33. Do-Fun

26K 2.5K 176
                                    

Buat yang kemarin minta extrapart, tolong baca author note dipaling bawah
----

Indonesia 2015
Kinara

Waktu mama masih ada, aku beberapa kali pergi ke dufan untuk mengisi liburan semester, menghilangkan penat setelah bertegang ria menunggu hasil rapot. Mama selalu ikut walau ia hanya naik permainan bianglala sisanya hanya menjadi penonton dan membawa makanan kemana-mana. Bertahun sudah berlalu, kini aku sudah mempunyai anak, betapa lucunya mungkin sekarang aku akan menggantikan posisi mama. Mumpung ke Jakarta, tidak ada salahnya  mengunjungi Raka sekaligus sedikit melepas penat atas beberapa waktu bersitegang karna masalah kami berdua. Sebelum perjalanan ke Jakarta, aku memutuskan untuk booking tiket terusan Dufan dan Ocean Dream Samudra di salah satu website travel.

Jared yang sudah tidak sabar, berlari memasuki area permainan setelah tanganya di cap tanda masuk. Sementara Janet dengan asiknya mengandeng tangan Raka, setelah pelukan panjang mereka sebagai anak dan ayah, Janet tak mau lepas dari Raka.

Dufan merupakan area yang penuh dengan wahana yang bisa dinikmati dari anak-anak sampai dewasa. Banyak permainan yang hanya bisa dinikmati oleh seseorang dengan tinggi lebih dari seratus lima putuh sentimeter. Karna tinggi Double J tidak memenuhi syarat permainan ektrem jadi kami hanya naik Bianglala, Istana Boneka, poci-poci dan Komedi Putar saja.

Permainan pertama untuk anak-anak usia enam tahun yang Double J nikmati adalah bom-bom car. Jared dan Janet sedikit kecewa saat bermain bom-bom car, karena pedal mobil yang diijak terlalu keras dan cukup jauh hingga mereka kurang menikmati permainannya.

Beruntungnya kami, Double J bukanlah anak-anak yang manja yang memerlukan stoler. Saat di LA aku terbiasa tidak memanjakan mereka, seperti makan sendiri atau hal-hal kecil seperti menyimpan mainan dan baju kotor pada tempatnya. Di LA aku juga membiasakan mereka jalan beberapa blok dari gedung apartemen kami menuju playgroup. Hanya di Indonesialah mereka sedikit dimanjakan dengan trasportasi pribadi karna fasilitas umum di Indonesia juga belum memadai untuk pedestarian. Jadi berjalan-jalan di luar ruangan seperti ini bukan masalah untuk mereka.

Aku memperhatikan bahu kokoh Raka yang sedang mengendong tas ransel berisi kebutuhan Double J.

Raka berpakaian santai dengan kaos dipadukan dengan celana pendek. Sneakers dan topinya membuat ia bahkan tak terlihat telah memiliki Double J.

Hari ini Raka benar-benar mengasuh Double J dengan baik, dan aku hanya menjadi paparazi mereka dengan mengambil foto-foto mereka sesekali selfiè.

Sebelum pergi ke Dufan, Raka heboh sendiri membeli snack, air minum, hingga betadine dan hansaplast untuk berjaga-jaga. Sampai di area permainan ia dengan senang hati meladeni semua keinginan Double J, tak pernah ia melepaskan pandangannya dari mereka semenitpun.

"Bun... Bun... Red mau pipis...," ujar Jared terlihat memegangi selangkanganya.

Aku yang sedang memegang botol minum dengan sigap mencari toilet, saat aku meraih tangan Jared, Raka menahanku tetap ditempat. "Jared sudah seharusnya dibiasakan untuk memakai toilet pria."

Hanya hal kecil seperti itu membuatku tertegun, aku membutuhkan sosok laki-laki untuk hal remeh seperti ini. Raka benar, aku selama ini selalu membawa Jared untuk buang air kecil di toilet wanita karna Jared belum bisa buang air kecil dengan benar. Aku juga belum bisa mengajarkan Jared menggunakan urinoir, karna benar-benar tak mungkin jika aku harus masuk ke dalam toilet laki-laki. Tanpa kata aku hanya bisa melihat punggung Raka saat menggantar Jared masuk ke toilet pria.

Tak hanya itu, hari ini ia menjadi ayah yang sangat pintar dan semangat, selalu sabar dengan pertanyaan Janet mengenai baju adat saat memasuki wahana Istana Boneka.

Broken Vow (SERIES 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang