My Second Kiss! ><

Start from the beginning
                                    

Jimin meneruskan kegiatannya membaca pesan Jeongkook dan berhasil dibuat tersenyum dan terkikik akibat kata-kata cheesy yang tertuang dalam pesannya. Namun, pesan terakhir yang muncul di layar ponselnya berhasil membuat senyum Jimin luntur. Itu merupakan pesan paling lama yang berada dalam kotak pesannya. Itu berarti...

From: Alien Kim
Apa kau sudah makan?

"Tae Hyung mengirimiku pesan tepat sebelum aku pergi tadi?" gumamnya, membaca kembali isi pesan yang dikirim oleh Tae Hyung. "Ada apa dengannya?" ia bertanya kembali lalu segera menyimpan ponselnya di nakas.

'Tumben sekali Tae Hyung mengirimiku pesan seperti itu,' pikirnya sembari menidurkan kembali tubuhnya di ranjang, tak peduli dengan tuxedo-nya yang masih terpasang rapi di tubuh. "Ya... mungkin ponselnya itu dibajak seseorang," gumam Jimin lagi sebelum benar-benar tenggelam dalam alam mimpi.

----------Jimin's Love Circle----------

"Selamat pagi, Ayah!" sapa Jimin setelah mencium pipi sang ayah lalu segera duduk di hadapannya. Chanyeol pun tersenyum menanggapi sikap puteranya yang sangat manis itu.

"Pagi, Chim! Hari ini kau sekolah siang, 'kan? Tumben sekali sudah rapi begitu," sahutnya dan Jimin hanya terkekeh. Tatapan matanya tertuju pada banyaknya makanan yang berada di meja.

"Tumben sekali Ayah membuat sarapan sebanyak ini?" komentarnya, beralih memandang sang ayah yang baru saja melepas apron-nya.

"Itu untuk menyambut tamu kita," jawab Chanyeol, kembali tersenyum pada Jimin. Baru saja Jimin ingin bertanya kembali, bel rumah mereka berbunyi. Membuat Chanyeol segera bergerak menuju pintu utama rumah, meninggalkan Jimin yang masih bertanya dalam hati.

Tamu?

Dan, saat tatapan nya sibuk memandang makanan-makanan yang tersaji di meja, tiba-tiba saja suara itu masuk ke pendengarannya. Suara seseorang yang sangat...

"Kau tidak ingin menyambutku, Jim?"

Jimin kenal.

Senyuman tampak merekah di bibir Jimin seiring dengan tubuhnya yang bergerak untuk berbalik, balas memandang seorang lelaki jangkung yang kini tengah berdiri di samping kiri sang ayah.

"Joonie hyeong!" pekiknya, segera beranjak untuk memeluk tubuh lelaki itu. Berhasil membuat lelaki itu tersenyum lantas mengusap lembut punggung Jimin.

"Aigo... Jimin-ku yang manis ini sepertinya sangat merindukanku," tawaan renyah mengakhiri kalimatnya. Mendengar hal itu, Jimin segera melepas pelukannya lalu memandang wajah yang lebih tua dengan bibir yang dimajukan lucu.

"Tentu saja aku merindukanmu, Nam Joon hyeong! Ini sudah tiga tahun sejak terakhir kita bertemu, bukan?" balas Jimin, berhasil membuat Nam Joon kembali tertawa renyah.

"Ya, ya... akupun merindukan Jimin yang manis ini," ucapnya dengan tangan kanan yang mengusap lembut surai hitam Jimin.

Chanyeol yang melihat reunian dua sepupu yang sudah lama tak bertemu itu pun tersenyum senang. "Nam Joon-ah! Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu juga. Kau pasti langsung ke mari setelah sampai di Seoul, bukan?" tebaknya dan Nam Joon menyengir. Hal yang berhasil membuat Jimin mendengus.

"Kebiasaan! Kenapa tidak sarapan dulu di bandara? Selalu saja, lebih mementingkan bertemu denganku dulu dibanding jadwal makanmu," cibir Jimin yang memang sudah sangat hapal dengan tabiat Nam Joon. Well, mereka memang sudah sangat dekat sejak kecil. Dan yang dikatakan oleh Jimin itu benar, Nam Joon selalu lebih mementingkan dirinya dibandingkan jadwal makan diri sendiri. Tiap kali Nam Joon kembali ke Korea, ia pasti menuntut untuk langsung ke rumah Jimin, tak peduli jika ia dan kedua orangtuanya belum makan sama sekali.

Jimin's Love CircleWhere stories live. Discover now