Kedelapan

19.5K 968 10
                                    

Setelah diantarkan Adel pulang kerumah, Kirana segera memasuki kamarnya dan melaksanakan shalat isha. Setelah itu ia kemudian berjalan ke arah balkon kamarnya. Ia berdiri dan mengamati langit malam yang dihiasi sedikit bintang. Ia menghirup nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan.

Setetes air mata lolos dari matanya dan membasahi wajah Kirana. Ada perasaan rindu yang tengah ia rasakan didalam hatinya. Ia merindukan kedua orangtuanya. Ia merindukan ayahnya yang masih bekerja diluar negri dan merindukan ibunya yang ia sendiri tak tahu menau kabarnya, dimana ibunya berada sekarangpun ia juga tak tahu. Ia menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya dan membiarkan air matanya terjatuh. Isakkan pun lolos dari bibirnya saat ini. Merasakan kangen yang luar biasa membuat dadanya begitu sesak.

Pelukan dari belakang membuatnya tersadar dan seketika menoleh ke arah samping, mendapati nenek tengah memeluknya hangat. Kirana memeluk neneknya erat dan terisak dipelukannya.

"Nek, Kira kangen papa sama mama nek" ucap Kirana disela tangisannya. Nenek mengusap punggung Kirana lembut. Ia berusaha memberikan kehangatan dan kenyamanan pada Kirana.

**

"Gimana Ki? Jadi dietnya?" tanya Adel saat Kirana meletakkan tasnya keatas meja.

"Engg.. Jadi.. Mungkin" ucap Kirana tidak yakin dan langsung mendaratkan bokongnya keatas bangku.

"Loh, kok mungkin sih Ki?"

"Ya, aku baca bukunya tadi malam, tapi susah banget, harus olahraga, harus makannya kebanyakan sayur dan buah, aku kan gak suka sayur Del, kalau buah sih oke".

"Hmmmm.. Ya udah nanti pulang sekolah ke rumah gue, kita tanyain ke pakarnya oke".

"Pakar? Siapa emang?"

"Kakak cewek gue, tenang aja, kakak gue baik kok"

"Oke" ucap Kirana berakhir saat melihat guru masuk kedalam kelasnya.

**

Kirana sekarang tengah berada didalam mobil Adel yang sedang melintasi deretan rumah-rumah mewah. Mereka berhenti disebuah rumah yang besar dan pagarnya berwarna coklat tua. Pintu gerbang rumah terbuka otomatis dan mobil pun masuk kedalam pagar memperlihatkan pekarangan rumah yang begitu cantik dihiasi berbagai macam tanaman bunga serta air mancur mini yang berada ditengah taman.

"Indah banget" ucap Kirana mendongakkan wajahnya keluar dari jendela mobil. Adel hanya terkekeh melihat kelakuan Kirana.

"Kita sampai" ucap Adel membuka pintu mobilnya diikuti Kirana. Mereka kemudian memasuki rumah lewat pintu utama yang dibukakan oleh seorang pelayan wanita.

"Ki, cepetan" ucap Adel membuyarkan lamunan Kirana yang tengah memperhatikan deretan foto yang terletak dilemari pajang dekat ruang tamu. Kirana kemudian berlari kecil menyusul Adel yang telah berjalan duluan didepannya.

"Assalamualaykum kak" ucap Adel menghampiri seorang perempuan yang tengah membaca sebuah majalah disebuah sofa santai.

"Waalaykumussalam, hai dek" ucap Wanita tersebut dengan tersenyum, matanya beralih ke arah Kirana yang berdiri disamping Adel.

Kirana memperhatikan wanita cantik didepannya yang tidak lain adalah kakak perempuan Adel. Kirana sempat terperangah karena kakak perempuan Adel sangat cantik menurutnya.

"Kak, kenalin temen aku, Kirana, yang kemarin aku ceritain" ucap Adel memperkenalkan Kirana.

"Oh, ini Kirana toh, kenalin Winda, kakaknya Sis.." ucapan Winda terputus saat mendapati pelototan tajam dari Adel alias Siska.

"Omm.. Maksud kakak, gue kakaknya Adel" ucap Winda dengan nyengir mendapati deretan gigi yang rapi dan gigi seri atas yang panjang seperti gigi kelinci.

CantikWhere stories live. Discover now