--

"Mamiiiii" seru Naresh saat melihat Sasti yang muncul dari balik pintu kaca ruang penitipan anak.

"Sayang..." balas Sasti dengan kedua tangan terbuka, Naresh langsung berlari dan melompat ke pelukan Sasti.

"Uhh..anak mami makin berat aja nih" ucap Sasti sembari menggendong Naresh.

"Naresh makannya pinter bu, engga pilih pilih" ucap Sari, salah seorang petugas di tempat penitipan anak.

"Masa sih? Hebat ya anak mami, sini mami kiss dulu" Sasti langsung menghadiahi Naresh kecupan di pipi kanan dan pipi kiri.

Yang dicium hanya terkekeh sembari menyipitkan matanya.

"Makasih ya mba Sari, tapi besok Ayesh engga kesini, saya mau dinas soalnya" ujar Sasti.

"Ohh dinas kemana bu?"

"Ke Palembang, baiklah saya pamit ya, Ayesh dadah dulu sama mba Sari nya"

Naresh melambaikan tangannya ke arah mba Sari dengan girang, "Dadah..dadah mbak ayi" teriak Naresh.

Sembari menggendong Naresh, Sasti berjalan menuju gerbang keluar. Sesampainya di depan, ia memilih untuk berdiri di halte yang terletak tak jauh dari kantornya.

"Mi kita mau kemana?" tanya Naresh yang sedang memilin rambut Sasti.

"Kita pulang kerumah nenek ya sayang" jawab Sasti lembut.

"Ayesh ndak mau pulang ke lumah nenek, Ayesh maunya.. maunya pulang ke lumah mami" ujar Naresh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Loh kenapa? Di rumah nenek kan enak, ada Kevin sama Ican"

"Ndak enak, di lumah nenek ndak ada mami. Ayesh ndak mau..hikss..hiksss" Naresh mulai menangis di leher Sasti.

"Cep...cep.. anak mami ga boleh cengeng ahh" Sasti mengelus-ngelus punggung Naresh.

"Ayesh ndak mau...hikss...Ayesh mau sama mami aja..hikss..hikss...huaaaa" tangisan Naresh semakin menjadi.

"Iyaa..Ayesh sama mami, cep..cep...udahh ahh nangisnya" Sasti menciumi pucuk kepala Naresh yang berada dibawah dagunya.

"Janji ya..hikss...Ayesh sama mami aja...hikss"

"Iyaa sayang, Ayesh sama mami"

Niat Sasti untuk pulang ke ruma ibunya pun menjadi batal karena Naresh yang tak ingin ditinggal, akhirnya Sasti memilih untuk pulang ke apartementnya.

Sasti melambaikan tangan kepada taxi biru yang berjalan ke arahnya, begitu taxi tersebut berhenti tepat didepannya Sasti langsung membuka pintu belakang, masuk ke dalam taxi tersebut.

"Ke Apartment Kristal ya pak, di Terogong Raya"

"Maaf bu, itu di daerah mana ya? Saya dari pool Bekasi bu, engga ngerti daerah sini"

"Cilandak pak, nanti saya arahkan"

--

Waktu menunjukkan pukul 2 pagi, Sasti yang sudah terbangun bergegas untuk mandi dan bersiap untuk mengantar Naresh ke tempat ibunya. Ia sengaja memilih membawa Naresh dalam keadaan tertidur agar bocah itu tak menangis.

Sebenarnya ada rasa tak tega meninggalkan Naresh dengan cara seperti itu, tapi mau bagaimana lagi. Ia tak mungkin membawa Naresh serta ke Palembang.

Jam belum menunjukkan pukul 3 pagi, pelan-pelan Sasti mengangkat Naresh dari kasur. Sembari menggendong Naresh dengan tangan kiri, tangan kanan Sasti menjinjing tas pakaiannya.

DIA (BANYAK DIHAPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang