"Perpustakaan, memulangkan buku yang ku pinjam minggu lalu," sekarang aku yang mengangguk "ku dengar kelas kita akan kedatangan murid baru." lanjutnya. Aku hanya mengedikkan bahuku.

"Kau ini terlalu cuek Gyeom," aku segera menatapnya.

"Untuk apa aku peduli pada seseorang yang bahkan belum ku lihat? Lebih baik aku peduli pada seseorang yang ku lihat sekarang, dihadapanku." dan pipi Bambam bersemu merah. Aku suka melihatnya blushing.

"Kau ini," dia mencubit lenganku. "Ayo, lebih baik kita kembali ke kelas sebelum bell berbunyi." lanjutnya. Aku hanya mengangguk dan mengamit tangannya.

Banyak pasang mata yang melihat ku dan Bambam, tapi aku sama sekali tidak peduli. Bahkan setengah warga sekolah sudah ada yang mengetahui hubungan ku dengan Bambam, dan lagi lagi aku tidak peduli.

Sesampainya aku dan Bambam di kelas, bell pun berbunyi. Aku segera menempati tempat duduk'ku begitu juga dengan teman teman di kelasku. aku pun menoleh ke arah kanan untuk melihat Bambam, ah ternyata ia sedang membaca bukunya. Di kelasku setiap murid duduk sendiri sendiri, dan beruntungnya Bambam satu barisan denganku.

Pintu kelasku terbuka, ternyata guru 'ku dan di belakangnya ada seorang wanita mengikutinya, sepertinya ia anak baru yang Bambam katakan tadi.

"Perhatian sebentar, kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu" ucap guru'ku pada wanita itu, aku hanya melihat murid baru itu sebentar lalu kembali mencoret coret buku 'ku.

"Annyeonghaseyo Jeoneun Park Junghwa imnida. Kalian bisa memanggilku dengan Jung saja, Mannaseo bangapsseumnida."

Aku berhenti mencoret-coret buku 'ku, dan kembali melihat murid baru yang bernama Junghwa itu, aku menoleh ke arah kanan dan melihat Bambam yang sedang memandang Junghwa dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan?

"Junghwa, kau bisa duduk di depan kursi milik Yugyeom, Tuan Kim bisa kau berikan kursi kosong itu." aku segera menoleh ke depan,

"Ya, silahkan." akhirnya Junghwa duduk di depan kursiku.

Lagi lagi aku menangkap Bambam yang sedang memandang Junghwa dengan tatapan yang sulit ku artikan.

-

Akhir akhir ini Bambam jarang memberi ku kabar, sudah seminggu ini aku jarang menghabiskan waktu dengannya, aku bertemu dengannya hanya disekolah dan itupun benar benar jarang, mungkin hanya dikelas itupun ia jarang memandangku.

Aku berjalan melewati koridor, tiba tiba saja ada yang menabrakku dari arah berlawanan, dan karena terkejut aku pun terjatuh, sama seperti orang yang menabrak'ku.

"Aww." seperti kenal dengan suara ini. Aku pun pelan pelan untuk berdiri,

"Kena kau!" seperti suara Bambam, apakah ia menghampiriku? Aku segera berdiri dengan cepat dan membalikkan tubuhku,

"Bambam, geli! Jangan menggelitik'ku seperti itu, bantu aku berdiri." nafasku tercekat melihat pemandangan yang ada dihadapanku. Bambam dan Junghwa? Sejak kapan?

"Kau ini manja sekali, ayo." aku melotot, Bambam membantu Junghwa berdiri seperti ingin menggendongnya.

"Yugyeom, maaf aku tidak sengaja." mataku mengerjap, tadi dia bilang apa? Minta maaf?

"Ya." aku kembali menatap Bambam yang tidak peduli akan keberadaanku. Seperti orang tidak kenal.

"Junghwa, ayo kita kembali ke kelas." dan sekarang apa lagi? Bambam mengamit tangan Junghwa!

Aku segera berdehem, "maaf, Junghwa apakah aku boleh meminjam Bambam sebentar? Ada sedikit urusan." dia hanya mengangguk dan tersenyum, cih aku tidak akan luluh.

