Chapter 2 : Three Condition

6.1K 324 21
                                    

Sakura's POV

Senin

"Mungkin besok pagi ma. Mama tidak perlu khawatir. Sakura sudah terbiasa melakukan segalanya sendiri" ya sangat terbiasa. Mungkin sampai aku mati aku tetap sendiri.

"Iya nak tapi tetap saja , jika sasori-nii mu itu tau apa yg harus mama katakan?"oh tuhan, bagaimana aku bisa lupa dengan si brengsek berwajah bayi itu.

Ya aku tau dia kakakku. Tapi. Dia benar benar berubah. Ini salahku. Bukan ini salah si Uchiha brengsek. Semenjak aku bercerai. Dan itu karena si brengsek berselingkuh dengan si brengsek. Ya mereka berdua sama sama brengsek. Suami brengsek dan teman yg brengsek. Sasori-nii ku yg baik hati berubah menjadi orang tua kolot yg melarang anaknya memiliki kekasih. Bahkan saat aku menikah lagi. Dan sialnya aku bercerai lagi. Dia marah dan melarangku berhubungan dengan seorang pria. Sejak saat itu dia memindahkan ku ke London bersama 5 asisten rumah tangga terpercaya dan 10 bodyguard berbadan besar yg siap sedia melayaniku seperti seorang anak yg lumpuh dan buta dan tuli dan bisu dan sinting dan bodoh dan gila. Hidupku menjadi sangat membosankan. Tidak ada kekasih tidak ada jalan jalan tidak ada klub malam tidak ada alkhohol dan bahkan tidak ada teman. Tiga tahun berhargaku, dihabiskan dengan kuliah kedokteran.

Dan untungnya aku bisa melarikan diri di tahun keempat. Sebuah keberuntungan. Aku mengatakan akan pulang ke Jepang, dan tentu saja segala urusan tiket ada ditangan mereka. Tapi aku tidak bodoh. Aku mempunyai handphone. Jadi aku memesan tiket online ke Korea. Kenapa Korea? karna disana aku akan mengubah penampilan. Dan jangan salah sangka, aku tidak akan pernah operasi plastik. Tuhan akan mengutukku jika aku melakukannya. Aku hanya melakukan perawatan. Untuk rambut wajah dan tubuh. Aku benar benar bebas disana. Klub alkhohol mall salon pria dan segalanya yg aku inginkan. Tapi kemudian aku berpikir sampai kapan aku akan melakukan hal seperti ini. Aku bosan. Aku kesepian.

Dan disinilah aku sekarang. Menjadi seorang putri yg merindukan rumah.

"Sakura?"bahkan aku lupa aku sedang menelpon.

"Mama sudah lelah merahasiakan keberadaanmu. Mama kasian padanya. Dia seperti merasa bersalah."Aku mendengus. Merasa bersalah? Mustahil.

"Mama, soal Sasori-nii jangan sampai ia tau. Besok aku akan sampai pukul 5 pagi. Dan semoga dia belum bangun."Ide yg bagus Sakura.

"Ya sudah, yg penting hati hati. Mama menyayangimu."oh aku cinta mamaku.

"Sakura juga sayang mama. Dah" aku mematikan telepon dan kembali mengemas barang yg akan ku bawa pindah.

Ya, besok aku akan kembali ke Jepang.

Selasa

Setelah kurang lebih enam tahun rumah ini tidak banyak berubah. Hanya dindingnya saja yg dicat ulang. Oh bagaimana dengan kamarku?

"Aku pulang" aku membuka pintu dan masuk kedalam. Berjalan melewati ruang tamu. Aku mendengus. "Sofa model baru" Mama selalu begitu. Jika ada sesuatu dengan model baru pasti dibeli.

Ah, aku merindukan kamarku. Aku melangkah menuju tangga. Dimana mama? dimana papa? Dan yg satu itu jangan harap aku akan mencarinya. Seandainya dia menemukanku, yg pertama kali kulakukan adalah menendang bokongnya.

"Sakura?"Sial. Aku bersumpah tidak akan pernah berandai lagi. Aku berbalik. Dan tersenyum. Terpaksa.

Sasori-nii tidak banyak berubah. Dia awet muda. Padahal umurnya akan menginjak kepala tiga awal musim gugur nanti. Dia tetap tampan bahkan lebih tampan dari enam tahun yang lalu. Tapi kenapa dia masih sendiri sampai sekarang?

Dia memandangku dan dia menganga. Kenapa?

Aku mengangkat sebelah alis. Dia tersenyum lebar.

"Oh Sakura, Ini seperti bukan kau. Kau telah banyak berubah. Lihat wajahmu, rambutmu dan tubuhmu. Kau benar benar sudah dewasa." ya memang. Dan kau masih memperlakukan ku seperti bayi. "Aku merindukanmu" dia mendekat dan memelukku. Ini terlalu erat. Aku tidak bisa bernapas.

Real Love💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang