Aku memandang penuh pertanyaan pada Kinara tapi tak dijawab, ia malah mengalihkan matanya pada Jared dan Janet seakan berkata, 'tanyakan saja kepada mereka'.

"Kemarin Bunda cerita... Uncle itu beneran ayah kita?" Tanya Jared tanpa basa-basi.

Sekilas aku memandang Kinara meminta persetujuan, ia kemudian mengangguk mempersilahkan aku menjawab pertanyaan Jared.

Jared masih menatapku tajam, aku meneguk ludahku, sambil mengangguk. "Iya, Uncle beneran ayah Jared juga Janet..."

Jantungku berdebar menunggu reaksi apa yang akan diberikan oleh mereka. Entahlah apa yang akan terjadi jika Double J tidak menerimaku sebagai ayah mereka. Aku melihat Janet dan Jared saling pandang, keheningan menyelimuti ruangan ini seberapa saat.

"Gak ada yang mau ngomong lagi setelah kemarin marah-marah dan mukul Uncle?" Tanya Kinara melihat kedua anaknya terdiam.

Kinara menegur Jared yang masih dengan aksi diamnya, tidak mau membuka suara untuk meminta maaf sudah memukulku. "Enggaj Bun. Red gak akan minta maaf sama Uncle, Uncle sendiri kok yang nyuruh mukul setiap orang yang bikin Anet nangis. Ya kan, Uncle?"

Kinara menatapku tidak percaya telah mendoktrin anak lelakinya kekerasan, aku hanya meringis. Dari tatapan Kinara ia seakan mengatakan 'kita belum selesai dengan urusan ini.'

Aku mengangguk pada Jared, "Uncle yang salah kok, gak ada yang perlu dimaafin."

Mataku jatuh pada Janet yang sedang gelisah ditempat duduknya, beberapa kali ia berbisik pada Kinara agar Kinara yang menyampaikannya kepadaku, tapi Kinara menolaknya. "Bunda gak mau ah... Yang mau ngomong kan Anet bukan bunda."

"Anet mau ngomong apa sama Uncle?" Tanyaku tak bisa lagi menyimpan rasa penasaranku.

Janet akhirnya mendongak dan menatap mataku dalam, "Unc- ah, Uncle..."

Telapak tanganku terasa basah, gugup menunggu setiap kata yang akan diucapkan Janet. Dengan malu-malu Janet menunduk tak mau menatapku.

"Anet minta maaf ya udah bilang Uncle jahat...," ucapnya lebih seperti bisikan halus. "Bunda udah cerita semuanya."

Bibirku tiba-tiba saja mengering, percampuran senang dan haru. Setidaknya mereka tidak menolak kehadiranku, itu saja lebih dari cukup. Belum sempat aku menjawab kata-kata Janet, ia menatapku. "Uncle mau kan maafin Anet?"

"Uncle udah maafin Anet kok. Malah Uncle yang mau minta maaf... Maaf selama ini gak ada disamping Anet, Kak Red dan Bunda..." Aku meneguk ludahku sambil mengusap kasar wajahku. Buru-buru aku menghapus kasar airmata yang mengalir melewati pipiku tanpa bisa aku cegah, "Uncle bener-bener minta maaf... Sudah melewatkan semuanya."

Aku bisa melihat airmata dipelupuk mata Kinara, Ia mengusap kemudian mengecup puncak kepala Janet dan Jared.

"Kalian mau kan maafin Uncle?"

Janet dan Jared menatap Kinara yang sudah sama-sama meneteskan airmata. Kinara sudah menghapus airmatanya cepat dan mengangguk sambil tersenyum pada Double J.

Lagi-lagi airmataku mengintip dari pelupuk mataku, begitu bahagia saat melihat mereka berdua mengangguk bersamaan. Semuanya terasa lebih ringan dalam satu hembusan kasar, aku merasakan lega yang luar biasa bercampur rasa bahagia.

Broken Vow (SERIES 2)Where stories live. Discover now