A New Day

126 12 4
                                    

Di pagi yang baru saat Fani sudah menyandang satu gelar di belakang namanya, semua nampak sama. Namun dari dalam lubuk hati ada pergolakan di diri Fani, saat para sahabatnya sudah menentukan planing, Fani masih memikirkan untuk apa gelar ini, hingga apa yang ia paling tidak inginkan terjadi.

''Trus sekarang kamu uda Sarjana mau ngapain?'' sambil mengaduk kopinya, ayah bertanya ke Fani.

''Hmmm, belum tau pah. Fani masih mikir, maunya sih coba ngelamar kerja!''

''Loh, ngelamar kerja?''

''Ia pah, Fani mau coba masukin CV ke beberapa perusahaan.''

''Aneh kamu, mending kamu lanjutin salah satu usaha papah, kamu pilih mau nerusin yang mana. Cafe, butik, atau penginapan di Bali!'' sahut ayah ke Fani dengan nada sedikit keras.

''Aduh, Fani pikir dulu deh pah. Fani mau nyoba berkarier dulu.''

''Papah kasi tau ke kamu, kamu ngelamar kerja paling jadi karyawan. Dan gaji yang kamu dapet juga ga seberapa, setelah itu 2-3 bulan juga kamu keluar.''

Mendengar perdebatan Fani dan ayahnya, mama pun datang untuk mendamaikan mereka. ''Udah...udah, kasi Fani refreshing dulu pah, nanti kita biacara sama-sama.''

''Ini masalah serius mah, papah bangun semua bisnis hanya buat mereka, anak kita.''

''Iya mamah tau pah, sekarang santai dulu lah. Oh ia Fan, kamu undang temen deket kamu dari SD sampe SMA. Kita mau buat acara di rumah, buat kelulusan kamu.''

''Iya mah, nanti aku hubungin Angeline deh buat bantuin. Fani ke kamar dulu ya mah, pah.'' Fani lalu bergegas pergi menuju kamarnya.

Di kamarnya Fani mulai membuka laptop, tanpa menghiraukan masukan dari Ayahnya, Fani membuka situs dan website perusahaan yang membuka lowongan sesuai keahlianya. Dengan gelar S.E ( sarjana ekonomi ), Fani memiliki keahlian sebagai seorang Bisnis planing, dan menganalisa data statistik. Satu demi satu website perusahaan Fani jelajahi, dan dengan acak ia memasukan lowongan mulai dari perusahaan skala nasional hingga internasional.

Dalam dirinya Fani merasa ingin menggali potensi yang ia miliki, Karena selama ini Fani sudah merasa cukup akan kemudahan-kemudahan yang dirinya terima, menjalani bisnis baginya adalah hal yang sangat membosankan. Fani berfikir dirinya akan mencoba dulu menggali apa yang ia bisa perbuat, dikalau nanti ia menyerah, menjalankan bisnis keluarga dan hidup sebagaimana tradisi di keluarganya adalah opsi terakhir.

Dalam keheningan ponsel Fani tiba-tiba berbunyi, dan tenyata itu SMS dari Angeline. Angeline atau yang biasa dipanggil Enjel adalah sahabat dekat Fani sejak SD hingga SMA di Jakarta Chinese Internasional School (JCIS), sebelum akhirnya mereka berpisah di bangku kuliah. Fani saat itu memilih masuk ke jurusan ekonomi dan bisnis di Jakarta Busines University, dan Enjel milih untuk lanjut ke jurusan ekonomi akutansi di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Setelah jarang berkomunikasi, Fani mengajak Enjel untuk bertemu di salah satu Mall di Jakarta Selatan. Mereka pun janjian dan memilih bertemu di salah satu restoran jepang di mall tersebut.

''EH, FANNNNNNN!!!!'' dengan nyinyir, Enjel menyapa Fani yang telah tiba lebih dulu.

''Eh gila, hahaha! kaget gue. Apa kabar lu Njel?'' Fani langsung memeluk sahabat lamanya.

''Baik, lu gimana. Ehhhh lu kok kurusan Fan, makin cantik aja.''

''Hahaha, lu nyindir apa gimana?''

''Eh gue serius, oia selamet ya yang uda sarjana, doain gue tahun ni nyusul.''

''Haha ia Njel, eh lo tolongin gue ngabarin temen pas SD, SMP, SMA dong. Mama gue mau buat acara katanya.''

Tidak Ada Cinta Di Manhattan!Where stories live. Discover now