"Duduklah Jung." pinta Jaebum.

'Kebetulan sekali ada Junghwa di sini, tapi sepertinya tidak mungkin jika aku bertanya sekarang' batin Jaebum.

Akhirnya Junghwa duduk di hadapan Junior tepatnya disamping Bambam. Jangan tanyakan Jaebum duduk di sebelah mana, tentu saja di samping Junior, meja yang mereka tempati terdapat 6 kursi, jadi kalian bayangkan saja seperti apa.

Mereka makan dalam diam, sampai sebuah suara membuat mereka menghentikan kegiatan makan mereka,

"Maaf permisi, bolehkah aku bergabung? Meja di cafetaria ini sudah terisi penuh, dan kebetulan meja kalian saja yang terdapat kursi kosong."

Junior mendongakkan kepala nya untuk melihat siapa yang berbicara, tapi tidak dengan Jaebum, Bambam dan Junghwa yang mengenal suara ini, suara Yugyeom.

'Penghianat'

'Destroyer'

'Iblis'

Jaebum, Bambam, dan Junghwa membatin.

"Duduklah," ucap Junior, mendengar hal itu Jaebum langsung angkat bicara,

"Tidak. Aku tidak mau makan se 'meja dengannya." Junior menatap Jaebum dengan tatapan ada apa?

"Nafsu makanku tiba tiba hilang, aku permisi." lanjut Jaebum lalu beranjak dari duduknya.

"Aku harus kembali ke kelas, tugasku belum ku selesaikan, aku permisi." kini Bambam yang beranjak meninggalkan mereka, dan Junior hanya bisa memandangnya dengan heran.

"Oppa, temanku Solji, sudah menunggu di ruang latihan dance, aku permisi." ketika Junghwa ingin beranjak, tiba tiba lengan Junghwa ditahan oleh Junior.

"Kau kenapa? Kau baru saja tiba, makanan 'mu belum kau habiskan, kenapa kau jadi seperti Jaebum dan Bambam?" mendengar ucapan Junior seperti itu Junghwa segera menepis tangan Junior,

"Sekarang kau tidak akan mengerti, tapi nanti kau akan tahu sendiri." ucap Junghwa sarkastik seraya memandang tajam Yugyeom. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sudahlah jangan di pikirkan, lanjutkan saja makanmu, maaf kalau aku membuat suasana jadi seperti ini." Junior hanya mengangguk.

"Aku Yugyeom." Yugyeom mengulurkan tangannya, "Junior." Junior membalas uluran tangan Yugyeom.

Ketika tangan mereka saling menjabat, ada sebuah tangan yang menepis tangan mereka, membuat jabatan tangan itu terlepas.

"Jaebum.." orang yang menepis tangan itu adalah Jaebum, Jaebum tidak benar benar pergi dari cafetaria. Ia mengamati Junior dan Yugyeom dari pintu cafetaria "ada apa kau kembali? Apakah ada yang tertinggal?" lanjut Junior.

"Ya. Dan itu kau," Junior menaikkan satu alisnya, ia kurang paham dengan ucapan Jaebum.

"Kau adalah sesuatu yang tertinggal, dan sekarang aku ingin mengambilnya. Ikut aku." Jaebum mengamit tangan Junior,

"Wow, apakah ia adalah penggantimu yang baru?" tiba tiba saja pertanyaan itu terlontar dari mulut Yugyeom.

"Simpan pertanyaan bodohmu, penghianat." setelah mengucapkan itu, Jaebum membawa Junior keluar dari cafetaria, dengan tangan mereka yang saling terkait.

Junior yang tidak mengerti dengan obrolan Jaebum dan Yugyeom tadi ia hanya bisa diam, ia tidak ingin ikut campur.

***

"Di tinggalkan sendirian, eoh?" Yugyeom menoleh, ke asal suara dan itu adalah Jackson.

"Simpan omonganmu Jack." Jackson tertawa meremehkan,

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang