Seventh

2K 69 1
                                    

Aku memungut kembali payung nya, dan memayungi Kevin. Setelah dia kupayungi aku akan berjalan pulang, tapi rencana ku gagal total setelah Kevin menggegam tangan ku dan akhirnya kita berdua berada pada satu payung yang sama.

Kevin melepaskan genggaman nya dan aku pun langsung berlari menunju rumah. Kali ini aku berusaha lebih cepat dari nya, dan ku kira berhasil. Kevin tidak ada di belakang ku, dia tidak mengikuti ku lagi.

Saat aku berbalik badan dan menghela napas ku pertanda lega, ya lega karena bisa terlepas dari Kevin makhluk tak jelas berasal dari mana yang terus mengikuti ku. Aku menikmati titik titik hujan yang mengenai tubuh ku, senyum ku mengembang, mengingat anak kecil yang bermain dengan ku di halte tadi. Suara nya masih terngiang ngiang di benak ku, entah mengapa aku jadi ikut senang melihat keluarga mereka.

Mata ku tetap terpejam, tapi aku berhenti melangkah. Jelas lah mana mungkin aku jalan sambil menutup mata tanpa aja yang membimbing ku.

Lama lama aku mulai tenang, pikiran tentang kejadian hari ini terasa menghilang entah kemana. Tapi aku tetap berdoa kalau orang tua ku tetap baik baik saja di manapun mereka sekarang.

Aku melanjutkan perjalanan ku menuju rumah, hujan juga sudah reda. Tiba tiba seseorang memasang kan jaket pada tubuh ku, aku langsung tertegun dan menebak nebak bahwa itu adalah Kevin, " Yaa aammppuuunnn!!!!" kata ku seraya memutar balikkan badan ku, namun tebakan ku salah orang itu adalah Henry " Kamu ngapain hujan hujanan? " tanya nya " Kamu?! Kenapa ada di sini? " tanya ku balik " Bisa kan jawab pertanyaan ku dulu, baru aku jawab pertanyaan mu!" balas nya " Apa urusan mu jika aku hujan hujanan sih?" timbal ku " Walau bukan itu jawaban yang aku harapkan, aku jawab pertanyaan mu, Aku tinggal di komplek ini." katanya aku tak percaya, aku tinggal satu komplek dengan Henry? Masa iya, aku baru melihat nya hari ini. Tak mau memperpanjang percakapan ini aku langsung lari menuju rumah agar Henry tidak mengikuti ku.

17.00
Sampai di rumah

"Assalamualaikum " salam ku "Waalaikumsalam non, habis dari mana? Kok basah kuyup? " sahut bibi " bi, tolong buatin aku susu jahe ya, aku mau mandi dulu" pinta ku bibi hanya mengangguk tanda meng iya kan permintaan ku, aku melanjutkan langkah ku menuju kamar dan teringat sesuatu, lantas aku memalikkan badan dan berkata " Eh bi, sama entar aku mau bicara dengan bibi" ujar ku. Entah bibi mendengar ku atau tidak dia hanya berjalan menuju dapur, sudahlah lagi pula aku bakal bertemu lagi dengan nya.

Lantas aku masuk ke kamar dengan keadaan basah kuyup, air masih menetes dari rambut ku. Ku raih handuk dan langsung mandi.

Setelah beres mandi aku keluar dan mengecek ke dapur, bibi sudah tidak ada di dapur, mungkin di ruang tengah, saat aku cek juga tidak ada. Kemana sebenarnya bibi? Bukankah sudah ku mintai membuat kan ku susu jahe? Sungguh membuat ku sedikit kesal.

