bag 4

74.8K 5.3K 22
                                    

Bukan hanya Ratna yang berharap kalau hari ini adalah hari minggu, Sasti pun berharap demikian. Semalaman membicarakan kembali masa kuliah dan juga kejadian dalam kurun waktu empat tahun belakangan ternyata tidak cukup, mereka berdua masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk melepas rindu.

Meski beberapa cerita sudah pernah Ratna ceritakan melalui whatsapp maupun telpon tapi tetap saja rasanya berbeda dengan diceritakan secara langsung.

Untung saja Naresh sedikit rewel semalam membuat Sasti dan Ratna harus menyudahi obrolan mereka tepat jam 1 dini hari, kalau tidak bisa saja obrolan itu terus berlanjut sampai pagi hari.

Pagi harinya, Sasti beserta Naresh dan juga Ratna meninggalkan apartment Sasti tepat jam 5.45 wib. Meski Sasti sudah menawarkan kepada Ratna untuk berangkat belakangan karena kalau berangkat jam segitu berarti jam setengah 7 Ratna sudah sampai di kantornya dan itu masih terlalu pagi untuk jam masuk di kantor Ratna, namun Ratna menolaknya dengan alasan merasa iseng sendirian di apartment.

"Dadah Ayesh" Ratna melambaikan tangannya setelah keluar dari dalam taxi.

"Hati-hati ya Na, ayesh dadah dulu dong sayang sama tante Ratna" ucap Sasti, namun Naresh tak menggubrisnya karena masih mengantuk. Sedari tadi ia terus mengerjapkan kedua matanya.

"Kasian itu bocil lu bawa-bawa terus, ehh iyaa lu masih utang cerita Sas!" seru Ratna sebelum pergi semakin jauh.

Sasti tersenyum memandang punggung Ratna yang semakin lama semakin mengecil dari penglihatannya itu, "Ayo jalan pak" ucap Sasti kemudian kepada supir taxi.

--

Ting nong...

Suara bel dari dalam ruangan Pak Dirjen yang terdengar hingga ke lorong depan maupun lorong menuju ruangan staff, mambuat Sasti yang sedang di Ruang Rotan berlarian.

Setelah memasukkan kode access pintu, Sasti langsung masuk ke dalam ruangan Pak Dirjen.

"Iya pak..."

"Siapkan tiket ke Palembang ya, berangkat besok pagi pulangnya lusa sore aja" ucap Pak Dirjen sembari mengunyah potongan buah segar.

"Baik pak, untuk hotelnya ada referensi?"

"Coba konfirmasi ke Unit, mereka yang handle urusan hotel"

"Baik pak, ada lagi yang lain?"

"Engga itu aja..."

Sasti sedikit membungkukkan badannya berniat untuk mengambil piring buah yang sudah kosong, "Piringnya saya bawa keluar ya pak".

Sambil memegang piring kosong tersebut, Sasti masuk ke dalam ruang belakang bermaksud mengambil cangkir kopi yang ia letakkan tadi pagi.

"Permisi pak" ucap Sasti sebelum keluar.

Di mejanya..

Sasti bergegas menghubungi Apriyani untuk memesan tiket pesawat, baru saja ia mengangkat gagang telepon, suara bel dari dalam ruangan Pak Dirjen kembali berbunyi. Segera ia meletakkan asal telepon tersebut, lalu masuk ke dalam ruangan Pak Dirjen.

"Iya pak?"

"Tiketnya jangan untuk saya aja, kamu juga berangkat" ujar Pak Dirjen.

"Baik pak" balas Sasti lalu keluar dari ruangan Pak Dirjen.

Sasti mengangkat kembali telepon, lalu memencet ulang nomor travel milik Apriyani, begitu tersambung Sasti langsung memesan tiket pesawat ke Palembang sesuai dengan perintah Bosnya itu.

Setelah mendapatkan email yang berisi e-ticket untuk dirinya dan juga Pak Dirjen, Sasti kembali mengangkat telepon mencoba untuk menghubungi Unit terkait hotel yang akan digunakan Pak Dirjen.

DIA (BANYAK DIHAPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang