fourth

2.8K 85 1
                                    


20.00
Aku mulai mengantuk, ku putuskan untuk menarik selimut dan tertidur. Tak lama terdengar kembali teriakan dari lantai bawah yang menunjukkan bahwa kedua orangtua ku sedang bertengkar, lagi. Teriakan mereka selalu membangun kan ku di malam hari, dan aku? Aku hanya bisa menangis dan bertanya sendirian, kapan ini semua berakhir? Kapan aku bisa seperti anak anak di sana yang mendapat perhatian cukup dari kedua orang tuanya? Tak terasa bantal ku mulai basah karena air mata ku, aku beranjak dari kasur menuju balkon, tenang aku tidak bermaksud untuk bunuh diri. Ini biasa terjadi di keluarga ku, namun entah kenapa hari ini rasa nya sangat aneh. Aku ke balkon hanya untuk mencari angin segar dan jika cukup aku kembali tidur. Di sela sela aku menenangkan hati ku, pikiran ku tertuju pada Kevin, ya lelaki yang di toko buku itu. Aku masih penasaran dari mana dia tau banyak tentang aku, siapa dia? Selalu saja pertanyaan itu yang melayang layang di benak ku. Saat kulihat jam, ternyata menunjukkan pukul 23.00
Aku beranjak dari balkon dan kembali ke kasur untuk tidur, suara suara teriakan itu sudah tidak ada lagi, mungkin mereka berdua sudah tidur. Dan aku pun memutuskan untuk tidur juga, setelah terlelap seseorang masuk kekamar ku dan menaruh sesuatu di meja dekat kasur ku, aku tak tahu persis siapa yang meletakan benda tersebut namun tak lama terasa belaian dari kekarnya tangan seorang ayah, aku berpikiran kalau ini ayah belaian yang membuat ku mengantuk dan tertidur...

Esok hari
05.30

Aku terbangun dari tidur malam ku yang nyenyak, aku langsung siap siap untuk sarapan di bawah aku sangat berharap kalau orang tua ku masih menunggu ku di meja makan. Namun saat sampai di bawah tidak ada seorang pun di sana, bahkan makanan untuk sarapan pun tidak tersedia. Aku memutuskan untuk langsung berangkat ke sekolah dan sarapan di kelas.

06.56

Sampai di sekolah, aku langsung ke kantin ku lihat Henry ada di sana. Napsu makan ku mendadak hilang entah kenapa saat melihat nya semua langsung berubah, lantas aku langsung menuju kelas tanpa membawa makanan apa pun untuk sarapan. Aku termenung akan kejadian pagi ini kenapa bibi tidak menyiapkan sarapan? Apa ibu dan ayah tidak sarapan?

"Doorr" Henry mengejutkan ku "Kamu mau apa sekarang? Aku sedang tidak berselera untuk bercengkerama dengan orang lain!" sahut ku " Kenapa?" tanya nya, aku memalikkan badan ke arah nya dan balik bertanya
" Henry, kamu kenapa selalu mengikuti ku? Kenapa kamu selalu ingin tau tentang ku? Kenapa... Kenapa kau perduli terhadap ku?" tanya ku " Ya sudah kalau kamu tidak mau memberitahu kan nya pada ku, tak apa" ucap nya. Aku heran sebenarnya kenapa orang orang ini? Kenapa semua mendadak berubah? Ibu, ayah, Henry, Kevin... Kevin, sebenarnya siapa dia aku sangat ingin tahu. Bu Nita memasuki ruang kelas, pertanda bahwa pelajaran Matematika akan segera di mulai. "Assalamualaikum anak anak" sapa bu Nita " Waalaikumsalam bu." balas seluruh siswa, semoga tidak ada yang aneh lagi untuk kedepannya batin ku.

