"Jadi, kau benar – benar menyukainya?"

"Memang aku pernah bohong?"

Hela napas kasar Chanyeol terbuang ke samping. "Jadi benar, kau yang meminjaminya sweater. Tak salah lagi."

"Apa maksudmu?"

"Kau mendekati Wendy, kan? Bahkan sudah berani meminjaminya sweater. Apa kau tidak berpikir bagaimana dampaknya kalau fans kita sampai tahu? Tch, kau tidak bisa berpikir sedikit ya!" Biar kalau Jongdae semakin bingung dengan sikapnya. Chanyeol tidak mau tahu. Emosinya kini sudah berada di ujung, dan tidak mungkin baginya menahannya kembali.

Dahi Jongdae mengerut. Meski pun ia juga ingin memarahi pria ini, tapi ia tetap mencoba untuk tenang. Karena ia tahu, Chanyeol bukan tipe pemarah tanpa alasan seperti sekarang. "Tahan, tidak usah marah – marah seperti ini. Bicara pelan – pelan saja."

Chanyeol mengulum bibir. Mencoba mengatur napas agar kembali normal meski beberapa kali gagal. Sedangkan Jongdae mengangguk sekali sebelum melanjutkan, "Oke! Kau benar, aku memang mendekatinya. Tapi tidak ada hasil yang signifikan. Aku sudah menyerah, dan aku tidak pernah meminjaminya sweater. Bahkan aku tidak tahu sweater seperti apa yang kau bicarakan sekarang."

Tatap mata Chanyeol sedikit meneduh ketika mendengar serangkaian cerita singkat Kim Jongdae. "Menyerah?" ia bertanya dengan raut bodoh.

"Hm. Kurasa Wendy menyukai orang lain. Ia seperti berusaha keras mendorongku pergi dengan cara halus. Gadis itu selalu memperlakukanku sebagai seniornya, padahal aku sudah bilang berkali – kali untuk bersikap nyaman padaku."

Dada Chanyeol yang sebelumnya terasa melepuh, kini seperti di sirami oleh air dingin. Lega sekali rasanya mendengar ucapan Jongdae. Itu artinya, Wendy tidak ingkar ucapan. Gadis itu tidak menyukai Kim Jongdae.

"Kau punya pertanyaan lain?" Jongdae bertanya, menatap Chanyeol dengan tatap lelah. Sesungguhnya ia ingin menyimpan aib ini dalam – dalam, ia tidak mau jadi bahan bully member gara – gara cinta sepihak ini.

Chanyeol menggeleng. "Maaf, aku sedikit membentakmu tadi."

"Tidak masalah. Kalau begitu sekarang giliranku bertanya." Jongdae menatap Chanyeol curiga, sedangkan yang di tatap hanya bisa diam seperti patung. Tak tahu harus menampakkan ekspresi seperti apa. Ingin melarikan diri tapi takutnya malah mencurigakan. "Pertama, bagaimana bisa kau tahu kalau ada yang meminjami Wendy sweater? Kedua, kenapa kau terlihat tidak terima kalau aku mendekati Wendy? Dan yang terakhir, Kau menyukai Wendy ya?"

Kedua kelopak mata Chanyeol berkedip cepat. Diam – diam ia meneguk ludah berat. "Kenapa tanyanya beruntut seperti itu? aku jadi bingung menjawabnya."

"Sebenarnya akan lebih singkat kalau kau menjawab pertanyaan terakhir."

Chanyeol mati kutu. Akting pura – pura bodohnya tidak berhasil. Malah karena itu ia jadi dapat pertanyaan skakmat seperti ini. Sial.

"Aku,"

KLEK

"Jongdae hyeong! Manajer menca— Oh, kalian sedang bicara serius ya?"

Kedua pria yang tengah saling tatap serius itu menoleh ke arah ambang pintu. Menemukan Oh Sehun yang sedang berdiri disana sambil menatap dua hyeong –nya bergantian. Senyum Chanyeol melebar seketika, pria itu beranjak dari ranjang Jongdae.

Terima kasih, Oh Sehun! Aku mencintaimu!

"Tidak sama sekali. Kau bicara saja pada Jongdae, aku mau ke kamar mandi." Chanyeol berjalan keluar dari kamar Jongdae. Sebelum benar – benar keluar, ia sempat menepuk bahu Sehun sambil berucap 'terima kasih' dari tatap matanya. Dan tentu saja, Oh Sehun tak mengerti maksud hyeong –nya sama sekali.

"Aku hanya mau bilang kalau Jongdae hyeong dicari manajer di ruang tengah." Sehun berujar pada Jongdae seraya sesekali melirik Chanyeol yang berjalan penuh riang ke arah kamarnya.

"Arasseo." Jongdae berucap sambil beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan malas – malasan keluar dari kamar.

"Tapi tadi kalian sedang bicara kan apa, sih?" Sehun masih mengekori, bertanya pada Jongdae penuh harap jawab.

"Tidak ada." Balas Jongdae sekadar. Tidak mungkin kan, ia juga menceritakan aib-nya pada maknae satu ini. "Tunggu!" Jongdae menghentikkan langkah, ia menoleh ke arah Sehun. "Kau dan Chanyeol kan sangat dekat."

"Ya, lalu?"

"Chanyeol menyukai Wendy, ya?"

***

Jadi siapa yang minjemin Wendy sweater?

Ada yang bisa jawab? ehe.

MOMENTSWhere stories live. Discover now