Keduapuluhlima

19.5K 866 45
                                    


Sita tengah asyik memotong sayuran dikitchen setnya. Ia tersenyum merasakan sebuah pelukan hangat dari belakang dan senderan kepala Iwan di bahunya.

"Kamu yakin, mas gak nemenin nanti?" tanya Iwan memastikan Sita yang hanya ingin diantarkan saja oleh sopir pribadinya.

"Yakin mas. Mas kan nanti ada rapat penting. Aku cuma USG aja kok, gak bakalan lama. Abis itu aku ketempat mama. Boleh?" tanya Sita. Iwan mengecup kepala istrinya sayang.

"Boleh kok. Tapi kabarin aku nanti hasilnya ya sayang" ucap Iwan. Sita mengangguk ia lalu membalikkan badannya menatap wajah Iwan yang sangat hangat ketika menatapnya.

Iwan meraih dagu Sita, mengecup bibir Sita dengan lembut.

"Mas, udahan ah.. Aku kan lagi masak" ucap Sita ketika merasakan pagutan suaminya makin dalam. Iwan terkekeh pelan lalu membawa Sita kedalam pelukannya.

"Okey. Nanti malam aku tagih lo"

"Ihh., dasar suami mesum" ucap Sita melepaskan pelukannya lalu membalikkan badannya kembali, melihat sayuran yang tadi ia potong.

Iwan kembali memeluk Sita dari belakang. Menghirup aroma istrinya yang nanti akan ia rindukkan beberapa jam kemudian.

"Mesum-mesum gini, aku suami kamu yang paling ganteng loh" ucap Iwan. Sita mencebikkan bibirnya.

"Ihh.. Kegeeran. Sana berangkat. Nanti kamu telat lagi mas" ucap Sita. Iwan terkekeh pelan. Sita lalu mematikan kompornya. Ia lalu mengantarkan Iwan untuk berangkat kerja.

Iwan berhenti dipintu keluar. Ia lalu membalikkan badannya menatap istrinya yang sedikit gemuk karena hamilnya. Seperti biasa, Sita akan menyalim tangan suaminya. Dan Iwan akan mengecup singkat bibir Sita.

"Kamu hati-hati ya sayang. Jangan lupa kabarin aku" ucap Iwan. Sita mengangguk dan tersenyum menatap wajah suaminya.

"Iya, mas hati-hati juga. Cepat pulang ya" ucap Sita. Iwan tersenyum lebar menatap Sita.

"Iya, aku bakalan pulang cepet kok. Kan aku mau minta jatah sambil mau ngunjungin anak kita" ucap Iwan. Sita memukul pelan lengan Iwan. Iwan hanya tertawa mendapatkan perlakuan istrinya tersebut.

"Sana pergi. Dasar suami mesum" ucap Sita. Iwan terkekeh lalu menunduk membelai perut istrinya lembut.

"Ayah berangkat dulu ya nak. Kamu jaga bunda ya" ucap Iwan lalu mengecup lama diperut Sita. Sita tersenyum melihat perlakuan manis dari Iwan.

"Aku pergi dulu ya. Assalamualaykum" ucap Iwan.

"Waalaykumussalam mas" ucap Sita. Ia lalu tersenyum melihat punggung suaminya yang perlahan meninggalkannya. Setelah mobil yang dikendarai Iwan keluar dari gerbang. Sita kembali masuk kedalam rumah untuk bersiap-siap akan pergi kedokter kandungan.

**

"Gimana kondisi anak saya dok?" tanya Sita kepada dokter kandungan yang sedang melakukan USG. Dokter tersebut tersenyum lebar kearah Sita.

"Kandungannya sehat ibu. Nah nanti sekitar beberapa minggu lagi, kita bakalan bisa lihat kelamin anak ibu. Oh iya, apakah yang kemarin saya katakan sudah ibu laksanakan?" tanya dokter tersebut. Sita kembali duduk setelah pemeriksaannya selesai.

"Sudah bu, untuk pergi check up ke labor kan?" tanya Sita. Dokter tersebut tersenyum. Sita lalu memberikan sebuah kertas hasil dari check upnya kemarin kepada dokter kandungannya.

Dokter tersebut tertegun membaca tulisan dari kertas tersebut. Sita mengerutkan keningnya melihat dokter yang bergantian melihat kekertas dan kepadanya.

"Dokter. Memangnya ada yang salah?" tanya Sita. Dokter wanita tersebut menghela nafasnya panjang.

"Seperti dugaan saya sebelumnya bu. Saya harap ibu bisa berbesar hati. Kandungan ibu baik-baik saja. Hanya ibu yang kurang baik"

CantikDär berättelser lever. Upptäck nu