Istirahat

Pelajaran berjalan dengan lancar, saat ini aku sedang tidak berselera untuk memainkan piano, aku berjalan menuju kantin untuk membeli makanan, sedari tadi perut ku sudah tidak bisa menahan lapar. Aku membeli roti coklat dan pergi ke taman sekolah, memasangkan earphone ku dan melahap roti yang ku beli barusan. Tak terasa roti nya sudah habis, kubuang sampah plastik nya dan duduk kembali di kursi berjajar yang ada di taman. Ku lihat dari jauh... Ada seseorang yang sedang memerhatikan ku melihat semua kegiatan yang aku lakukan. Ku biarkan saja orang itu namun lama kelamaan aku merasa risih, ku putuskan untuk kembali ke kelas saja dan mendengarkan musik di kelas.

Sampai di kelas aku duduk dan menundukkan kepala ku ke atas meja, lama lama aku jadi teringat semalam, hangat nya belaian belaian dari ayah, namun aku melupakan sesuatu, sesuatu yang di taruh nya di meja. Apa itu? Pikiran ku langsung tertuju pada apa yang terjadi semalam. Sampai Lenia memanggil ku.
"Sovia... Kamu di panggil" katanya menghancurkan lamunan ku " Aah iya? Oleh siapa?" tanya ku " Entahlah, aku tidak mengenali nya tapi orang yang di depan pintu itu mengenali mu." ujar nya " Baiklah aku kesana... Terima kasih ya" balas ku. Aku langsung menuju ke pintu dan yang kudapati adalah. Kevin, dia langsung menarik tangan ku dan membawa ku lari ke ruang aula.

Sampai di aula " Mainkan piano ini untuk ku sekarang!" seru nya " Siapa kamu? Seenak nya menyuruh ku aku bukan budak mu!" bantah ku " Sudahlah, mainkan saja untuk ku" pinta nya " Tidak!! Aku sedang tidak ingin main piano! tidak kah kamu mengerti?" ujar ku " Yasudah, tapi kamu harus duduk dan menyanyi untuk ku." " Hah? Tap...." terhenti karena jari telunjuk Kevin mendarat di bibir ku " Ssttt, sudah turuti saja kemauan ku dari pada terjadi hal yang tidak kau inginkan" katanya, aku langsung membuang tangan nya jauh jauh dari bibir ku " Ehh!! Jangan macem macem dengan ku!" " Aku tidak ingin macam macam dengan mu. Aku hanya mau kamu menuruti kemauan ku paham?" aku lantas duduk dan memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Kevin, dia mengambil gitar dan mulai memetik nya, suara petikan gitar nya sangat merdu sampai aku hanyut dalam melodi nya.

Di tengah tengah petikan gitar nya, aku teringat sesuatu di masa lalu ku, seorang yang mampu membuat ku tersenyum dengan guyonan nya, lama lama senyum ku mengembang dan itu menimbulkan tanya dari Kevin, makannya Kevin menghentikan permainan nya.

" Kamu gila ya? Kenapa senyum senyum sendiri?" tanya nya menghilangkan senyum ku " Apaan sih! Kenapa berhenti bermain gitar nya " tanya ku " Habis aku takut liat kamu senyum senyum sendiri" jelas nya " Parah ya kamu!!" aku memutuskan untuk pergi ke kelas namun tertahan karena tangan ku di tarik oleh Kevin, dia menarik ku dan membuat aku berada di pelukkan nya dan berkata "Bukankah enak kalau mau bisa berbaur dengan yang lain dan tidak terus merasa sendiri? " katanya " Siapa sebenarnya kamu?" tanya ku heran " Bisakan?" katanya lagi " Kumohon jawab saja pertanyaan ku, siapa kamu?" tanya ku ulang. Kevin memutarkan badan ku sehingga kami berhadapan. " Kevin, aku tidak pernah sedekat ini dengan orang lain, tapi kamu... Siapa kamu, kumohon jawab lah..." " aku adalah..."
Seseorang mengetuk pintu aula dan memotong pembicaraan kami berdua, saat di buka.

BROKEN (COMPLITED)Where stories live. Discover now