Sadar akan teguran Wonpil, mata Mark mengerjap dan mengangguk kaku. Tapi terlambat, saat ingin meraih ponselnya getaran panggilan dari Jackson berhenti. Mark pun menghela nafasnya, tapi tiba tiba ponselnya bergetar lagi. Tapi kali ini hanya getaran menandakan pesan masuk, dan satu pesan dari Jackson.

Angkat teleponku!

Hanya itu pesan dari Jackson, sebuah pesan perintah untuk Mark mengangkat panggilan dari Jackson. Mark pun memainkan jari jarinya untuk membalas pesan dari Jackson.

Aku akan menghubungimu kembali nanti, bersabarlah.

Setelah membalas pesan dari Jackson, Mark pun menyimpan ponselnya kedalam saku celananya. Beranjak dari duduknya, dan menutup buku yang sedari tadi ia baca.

Sadar akan gerakan Mark, Wonpil pun angkat bicara, "Kau mau kemana Mark?" tanyanya seraya melirik Mark.

"Ehm, aku harus kembali ke kelas." Mark tidak yakin dengan jawabannya yang mengatakan ingin ke kelas, apakah ia benar benar akan ke kelas dan menelpon Jackson di kelas?

Jawabannya tidak mungkin.

"Buru buru sekali, nanti saja bareng dengan kami." ucap Wonpil seraya melirik Sungjin.

"Tapi aku harus ke loker juga ingin mengambil sesuatu, tidak mungkin kan jika kalian menemaniku ke loker juga?" kata kata itu terucap begitu saja, Mark tidak punya alasan yang lain.

"Apa yang ia katakan benar, biarkan dia duluan," ucap Sungjin kepada Wonpil. "Ya sudah Mark kau boleh duluan." lanjut Sungjin lagi seraya tersenyum. Dan Wonpil pun akhirnya mengangguk.

Setelah mendapat anggukan dari Sungjin dan Wonpil, Mark pun keluar dari perpustakaan dan berjalan dengan cepat. Ia tidak mau berpapasan dengan Jaebum saat ini. Tapi arah yang ia lewati berbanding terbalik dengan yang ia ucapkan tadi, ia tidak kembali ke kelas ataupun ke lokernya. Tapi ia berjalan ke arah toilet, mungkin bagi Mark tempat itu sudah sepi. Mengingat sekarang jam istirahat, mungkin siswa laki laki kebanyakan memilih cafetaria ketimbang toilet.

Mark pun memasuki salah satu bilik toilet, Mark hanya melihat toilet itu sekilas dengan suasan hening. Dan ia berpikir jika memang toilet itu sepi, tapi sayang sekali pikiran Mark kali ini salah. Di salah satu bilik toilet terdapat seseorang, dan Mark tidak menyadari kalau salah satu dari bilik toilet tersebut pintunya ada yang tertutup.

***

JuniorPov

"Hft akhirnya aku bisa menyelesaikan panggilan alam ini." gumam ku pada diriku sendiri.

Aku pun membetulkan seragam celanaku, setelah selesai dengan urusan celana aku pun memegang kenop pintu toilet ini. Tapi tiba tiba aku mendengar suara pintu yang tertutup dengan kasar, aku pun terkejut. Alhasil aku tidak jadi membuka pintu toilet ini.

"Tidak bisa lembut sedikit jadi orang." gerutuku. Aku pun memegang kenop pintu kembali, tapi saat ingin membukanya aku sedikit terkejut dengan suara yang sangat aku kenali.

Suara Mark.

Aku pun mengurungkan niatku untuk keluar dari bilik ini,

"Ada apa menghubungiku tadi."

Sepertinya dia sedang bertelepon dengan seseorang.

"Aku sedang berada di toilet, tadi aku sedang berada di perpustakaan bersama Sungjin dan Wonpil. Tidak mungkin sekali aku mengangkat teleponmu didepan mereka."

Aku semakin mempererat pendengaranku,

"Tidak, aku tidak bersama Yugyeom. Aku belum melihatnya hari ini."

Yugyeom? Dia menyebut nama Yugyeom, berarti dia sedang bertelepon dengan orang lain. Bukan bertelepon dengan Yugyeom.

"Hanya itu? Kau tadi menghubungiku hanya ingin mengatakan jika kita harus bertemu di cafe dekat sekolah?"

Mark ingin bertemu siapa?

"Kau membuang waktuku Jack, aku akan memberi tahu Yugyeom nanti."

Jack? Apa itu Jackson?

"Baiklah, seperti biasa 30 menit setelah bell pulang sekolah."

Aku harus memberi tahu Jaebum tentang ini, aku pun kembali terkejut mendengar suara pintu yang dibuka dengan kasar.

Sepertinya Mark sudah keluar.

Aku pun mencoba perlahan lahan keluar, dan benar bilik itu sudah kosong. Berarti Mark memang sudah keluar.

"Jun! Kenapa kau mengindik indik seperti maling?" aku pun membelalakan mataku tiba tiba. Sialan kau Bam, mengagetkanku.

"Sejak kapan kau masuk?!" aku tidak terima dikagetkan olehnya, untung saja Mark sudah keluar. Kalau tidak bisa ketahuan.

"Baru saja, kau nya saja tidak sadar ketika aku membuka pintu ini." jelasnya, "Lalu kenapa kau berdiri depan pintu seperti itu? Kau tidak ingin masuk?" tanyaku yang sudah bisa menetralkan kagetku.

"Tidak, aku kesini hanya untuk menyusulmu. Ayo," akupun menghela nafasku dan mengangguk, "Ya sudah ayo kita kembali ke kelas." ajakku dan Bambam pun mengangguk.

'Jaebum harus tahu ini, dan Mark.. Maafkan aku.'

Tbc

Udh panjang kan yaa/??

Vote+komen for next chap,

Thanks..

Love~D

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now