"Kau duluan saja, aku akan kembali." dan ini yang terakhir, Bambam mengecup kening Junghwa. Mataku memanas.

-

"Cepat katakan." ucap Bambam ketika kami sampai di taman.

"Kenapa akhir akhir ini kau berbeda? Dan bisa kau jelaskan kejadian tadi?"

"Aku dan Junghwa sudah berkencan sejak seminggu yang lalu, kurasa itu sudah cukup jelas untuk memberi tahu'mu bahwa hubungan kita sudah berakhir juga sejak seminggu yang lalu." benar benar seperti di sambar petir.

"Kau bercanda? Itu tidak akan pernah terjadi Bam! Kau boleh saja menghilang tapi tidak dengan berakhirnya hubungan kita!" aku benar benar kesal, marah dan kecewa.

"Itu tidak berlaku bagi'ku." setelah itu dia pergi meninggalkanku.

#flashback off#

Dan kalian tahu? Sejak saat itu aku seperti orang gila, faktanya seperti itu karena aku berhasil memperkosa Junghwa. Mungkin aku akan menyebutnya pembalasan yang setara.

***

AuthorPov

"... Jadi seperti itu oppa." Junghwa telah selesai menceritakan masa lalu nya pada Junior. Saat ini mereka sedang berada di kamar Junior, seperti yang Junghwa katakan tadi, Junghwa akan datang pada Junior jika waktunya sudah tepat.

Dan sekaranglah waktunya, Junghwa kembali terisak, ia terlalu lemah untuk masalah seperti itu.

"Jadi, itu alasan kau berhenti sekolah selama satu tahun? Dan sekarang kau berada satu tingkat dibawah 'ku, yang sebenarnya kau setara tingkat kelas denganku hanya karena masa lalu itu?" tanya Junior, Junghwa hanya mengangguk. Junior memeluk Junghwa dengan sayang,

"Apakah ibu tahu soal ini?" Junghwa kembali mengangguk, rasanya saat ini ia tidak ingin bicara.

"Apakah ini salah satu alasan ibu menyuruhku kembali ke seoul?" lagi lagi Junghwa mengangguk.

"Mungkin itu teguran untukku supaya menjagamu, yeah.. Aku akan menjagamu kalau perlu 24 jam."

"Tapi oppa, aku takut jika itu terjadi kembali, dan sekali lagi ku mohon jangan menghajar Bambam, ia hanya korban yang tidak tahu apa apa."

"Bukan Bambam yang tidak tahu apa apa, melainkan dirimu yang terlalu polos untuk menghadapi masalah seperti itu."

'Pantas saja Bambam waktu datang ke rumah terlihat akrab dengan Junghwa, ternyata seperti ini' lanjut Junior dalam hatinya.

Mendengar ucapan Junior seperti itu Junghwa hanya bisa menghela nafasnya,

"Sudah tenanglah, selalu ada aku untukmu Jung. Akan selalu ada kakak yang menjadi benteng untuk adiknya, kau tenang saja. Aku akan membalasnya dengan cara'ku sendiri, percaya padaku." ucap Junior panjang.

"Kau percaya pada'ku kan?"

Tidak ada respon dari Junghwa.

"Jung,"

Junior menunduk untuk melihat Junghwa yang berada di pelukannya,

Ternyata Junghwa tertidur, tertidur dalam pelukan sang kakak.

"Pantas saja, aku sudah seperti tidak waras sedari tadi berbicara sendiri." gerutu Junior.

"Kau berada di dalam perlindunganku Jung, tenang saja." Junior kembali mencium puncak kepala Junghwa dan mengusapnya. Lalu merebahkan tubuh Junghawa di kasurnya, lagi Junior mencium kening Junghwa,

"Selamat malam adik'ku."

Tbc

Ini sedikit2 flashbacknya aku munculin><

Untuk bamgyeom shipper semoga suka/?

Maaf klo absurd-- tapi jgn lupa feedback nya.. Makasih^^

Love~D

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now