Ketigabelas

19.9K 844 10
                                    

Iwan tengah mendengus kesal. Kepalanya seakan terasa pecah melihat disekelilingnya saat ini. Mejanya yang penuh dengan kotak-kotak berbungkus kertas kado warna-warni, belum lagi tumpukan kertas-kertas amplop yang kebanyakan berwarna merah muda memenuhi laci mejanya. Adam yang tengah berdiri disebelahnya mengerutkan keningnya melihat banyak tumpukan kotak di atas meja Iwan. Ia terkekeh geli mendengar Iwan yang terus saja mendengus keras.

"Lo udah kayak banteng aja dengus-dengus mulu dari tadi" ucap Adam sambil terkekeh menepuk pundak Iwan. Iwan hanya menatap datar Adam saat ini. Moodnya yang sudah jelek pada saat baru saja menginjakkan kaki disekolah, malah kini bertambah jelek melihat mejanya yang berantakan.

"Kalau lo nggak mau, coklatnya untuk gue aja" ucap Adam memberi saran.

"Ambil aja, buat lo semua. Lagian gue aneh aja, valentine masa dirayain. Emang apa coba istimewanya. Datang dari mana coba? Budaya asing pake ditiru segala" gerutu Iwan sambil mengambil kantong plastik yang disodorkan Adam guna menaruh amplop-amplop pink tersebut dan hendak membuangnya ke tong sampah.

"Ya.. Menurut gue sih, spesialnya cuma dapat coklat gratis" balas Adam sambil ikut memungut kotak-kotak kado tersebut. Setelah semuanya bersih kembali, Iwan menghela nafasnya lega. Ia berharap dengan beresnya mejanya saat ini dapat memperbaiki moodnya walaupun sedikit.

Baru saja Iwan mengeluarkan botol minumannya, seorang siswi sudah berdiri di samping mejanya. Iwan mengangkat alisnya sebelah. Memberikan tatapan bertanya.

"Anu.. Iwan, ini" ucap Siswi yang tidak dikenal namanya oleh Iwan menyodorkan sebuah kotak yang dibalut kertas kado bergambar hati tersebut.

"Makasih" ucap Iwan singkat. Siswi tersebut meletakkan kadonya diatas meja Iwan dan tersenyum kikuk sambil pamit meninggalkan Iwan.

"Haha, Wan, enak banget jadi lo, dapat coklat gratis mulu dari tadi, nah sedangkan gue, satu kotak aja gak ada" ucap Adam dengan tatapan sedih.

Iwan menjitak kepala Adam. Yang dijitak meringis sambil memegang jidatnya yang tadi dijitak.

"Kampret lo" umpat Adam.

"Lagian elo.. Di agama kita gak ada namanya Valentine-valentinan" ucap Iwan datar. Ia kemudian melempar kado yang diberi siswa tadi kearah Adam.

"Hee.. Iya deh pak ustad" ucap Adam sambil memutar bola matanya jengah.

Baru saja Adam menoleh kearah pintu masuk kelas, senyumnya terkembang melihat siapa yang baru saja masuk kedalam kelas.

Ya siapa lagi kalau bukan Laras, si gadis cantik yang terkenal akan kecantikan dan kesupelannya, belum lagi otaknya yang cerdas dan banyak lagi talenta yang ia punya, membuatnya dikenal seantero sekolah, apalagi ia adalah siswi yang menjadi incaran para siswa laki-laki disekolahnya. Termasuk Adam yang sempat menaruh hati kepada Laras. Sedangkan gadis itu tidak tahu menau soal tersebut. Dan menganggap semua orang adalah teman.

"Lihatin siapa sih? Senyum mulu lo" ujar Iwan. Adam hanya berdecak kesal ke arah Iwan dan kembali menyandarkan punggungnya ke bangku.

**

"Ras, lo pulang sekolah nanti ada acara gak?" tanya seorang kakak kelas laki-laki ke arah Laras. Gadis tersebut membenamkan kekesalan dalam hatinya. Karena baru saja mendaratkan bokong keatas bangku, ia sudah diganggu oleh hal-hal yang setiap hari harus di alaminya. Ia kemudian mengulas sebuah senyuman manis.

"Wah, kalau acara, gue banyak bang, secara gitu, gue kudu les, latihan band, latihan taekwondo gue, ya gitu deh, palingan jam bebas gue jam delapan malam, itupun jam tidur gue" tolak Laras. Ia harus melakukan hal tersebut, agar tak seorang lelaki pun yang berhasil mengajaknya pergi. Ia terlalu takut untuk menjalin hubungan yang khusus dengan lawan jenis. Apalagi mengingat ia masih remaja. Masih ingin bebas-sebebasnya tanpa terikat suatu hubungan spesial.

CantikWhere stories live. Discover now