Pertama

37.3K 1.3K 19
                                    

"Kirana"

"Hadir bu"

"Laras"

"Hadir bu"

Seorang guru wanita sedang mengabsen satu persatu siswanya.

"Kira, gue tahu lo laper, tapi jangan makan mulu dong. Lihat badan lo sekarang, maaf ya Kira, bukan maksud gue nyinggung lo, tapi sumpah, gorengan itu gak baik". Ucap Laras melihat Kirana mencuri-curi kesempatan memakan gorengan yang berada di tangannya saat gurunya mengabsen teman-temannya.

"Kirana, kalau kamu mau makan lagi, silahkan keluar dari kelas saya" ucap guru tersebut yang memergoki Kirana yang tengah mengunyah makanannya.

"Ma.. Maaf bu Ana". Ucap Kirana menunduk malu sambil menelan makanan yang berada didalam mulutnya. Beberapa orang siswa menertawai Kirana yang dimarahi oleh bu Ana.

"Badan udah kayak gajah, masih aja makan" gerutu Bu Ana sedikit berbisik, namun dapat di dengar oleh seorang siswa laki-laki yang duduk di bangku depan. Ia lalu menatap Kirana kasihan. Ia lalu mendesah pelan.

'Kirana, sampai kapan lo kayak gini?' batin siswa tersebut.

Ting..Ting..

Bunyi bel istirahat berbunyi. Bu Ana segera membereskan peralatan mengajarnya. Ia lalu melangkah keluar kelas diikuti para murid yang mengekor dari belakangnya.

Kirana dan Laras berlari kearah kantin yang telah penuh dengan para siswa yang hendak membeli makanan pengganjal perut sampai jam pulang sekolah selesai.

"Yah abis" ucap Kirana kecewa saat melihat sebuah keranjang makanan kosong.

"Kenapa Kira?" tanya Laras.

"Itu tuh, makanan kesukaan gue abis". Ucap Kirana kecewa.

"Yaelah, lo kan bisa beli yang lain, lagipula di kedua tangan lo udah penuh dengan makanan Kira. Jadi, makan aja yang itu, toh kehabisan tahu brontak kesukaan lo gak membuat lo kelaperan kan?" tanya Laras memutar kedua bola matanya jengah.

Kirana kemudian mengangguk dan membayar semua makanannya.

"20 ribu rupiah neng" ucap Mamang kantin.

"Ini mang". Ucap Kirana sambil memberikan selembar uang dua puluh ribu ke Mamang.

"Neng Kira, banyak banget makanannya, emang habis ini yah?"

"Habis kok mang" ucap Kirana sambil tersenyum ke arah mamang, kemudian berjalan keluar kantin menuju kelas.

"Ya Allah Ki, lo gak takut bb lo naik lagi?" ucap Laras saat melihat Kirana mengeluarkan makanannya ke atas meja kelas.

"Gak" ucap Kirana sambil membuka plastik pembungkus makanan dan melahap habis gorengan tempe.

"Ki, gue tahu, lo tu stres menghadapi ini semua, tapi sumpah deh, lo gak boleh kayak gini terus, ntar banyak penyakit yang lo dapetin. Lagipula kita masih remaja Ki, masih mudah untuk nurunin bb, lo masih yakin gak mau nurunin?"

Kirana hanya menggeleng sambil mengunyah sebungkus bihun pedas. Laras hanya menggeleng melihat tingkahlaku sahabatnya tersebut.

"Nih, buat lo" ucap seorang siswa laki-laki sambil memberikan sebungkus tahu brontak yang tadi di cari-cari Kirana.

Kirana mendongakkan kepalanya keatas mencari tahu siapa yang memberikan makanan kesukaannya kepadanya. Seketika pipi Kirana bersemu merah.

"Ma.. Makasi Wan" ucap Kirana menundukkan kepalanya.

"Iya sama-sama" ucap Iwan tersenyum manis dan kembali duduk di bangkunya yang berada di depan. Kirana memandang punggung Iwan dan tersenyum sebentar sambil mengunyah makanannya kembali. Laras hanya bisa tersenyum bahagia melihat sahabatnya Kirana yang sedari dulu menyukai Iwan yang adalah cowo most wanted di sekolahnya tersebut. Tapi Iwan yang mempunyai sikap cool dan hanya orang-orang tertentu yang dapat berbicara dengannya.

CantikWhere stories live. Discover now