nineteenth

1K 43 0
                                    

Ada apa ini? Kenapa dia seperti ini?
Hati ku.. Kenapa dengan nya? Kenapa merasa sedih saat dia pergi tadi?
Aaahh Sovia!! Kamu tidak boleh begini, kamu harus jadi Sovia yang dulu! Kalau begini malah akan banyak masalah di hidup mu.

Ngomong ngomong, tadi dia mau bilang apa?
Ahhh sudahlah

Akhirnya aku melawan rasa sakit hati ku untuk masuk ke dalam rumah, keinginan ku sekarang hanya jika mereka sudah tidak berdebat lagi maka aku akan cukup senang.

"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam non.."
"Bi.. Kemana semua orang?"
Bibi tidak menjawab nya, dia hanya berbalik badan dan kembali kedapur, seperti di sihir.

Ya Tuhan... Ada apa lagi ini? Sebenarnya apa salah ku sampai aku tidak berhak hidup tenang bersama orang tua ku. Seperti mereka di luaran sana, yang bisa bercerita kepada ibunya, meminta perlindungan pada ayahnya, bisa tertawa riang berasama tiap malamnya. Aku ingin semua itu, aku iri pada mereka.

Sesaat aku melupakan lecet di kaki ku, namun sekarang terasa sakit lagi, aku harus bergegas mencari kotak P3K nya, luka nya tidak boleh di biarkan terbuka.

"Bi.. Kotak obat dimana ya?"
"Ada apa non? Siapa yang sakit? Sebentar bibi ambilkan ya non.."
"Ah.. Bukan apa apa, ini hanya lecet biasa, luka ringan kok"
"Baiklah, sini bibi obati luka nya"
"Tidak usah bi, biar aku saja. Oh ya bi ibu ayah kemana?"
"Ahh yasudah kalau mau sama non sendiri, bibi kembali kebelakang dulu ya."

Bibi.. Kenapa menyembunyikan dari ku? Aku perlu tahu kemana orang tua ku pergi, mereka baru saja pulang sekarang sudah pergi lagi. Apa aku tidak penting bagi mereka?

Drrrtt...drrrtt...drrtt...

Ponsel ku bergetar, tanda pesan masuk.

Sovia anak ku sayang
Maafkan kami yang membuat mu selalu terbangun pada malam hari. Kami yang punya masalah tapi kamu yang harus kena imbas nya, sekarang kamu sudah harus tau bahwa kami...

"Ahh!! Apa yang akan terjadi? Mereka berpisah kah?" gerutu ku kesal

Ingin sekali bermain dengan mu, sebagai permohonan maaf kami berdua semoga kamu mau memaafkan kami berdua ya.
Kami sedang mencari tempat untuk kita berekreasi, nanti kami akan kabari kamu lagi ya.

Sayang ibu ayah

"Serius kah ini? Mereka bermain dengan ku?"
Sontak aku membalas pesan ibu ku dengan memasang wajah yang sangat gembira, betapa tidak jarang sekali mereka meluangkan waktu nya hanya untuk bermain dengan ku. Mereka adalah orang yang super duper sibuk, bahkan ketika aku libur pun mereka tetap saja berkerja dengan alasan untuk kebaikan masa depan ku.

Serius bu? Ayo! Kita mau main kemana? Kapan?
Balas ku.

Hari ini, maaf kami tidak bisa menjeputmu ya nak, kamu nanti akan di antar oleh supir. Hurry up! We waiting for you child.
Balas ibu

Tanpa memikirkan luka ku, dan tanpa menunggu bibi datang dengan kotak obatnya aku langsung naik ke lantai atas menuju kamar ku dan lekas membersihkan badan ku. Aku tak mau membuat mereka menunggu lama, dan lagi ini kesempatan emas bisa berlibur dengan mereka jadi aku tidak mau waktu ku terbuang sia sia.

Selesai! Aku sudah rapi dan siap untuk berangkat, luka ku hanya ku plester saja karena bibi terlalu lama mencari kotak obat nya.

Oke! Aku masuk ke dalam mobil tanpa memberi perintah mobil ini sudah melaju, mungkin sebelumnya memang sudah di beritahukan bahwa pak Joko harus mengantar ku ke suatu tujuan, destinasi pertama yang telah di pilihkan orang tua ku adalah Dufan, yap! Taman bermain yang super sibuk, setelah men-drop kan aku di pintu masuk, pak Joko langsung kembali ke rumah. Aneh, pak Joko seperti robot yang hanya berbicara jika di tanya, biasanya pak Joko rajin membuat lelucon yang menarik.

Celingak celinguk... Aku mencari ibu dan ayah, di tempat yang penuh ini aku sendirian.. Seperti itik kehilangan induknya, aku belum bisa masuk karena aku tidak membawa uang sepeser pun dan sebelumnya aku berpikir kalau akan dibayarkan oleh orang tua ku.

"Sovia! Sayang! Disini!!"
Suara samar samar karena banyak orang yang berkerumun di loket tiket.
"Ibu!" aku langsung menghampiri ibu, tapi ayah kemana? Apakah dia tidak menepati janji nya? Atau masih di kantor kah? Dari senyum yang mengembang, wajah ku kembali murung karena ketidak hadiran ayah di sini.
"Kenapa? Ga seneng ya main kesini?"
"Seneng kok bu.. Tapi..."
"Ayah mu dalam perjalanan nak.. Tenang saja, hari ini spesial kami ada untuk kamu Sovia.."

Rasa senang kembali membuat senyumku mengembang, tapi tetap saja ada keganjalan yang terselip di hati kecil ku, ingin bertanya tapi suasana nya tidak mendukung jadi aku putuskan untuk memendamnya saja dulu sampai nanti saat nya tiba aku akan bertanya.

BROKEN (COMPLITED)Where stories live. Discover now