Ya, meski pun memang habis ini ia akan melakukan promosi album baru, tapi tetap saja ia tidak mau membiarkan waktu reanggangnya terbuang sia – sia hanya untuk berbaring di atas kasur sambil memikirkan Son Wendy. Oh sungguh, itu adalah kegiatan yang paling menyiksa fisik dan batin.

Ia selesai berlari. Kedua kakinya tergerak menghampiri tas olahraga yang tergeletak manis di atas kursi. Mengambil ponsel lalu memeriksanya, percaya atau tidak, ia akui kalau ia bodoh karena masih menyimpan harap kalau Wendy akan menghubunginya.

Alih – alih Son Wendy, malah nama Bacon yang baru saja mengiriminya pesan.

Bacon : Chanyeol-ie~ kau dimanaaaaaaaa?

Hal yang paling membuatnya kesal adalah ketika Baekhyun bersikap berlebihan seperti ini. Tubuhnya seperti masuk ke dalam lubang cacing ketika membaca pesan itu, geli semua.

Chanyeol : Gym. Kenapa?

Bacon : Benarkah? O.o kalau begitu dua jam lagi kalau bisa sudah sampai di tempat latihan yaaa~~

Chanyeol : Iya.

Hanya dengan jawaban itu saja akhirnya Chanyeol mengangkat tas olahraganya, menggantungkannya di atas bahu kanan. Ia harus segera mandi dan ganti baju agar bisa cepat datang ke tempat latihan. Sebelum memasukan ponsel ke dalam saku, Chanyeol sempat menghentikan gerak karena menatap kotak pesan Wendy yang sudah lama tidak muncul notifikasi. Foto profil gadis itu terlihat begitu cerah dengan satu senyuman indah. Demi apapun, Chanyeol sangat sangat merindukan Wendy sekarang.

***

Chanyeol menunggu member lain di lobi. Memang semuanya sedang tidak ada kerjaan di dorm, mungkin itulah alasan Suho menentukan jadwal latihan mendadak. Mumpung tidak ada satu pun dari kami yang punya jadwal.

Seharusnya bisa saja Chanyeol langsung masuk ke dalam ruang latihan tanpa menunggu terlebih dahulu. Tapi di EXO ada satu tradisi aneh yang mengharuskan mereka masuk bersama – sama. Jadi bisa di bayangkan kalau satu grup sedang berjalan menuju ruang latihan ramai – ramai. Kadang kala Chanyeol tak bisa mengerti apa maksud Suho mematenkan tradisi itu sejak satu tahun yang lalu, tapi meski bingung Chanyeol masih saja menurutinya. Ngomong – ngomong tentang member lain, bukan kah seharusnya mereka yang datang lebih dulu?

"Yeol-ie!" Suara cempreng Baekhyun menyapa telinga. Chanyeol yang nganggur sambil main ponsel langsung menoleh, menemukan Baekhyun yang berjalan mendahului member tengah berlari ke arahnya. Ada apa sih dengan pria itu hari ini?!

"Kau menunggu lama, ya? Maaf, tadi macet di jalan." Baekhyun langsung berucap khawatir ketika sudah berdiri di hadapan Chanyeol.

"Tidak apa. Yang jadi masalah disini itu sikap anehmu! Kau baru saja dapat apa, sih? Sejak tadi sikapmu berlebihan sekali." Baekhyun hanya tersenyum tipis sambil memukul perut Chanyeol sekadar.

"Hei, aku ini cuma mau mengembalikan mood-mu yang akhir – akhir ini sedang jatuh." Chanyeol menghela napas panjang. Kalau alasan Baekhyun sedalam itu, tidak ada yang bisa ia lakukan selain diam.

"Kajja!" Jongdae menengahi sambil mendahului para member, sengaja berucap pada Baekhyun dan Chanyeol yang masih sibuk ngobrol. Kedua mata Chanyeol tak sengaja menangkap Lay yang berjalan di samping Xiumin tanpa fokus pada apa yang ada di hadapan. Pria itu sejak tadi memainkan ponsel. Dan imajinasi liar Chanyeol langsung menyimpulkan kalau-mungkin saja- Lay sekarang sedang berkirim pesan dengan Wendy.

Rangkul tangan Sehun pada bahunya membuat Chanyeol terpaksa memutus pandang dari Lay. Pria itu ikut berjalan mengikuti langkah Sehun yang tanpa ia sadari tengah senyum – senyum tak jelas. "Hyeong!"

"Apa?"

"Nanti jangan kaget, ya." Sontak Chanyeol menoleh pada Sehun. Dahinya mengernyit bingung, tapi belum sempat ia mengutarakan ke bingungannya, pintu lift keburu terbuka.

***

Pintu ruang latihan terbuka. Pemandangan tidak biasa menyapa retina Chanyeol beserta member lain yang dapat melihat jelas dari ambang pintu. Terutama Suho dan Jongdae yang berdiri di depan sendiri. Lampunya begitu petang, dan di tengah keremangan bagian tengah ruang latihan, ada lima lilin yang memutari seorang gadis bersurai coklat sambil membawa gitar.

"Chanyeol oppa!" Tak ada jawaban. Semua orang yang ada di sana terdiam kebingungan. Berpikir, dari mana datangnya gadis ini. Berbeda dengan Chanyeol, tubuh pria itu membeku karena ia bisa dengar suara itu. Suara yang sangat ia rindukan.

"Maaf, aku sudah membuatmu kecewa. Sebenarnya aku dan Lay oppa itu hanya men-aransemen lagu untuk memberimu kejutan di hari jadi kita. Rasanya malu sekali mengatakan ini, maka itu lampunya ku matikan. Oppa! Selamat hari jadi yang ke dua ya! Tak terasa sudah genap dua tahun kita menjalin hubungan. Aku akan menyanyikan lagu spesial untukmu."

CKLEK

Lampu yang tadi padam seketika terang benderang, ulah Suho yang tak bisa melepas pandang dari Wendy. "Kau...dan Chanyeol?" Jongdae menatap Wendy penuh kejut.

"Su—sunbaenim?!" Kedua mata Wendy membulat kala menemukan ke-sembilan member exo yang tengah menontonnya dengan ekspresi tak percaya.

"Jadi, lagu yang selama ini kita kerjakan untuk Chanyeol?" Itu suara Lay.

"Astaga! Kenapa selama dua tahun ini aku tidak tahu?!" Baekhyun menimpali dengan suara besar yang tak aturan.

Sedangkan Wendy sontak memejamkan kedua mata rapat – rapat. Ia mengangkat gitar hingga menutupi wajahnya. Jantungnya berdetak cepat sekali. Sungguh, ini bukan skenario yang sudah ia rancang jauh – jauh hari. Memalukan sekali.

"Su—sunbaenim, kalian jangan salah paham dulu. A—aku hanya... Aish, bagaimana ini?" Suara Wendy yang sebelumnya besar semakin melirih di makan rasa malu. Yang bisa ia lakukan kini hanya bersembunyi di balik tubuh gitar sambil berdoa kalau semua ini hanyalah mimpi.

Chanyeol masih diam disana. Ia tidak tahu harus berbuat apa, otaknya tiba – tiba berputar lambat. Seperti orang bodoh ia hanya berdiri disana sambil memandangi Wendy yang tengah menutupi wajahnya dengan kedua tangan gemetar.

Sedangkan Oh Sehun yang berdiri di belakang Chanyeol menggigit bibir bagian bawah kesal. "Dasar bodoh, Son Wendy. Kenapa dia bisa ada disini?" umpatnya tertahan.

MOMENTSWhere stories live. Discover now