Perlahan Wendy menoleh ke samping, jantungnya berdegup kencang ketika menyadari jika Chanyeol duduk di sampingnya sambil memainkan ponsel. Wendy meneguk ludah berat, ia mengeratkan genggaman pada ponsel. Sungguh rasanya canggung sekali.

Wendy menaikan volume suara-nya tinggi – tinggi. Berharap ia bisa melupakan Chanyeol yang sedang duduk di sampingnya, ia ingin melarikan diri dari situasi canggung ini. Lebih baik bersikap seolah – olah sedang sendiri di dalam ruang kosong ini. Stylist Yesung juga kenapa harus ikut keluar ketika artisnya keluar?

Tubuh Wendy berjengit ketika salah satu headseat-nya jatuh di atas pundak. Ia ingat betul kalau sudah menyumpalnya rapat – rapat, kenapa bisa jatuh?

"Kau bisa tuli." Hanya itu yang dikatakan Chanyeol setelah mencopot salah satu sisi headseat Wendy.

"Ah, ya." Wendy membalas sekadar, kemudian menurunkan volumenya. Belum sempat ia menyumpalnya lagi, Chanyeol kembali berucap;

"Ternyata kau masih menyimpan laguku."

"Huh?" Wendy menatap Chanyeol bingung. Sedangkan yang di tatap hanya menatap datar sebentar lalu kembali fokus pada ponselnya. Dan ketika itu pula, Wendy sadar kalau alunan lagu yang keluar dari headseat-nya adalah lagu Chanyeol yang pernah pria itu kirim lewat line; baru – baru ini ia mengunggahnya di akun soundcloud dengan judul You Are.

"Oh, ini." Salah tingkah, Wendy langsung menghentikan alun lagu. Ia melepas headseat-nya dan memasukannya ke dalam tas cepat. "Tadi hanya asal ke putar saja. Tidak sengaja, sungguh." Wendy menjelaskan tanpa menatap Chanyeol. Ia malu setengah mati.

"Biasa saja, tidak usah panik." Chanyeol berkomentar sekadar. Nada bicara pria itu sungguh tak berirama sama sekali. Dan hal itu membuat Wendy semakin merasa asing meski faktanya Chanyeol duduk di sampingnya seperti ini.

Hela napas panjang Wendy kembali keluar. Ia tidak mau jadi canggung seperti ini bersama Chanyeol, tapi ia juga tidak tahu harus menjawab apa kalau Chanyeol tiba – tiba bertanya tentang Lay.

"Wen,"

"Ya?" Wendy menatap Chanyeol yang juga tengah menatapnya. Binar mata pria itu sudah beda, tidak ada ekspresi dingin yang sejak tadi ia pertahankan. Hanya tinggal tatap teduh yang sebagian di tutup oleh hawa sendu.

"Aku hanya mau memastikan," Chanyeol menggigit bibir bagian bawahnya sejenak. Lalu mengeluarkan napas besar sebelum melanjutkan, "Sebenarnya hubungan kita ini apa? Masih ada harapan untuk berlanjut, hampir berakhir, atau memang sudah berakhir?"

Pertanyaan Chanyeol sungguh di luar dugaan. Tatap mata gelap pria itu semakin menumpuk beban rasa bersalah di bahu Wendy. Gadis itu hanya bisa diam, tak tahu harus menjawab apa. Pilihan jawaban yang di lontarkan Chanyeol tidak ada yang bisa ia pilih sama sekali.

"Aku sudah bilang padamu, terserah kau mau membawa hubungan ini kemana. Itu artinya kau yang memegang setir, dan tentu aku akan ikut dengan keputusan akhirmu." Chanyeol kembali melanjutkan.

"Kenapa kau semudah itu melimpahkan segalanya padaku, oppa? Kalau aku bilang kita berakhir, jadi kau akan menurut begitu saja? Tidak ada pikiran untuk menahanku?" Wendy sudah kelewat batas. Tapi sungguh, ia cuma kesal karena Chanyeol terlihat putus asa seperti ini. Ia tidak suka melihat Park Chanyeol yang kehilangan sinarnya.

Chanyeol terdiam cukup lama. "Jadi kau ingin kita berakhir?" Kedua mata Wendy terpejam frustasi mendengar pertanyaan Chanyeol. Pasti pria ini salah mengartikan ucapan Wendy, itulah yang ada di pikiran gadis itu.

"Bukan begitu, oppa. Tapi kau—"

"Wendy-ah, aku sudah bawakan kimbap mini kesukaanmu." Terpaksa Wendy mengulum kedua bibirnya, menatap manajernya sambil mengulas senyum lebar.

"Woah, sepertinya enak sekali." Seketika Wendy berdiri, menghampiri sang manajer untuk membantu membawakan kantung makanan.

"Chanyeol-ssi, kau belum makan? Aku bawa banyak makanan untuk di bagi." Manajer eonnie menawarkan Chanyeol yang masih duduk di tempatnya sambil mengepalkan kedua tangan.

"Sunbaenim, kau bisa memakan ini. Pasti lapar, kan?" Wendy memberi sebungkus kimbap untuk Chanyeol.

Pria itu tersenyum kecil sambil menyambut kimbap Wendy dengan sebelah tangan. "Terima kasih." Begitulah yang ia ucapkan sebelum akhirnya mereka makan kimbap bersama.

Lagi, mereka harus kembali bersikap seperti tidak mengenal sampai tidak seorang pun selain mereka disini. Bagaimana hubungan mereka akan baik kalau bicara berdua saja rasanya begitu sulit?

Dan Wendy yang biasanya di antar Chanyeol. Kini harus pulang bersama manajer-nya. Tidak mungkin mereka pulang bersama dalam situasi dan keadaan hati yang kacau seperti ini.

TBC

Dikit, ya? Hehe.

Maafin, tapi aku usahain setiap hari aku update kok

Leave your comments below, dear^^

MOMENTSWhere stories live. Discover now