Chapter 3 : New House

4.6K 290 26
                                    

Sakura's POV

Kamis

Sasori-nii sangat baik. Aku baru memintanya tiga jam yg lalu. Dan lihatlah aku sekarang. Ini rumah baruku. Orang orang suruhan Sasori-nii sedang menata perabotan rumah ini sesuai keinginanku.

Sasori-nii tidak ikut. Kenapa? Karena aku seorang atlet taekwondo. Mungkin bokongnya bengkak.

Jumat

Rumahku masih terlalu lenggang dan aku tidak menyukai itu. Sepertinya aku harus membeli perabotan baru. Dan juga sebuah mobil.

Sabtu

Sempurna. Aku tidak membayangkan akan seindah ini.

Mama benar. Apapun yg aku minta akan dikabulkan oleh Sasori-nii. Lihatlah. Taman bunga yg indah. Dan pohon Sakura? Ya itu bagus. Pohon Sakura dirumah Sakura. Aw, aku menyukainya.

Aku akan menghabiskan waktu dirumah seharian.

Minggu

Aku seorang direktur sekarang. Dan apa yg biasanya dilakukan seorang direktur? Aku bodoh. Aku tidak mengerti pekerjaan ini.

Aku seorang dokter. Dan aku juga seorang direktur. Yang dilakukan dokter adalah mengobati orang yg sakit. Dan yg dilakukan direktur adalah? Mm.. Mengobati perusahaan yg sakit. Ya itu benar. Menurutku. Jadi. Aku akan memperbaiki perusahaan yg bangkrut.

Besok aku akan menayakannya pada Sasori-nii.

Yg penting aku harus menyiram bunga bunga ku.

Senin

"Kau yakin Sakura?" Astaga tentu saja.

"Sasori-nii apa kau mau aku menendang bokongmu lagi?"

"Ah, ya ya. Baiklah." dia mengerutkan kening. "Tapi. Kau ingin memperbaiki perusahaan yg bangkrut?"

"Memangnya kenapa? Aku seorang dokter dan pekerjaan dokter mengobati seseorang yg sakit. Lalu aku juga seorang Direktur. Itu artinya pekerjaan seorang direktur adalah mengobati perusahaan yg sakit. Alias perusahaan yg bangkrut." Sasori-nii tertawa? Brengsek.

"Ya sudah, kalau kau tidak mau mencarikanku perusahaan yg bangkrut. Aku akan pergi dari sini dan kau tidak akan pernah melihatku lagi." aku berdiri. Bersiap siap untuk keluar dari rumah ini.

"Astaga Sakura, kau lucu sekali." Dia menghapus air matanya? Apa yg lucu sehingga ia tertawa sampai mengeluarkan air mata.

"Baiklah adikku sayang. Jangan merajuk. Apapun untukmu." Aku kembali duduk dan tersenyum lebar.

"Benarkah? Kalau begitu kau harus mendapatkannya minggu ini juga."

"Ya baiklah."

"Jadi Sasori-nii, bagaiman keadaan bokongmu?" dia merengut dan aku tertawa.

Pembalasan.

Selasa

Aku memutar musik kesukaanku hari ini. Dan ya sebenarnya ini kesukaan Sasuke. Tapi. Ini hanya sebuah lagu. Siapa yg melarang Seseorang menyukai sebuah lagu? Sudahlah. Diam dan dengarkan.

Oh tuhan, kau mengingatkanku. Hari minggu nanti enam tahun perceraian kami.

Sial. Lagu ini membuatku larut dalam masa lalu.

Saat itu aku sedang bahagia. Sangat bahagia. Aku menikah dengan Cinta pertamaku. Uchiha Sasuke. Umurku masih 17 tahun saat itu. Kami baru lulus SMA. Ya aku terlalu muda untuk menikah. Dan aku mengerti. Aku masih sangat polos saat itu. Tapi mau bagaimana lagi. Kami saling mencintai dan yakin kami akan hidup bahagia selamanya. Seperti di sebuah film atau sebuah dongeng atau sebuah novel. Happily Ever After.

Real Love💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang