Junior pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya, terlihatlah seorang pria yang berdiri dihadapan Junior, dia adalah Jaebum.

Jaebum pun langsung memeluk Junior, Junior pun heran akan sikap Jaebum yang tiba tiba memeluknya,

"Junior, kau tidak apa apa?" tanya Jaebum ketika melepaskan pelukannya.

"Memangnya aku kenapa?" Junior bertanya balik, mendengar pertanyaan Junior, Jaebum pun bingung.

"Mana Bambam?" tanya Jaebum lagi. Tapi sebelum Junior menjawabnya, Jaebum sudah berjalan memasuki rumah Junior.

"Bambam kau membohongiku." ucap Jaebum ketika sudah berada di hadapan Bambam. Bambam menaikkan satu alisnya,

"Kau datang ke sini hyung? Ku kira kau tidak akan datang." bukannya menjawab teguran Jaebum, Bambam bertanya balik.

"Sebenarnya ini ada apa? Kalian membuatku pusing!" Jaebum mengacak acakan rambutnya, ia kesal. Seperti dipermainkan.

Tidak ada yang berani membuka mulut.

"Kalian sudah mengacaukan rencanaku untuk mengikuti ayahku!!" teriak Jaebum. Sepertinya Jaebum lupa dengan fakta dimana ia berada, untung saja Jia -Ibu Junior, sedang tidak ada dirumah.

Junior menghampiri Jaebum, dan mengusap lengannya, "Ada yang ingin kita sampaikan padamu, kau tenang dulu." mendengar suara Junior yang begitu lembut Jaebum pun mengangguk lemah.

"Duduklah." pinta Junior, lalu Jaebum dan Junior pun duduk bersampingan.

Bambam pun mulai menjelaskan kejadian yang mereka lihat tadi disekolah, Jaebum pun merasa udara di sekitarnya panas. Ia mengepalkan tangannya,

"Kalian yakin seperti itu?" Bambam, Junior dan Junghwa pun mengangguk.

"Aku melihatnya sendiri Jackson membonceng Mark, sebelumnya aku tidak mengenali motor Jackson tapi ketika Junghwa berkata kalau ia mengenali motor itu, aku pun langsung teringat kejadian disaat aku menggantikanmu balapan. Aku langsung teringat motor itu, motor yang Jackson gunakan." jelas Junior, tangan Junior tidak lepas dari lengan Jaebum, ia tidak mau kalau Jaebum kehilangan kontrol emosinya.

Jaebum pun menghembuskan nafasnya pelan, "Aku percaya, tapi aku juga harus melihatnya langsung. Kalian mau kan membantuku membuktikannya?" Bambam, Junior dan Junghwa pun mengangguk.

"Terima kasih." ucap Jaebum seraya tersenyum tulus.

***

Di lain tempat, Jackson, Mark dan Yugyeom sedang berkumpul di rumah Jackson. Mereka sedang membahas rencana-rencana mereka, sedangkan Mark hanya diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Mark, kenapa kau diam saja? Bicaralah," tegur Yugyeom pada Mark.

Mark pun menghembuskan nafasnya, "Kau tahu Gyeom, berada di posisi ku itu tidak semudah yang kau bicaran. Ku mohon untuk kalian mengerti." ucap Mark tanpa memandang Jackson dan Yugyeom.

Jackson tersenyum kecut, ia tahu Mark belum sepenuhnya berpihak padanya. Tapi ia juga manusia yang punya hati terlebih lagi pada Mark yang notabene nya adalah kekasihnya, jadi dia tidak akan memaksa sekarang, tidak akan seperti Yugyeom yang protes pada Mark. Tapi Jackson juga mempunyai batas emosi dan batas kesabaran, jadi ia bisa menentukan kapan emosi nya dikeluarkan saat Mark tidak bisa menentukan pilihannya.

"Gyeom, kita bicara di taman belakang saja." akhirnya Jackson angkat bicara, dan beranjak meninggalkan ruang tamu. Ada rasa kecewa pada Mark, tapi ia tidak mau egois untuk menunjukannya.

"Ada apa, Jack." tanya Yugyeom ketika sudah sampai di taman belakang.

"Sudah sampai mana kau menghancurkan Junghwa?" tanya Jackson tutup point.

"Belum sama sekali," mendengar ucapan Yugyeom seperti itu Jackson langsung menatap Yugyeom tajam, "Dengar, semenjak aku datang Junghwa selalu dikawal dengan Junior. Aku tidak bisa menyentuhnya sedikitpun, feeling ku berkata bahwa Junghwa sudah menceritakan masa lalunya kepada kakaknya itu." jelas Yugyeom.

"Berarti sia sia saja ide tambahanmu itu." cibir Jackson, dan Yugyeom hanya menyengir tidak jelas.

"Bagaimana kalau kita langsung pada Junior saja?" usul Yugyeom.

Jackson langsung tersenyum miring, "ide yang bagus anak muda."

"Tidak!" Jackson dan Yugyeom langsung menoleh ke belakang, disana ada Mark yang berdiri dengan wajah yang geram, mungkin?

Jackson dan Yugyeom mengerutkan alis mereka, tidak mengerti dengan Mark yang datang lalu berbicara seperti itu.

"Aku tidak setuju dengan ide kalian, Junior pria yang baik, dia tidak tahu apa apa soal masa lalu kalian. Jika kalian ingin membalas dendam, langsung pada orang nya saja. Jangan menggunakan orang terdekatnya." mungkin baru kali ini Mark marah dan berbicara panjang.

"Apa kau menyukai Junior, Mark?" tanya Yugyeom, Jackson dan Mark langsung menatap Yugyeom tajam.

"Jaga bicaramu, Gyeom. Aku memang berpihak pada kalian, tapi aku masih mempunyai hati. Aku tidak ingin Junior seperti sepupuku, Youngjae." Mark menarik nafasnya, "dan untukmu Jack, pikirkan dengan baik baik rencanamu. Aku akan tetap ikut dengan kalian asalkan rencana kalian masuk di akalku, kalau tidak.." Mark memberi jeda pada ucapannya, "Aku akan meninggalakan kalian, terlebih padamu Jack." lanjut Mark, Jackson langsung melotot mendengar ucapan Mark.

"Aku pergi, permisi." lalu Mark berbalik untuk meninggalkan Jackson dan Yugyeom tapi suara Jackson membuat langkah Mark terhenti,

"Sekali lagi kau mengucapkan ingin meninggalkanku, nasib Junior akan berujung seperti Youngjae. Aku tidak main main!" teriak Jackson, Mark pun menghela nafasnya, lalu melanjutkan jalannya tanpa berbalik ke arah Jackson.

"Jack, kau serius?" tanya Yugyeom, ia memang sering melihat Jackson seperti ini, tapi ada rasa sedikit tidak percaya.

"Sejak kapan aku main main? Aku serius, terlebih lagi pada Mark. Ingat itu."

Tbc

Maaf klo updatenya lama^^

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now