bag 6

68.9K 5K 30
                                    

Sasti berjalan dengan cepat mengikuti Satria yang sudah terlebih dahulu berjalan ke tempat Pak Dirjen, orang-orang dari pengembang dan juga Direktur serta staff dari Unit di Kantornya berdiri mengamati situasi di lokasi proyek. Disaat langkahnya semakin dekat ke tempat tersebut Sasti teringat dengan kakinya yang mengenakan sendal jepit, tidak mungkin bergabung dengan mereka semua sambil memakai sendal kayak gini batin Sasti dengan kepala sedikit menunduk melihat kakinya.

Sasti bergantian menatap heels yang ia jinjing dengan kakinya yang beralaskan sendal jepit, ganti aja kali yaa pikirnya. Dengan bimbang Sasti pun menukar alas kakinya kembali dengan heels sedangkan sendal jepit milik Satria ia masukkan ke dalam tasnya, lalu berjalan perlahan mendekat ke samping Pak Dirjen.

"Ehh.. kok kau lama? Ngapain dulu sama Satria?" tanya Pak Dirjen saat menyadari kedatangan sekretarisnya itu.

"Hah..engga ngapa-ngapain kok pak" Sasti yang ditanya seperti itu sedikit kaget.

"Kirain ngapa-ngapain dulu kalian" ucap Pak Dirjen dengan tatapan menggoda Sasti lalu melirik ke arah Satria.

"Tadinya mau ngapa-ngapain dulu pak, tapi Sastinya engga mau" celetuk Satria.

Sasti yang mendengar ucapan Satria menoleh kaget dengan kedua mata melotot ke arah Satria. Sedangkan Satria hanya tersenyum sekilas lalu memasang muka datar kepada Sasti.

Pak Dirjen tertawa lalu perhatiannya kembali ke proyek, ia memutuskan untuk berjalan berkeliling melihat situasi di proyek tersebut. Pak Dirjen, Direktur dan Satria berjalan lebih dahulu di depan, sedangkan Sasti, staff dari Unit dan beberapa orang dari pihak pengembang mengikuti dari belakang.

Sasti terus tersenyum meski dalam hatinya mengeluh tiada henti karena heels yang ia gunakan membuatnya susah berjalan dengan cepat mengikuti tiga orang penting yang telah berjalan lebih dahulu di depan.

Pak Dirjen dan Direktur tampak serius mendengarkan penjelasan yang diutarakan oleh Satria, sedangkan salah satu staff dari unit mencatat penjelasan tersebut, sedangkan satu staff yang lain sibuk mengambil gambar menggunakan kamera.

"Hei kau, coba foto kita dulu" ucap Pak Dirjen kepada staff yang bernama Asep.

"Siap pak" balas Asep dengan sigap ia langsung mengambil posisi siap mengambil gambar.

Pak Dirjen, Direktur, dan Satria pun berdiri berdampingan.

"Pak Udin sini kau ikut juga" seru Pak Dirjen sambil melambaikan tangan memanggil Pak Udin.

Pak Udin pun langsung merapatkan diri, berdiri di samping Pak Dirjen.

"Sasti..kau ikut juga, berdiri sana sebelah Satria" seru Pak Dirjen lagi.

Sasti mengangguk lalu berjalab ke arah Satria, 2 langkah lagi namun entah kenapa Sasti seperti kehilangan keseimbangan.

Hup!

Jantung Sasti berdebar kencang, namun hal yang ia tunggu tak terjadi. Ia tidak jatuh ke jalan rusak berbatu tersebut.

Satria menahannya, tangan kekar milik lelaki tampan itu telah melingkar dipinggang Sasti membuat jantungnya berdebar semakin kencang.

Sasti langsung membetulkan posisi berdirinya, "Makasih.." ucapnya pelan kepada Satria yang telah menarik tangannya dari pinggang Sasti.

Satria tampak tak acuh, lelaki itu kembali menatap ke depan. Sasti pun ikut menatap kamera yang telah dibidikkan ke arah mereka semua.

"1..2..3... ckrek!"

"Sekali lagi" ucap Pak Dirjen yang memang senang di foto.

"1..2...3...ckrek!"

DIA (BANYAK DIHAPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang