya santai, sambil menatapku penuh rahasia. Aku menyipitkan mataku, berpura-pura kesal karna pertanyaanku tak dijawabnya. Seulas senyum kemudian mengembang di wajahku, terlalu lebar dari yang aku inginkan. "Thankyou, i like it."

Aku kembali mengalihkan pandanganku pada bawah meja yang dikelilingi pot.

"Dulu atau sekarang, mawar yang aku kasih buat kamu itu aku tanam sendiri."

Raka pasti sedang bergurau. Aku tak bisa menahan tawaku saat membayangkan Raka menyiram bunga atau memberi pupuk. Mana ada lelaki yang mau bercocok tanam seperti itu. Aku menyenderkan punggungku pada kursi masih tertawa. Tapi kemudian aku menutup bibirku rapat, terhenti ketika tidak mendengar apapun dari Raka, malah begitu aku menatap raut wajah Raka ada sedikit rasa... Sedih. Mungkin?

"Kamu becanda, kan?"

Aku meneguk ludahku berkali-kali begitu melihat Raka menggeleng. "Semenjak ngeliat kamu di airport, aku mulai nanam bunga ini di pot, berharap suatu saat aku bisa kasih sama kamu. Kemaren-kemaren bunganya belum mekar, jadi bunga yang aku kasih dalam buket beli di florist."

Oh God!

Jadi....

Raka benar-benar melakukan itu semua.

Kembali aku melihat pot bunga di hadapanku, aku benar-benar tersentuh Raka memberikan sesuatu dengan kerja kerasnya. Aku benar-benar bodoh menyangka Raka membeli bunga itu dari florist.

Broken Vow (SERIES 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang