Preview: HIS EYES ON HER(Lanjutan HSB)

33.3K 807 99
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku mencintaimu, Chika. Izinkan aku menemanimu sampai akhir hayat," wajah lelaki itu, lelaki yang aku cintai menatap lurus ke arahku. Setiap ucapannya, senyumannya dan tatapan intensnya berhasil membuatku berdebar cepat.

Air mata mulai menetes di atas pipiku, aku mencoba membuka mulutku, membalas ucapan manis darinya. Tangan lentik perempuan menyentuh daun telingaku, hembusan hangat dari napasnya menerpa sisi wajahku.

"Keberadaanmu telah menghancurkan kehidupannya karena kamu tidak lebih dari wanita sial."

Seketika pemandangan di hadapanku berubah. Sosok tampan lelaki yang kucintai tumbang begitu saja di atas lantai dingin dengan muka biru bekas pukulan keras beberapa lelaki dengan bertubuh kekar di hadapannya. Mereka memukul bahkan menendang tubuhnya tanpa ampun.

Aku mencoba berteriak sekuat tenaga, tapi suaraku tidak keluar meski tenggorokanku terasa sakit. Aku melangkahkan kakiku mencoba menolongnya, tapi lantai yang kupijak tiba-tiba menghilang dan tubuhku jatuh masuk ke dalam lautan dalam. Semua cahaya menghilang, gelembung napasku keluar begitu saja ketika mulutku terbuka. Leherku terasa tercekat, aku butuh udara. Aku butuh udara. Aku berusaha berenang sekuat tenaga menuju permukaan.

Hah ... hah ... suara napasku tersenggal seketika aku membuka mataku. Dadaku naik turun, hidungku berusaha menghirup sebanyak-banyaknya udara di sekitarku. Cahaya lampu di luar jendela membuat mataku berusaha beradaptasi dengan sekitar. Sorot mata yang kurindukan, menatap lurus ke arahku dengan pandangan cemasnya. Gadis kecilku memandang cemas kepadaku.

"Bunda baik-baik saja?"

Aku terdiam masih berusaha menenangkan diriku sembari menatap lurus matanya yang mengingatkanku kepadanya. Bola mata yang sama yang selalu berhasil membuatku tenang.

"Bunda tunggu sini sebentar, aku ambil-" aku memeluk tubuh mungil gadisku dalam dekapanku.

"Tinggallah," ucapku, "jangan tinggalkan bunda sendirian." Aku memeluk erat badannya yang hangat dimana saat ini ia membalas pelukkanku dengan tangan kecilnya.

"Tenang saja. Aneta tidak kemana-mana. Aneta akan selalu bersama bunda."

Aku tahu. Aku tahu kalau kamu tidak akan meninggalkanku. Karena kamu satu-satunya milikku. Kamu satu-satunya yang mengingatkanku kepadanya. Orang yang sangat aku cintai. Kekasihku, suamiku dan juga ayahmu.

Aku akan menjagamu dengan seluruh kekuatanku. Anakku.

Her Sweet Breath ✔ ( TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now