Aku berkeliling rumah namun tetap tidak bertemu dengan bibi, aku memutuskan untuk kembali ke kamar, saat ku memutar kenop pintu, aku di kagetkan dengan bibi yang sudah duduk manis di kursi. Aku melihatnya sedikit berkaca kaca, entah habis melakukan apa tapi tidak biasaya bibi menangis. Ku hampiri bibi dan bertanya

" Bibi... Kenapa nangis? Ada hal apa?"
Tanya ku " Sini non, duduk sebentar" katanya sambil menepuk kasur tanda aku harus duduk di sana. Ada apa ini? Setelah hari yang cukup panjang ini, apa ada yang baru lagi? Kenapa bibi seperti ini? Ya ampun... Aku kuat aku kuat. Kata kata itu yang selalu ku ucapkan dalam hati, melihat mata bibi yang berkaca kaca aku mulai merasa tidak enak hati, entah berita apa yang ingin di sampaikan oleh bibi.

Aku duduk di kasur, bibi membelai rambut ku yang basah. Perasaan ku semakin aneh saja, ingin ku bertanya tapi melihat bibi menangis rasa nya tidak mungkin saat ini untuk bertanya. Air mata nya lama lama tak terbendung, ia menangis sambil terus membelai rambut ku. Ia meraih kepala ku dan menaruh nya di dada, isak tangis bibi malah semakin menjadi jadi. Entah ada apa, apa yang tengah di pikirkan oleh bibi hingga menangis tersedu sesu begini.

Kini suara lirih nya terdengar, ia mengatakan sesuatu " Non.. Non yang kuat ya" itu yang di katakan nya, kuat? Kuat untuk apa? Apalagi ini ya tuhan... Kurasa ini benar benar masalah yang paling berat yang sedang kualami.

Di hari yang sangat panjang ini, tidak kah ada waktu buat mengistirahatkan otak ku? Apakah hanya kesedihan yang tertulis untuk takdir ku? Tidak kah ada kesenangan tersendiri untuk ku?

" Non.. Bibi minta maaf kalau bibi bikin non bingung, tapi bibi minta non yang kuat ya... " sahut nya sambil melepaskan pelukkan nya " Tapi bi, ada hal apa sampai bibi menangis?" tanya ku " Nanti saja, non istirahat dulu saja, ini pasti hari yang melelahkan " kata nya, bibi pun keluar kamar.

Aneh, kenapa jadi seperti ini? Kenapa semua orang tertutup pada ku, ku ambil susu jahe buatan bibi, dan meneguk nya. Hangat... Aku langsung membanting badan ku ke kasur, dan mencoba mengingat kejadian hari ini.

Hari yang cukup panjang dan sangat melelahkan, ku rasa banyak air mata untuk hari ini. Kenapa aku mendadak cengeng? Batin ku, ku melihat jadwal untuk besok jika tak ada pr aku berencana untuk tidur lebih awal.

Kulihat tidak ada tugas untuk besok, lantas aku mengambil buku bacaan yang lain nya, mengisi waktu luang ku, kuhabiskan dengan membaca. Ponsel ku bergetar, awal ku kira itu adalah sms, tapi getaran nya cukup lama dan berulang ulang, saat ku lihat ternyata Kevin yang menghubungi ku. Untuk apa lagi sih? Tidak kah cukup telah membuat ku kesal seharian ini? Ku angkat teleponnya, " Halo? Sovia? Kamu sudah sampai rumah?" suara dari seberang sana, dia mengkhawatirkan ku? Syukurlah ada juga yang mengkhawatirkan ku saat ini, ehh mikir apaan sih aku?!! " Ya, aku sudah pulang " balas ku ketus " ya sudah, sudah dulu ya bye " balas nya, apa apaan ini? Tumben sekali dia pendiam.

hari yang melelahkan, suara anak kecil itu pun kembali lagi terngiang di benak ku, aku jadi senyum senyum sendiri. Aku teringat akan ibu dan ayah, saat ku kecil dulu juga kami sering bermain. Aku tidak ingin menangis lagi untuk hari ini, jadi kuputuskan untuk tidur.

BROKEN (COMPLITED)Where stories live. Discover now