***

JuniorPov

Aku sedikit menyesal telah menolong ibu, ternyata daftar bahan makanannya sangat banyak bahkan dua kali lipat dari biasanya. Dan yang lebih menyesal lagi aku menggunakan motor, bisa kalian bayangkan bagaimana jadinya? Jumlah kantung belanjaan yang harus ku bawa ada enam, sedangkan motorku adalah sejenis motor Jaebum. Motor yang sering digunakan untuk balapan.

Aku sudah mencoba untuk menghubungi Ibu dan Junghwa tapi salah satu dari mereka tidak ada yang mengangkatnya. Bagaimana ini, masa iya aku harus menunggu disini sampai malam? Oh bahkan ini sudah petang.

Aku sedang berada diparkiran, masih tetap melakukan hal yang sama --menghubungi Ibu dan Junghwa. Belanjaan sialan itu? Aku titip pada supermarket sialan itu juga.

Saat sedang mencoba menghubungi mereka, tiba tiba aku merasa bahuku bertabrakan dengan seseorang dan itu membuat ponsel ku terjatuh. Aku melihat dimana ponselku terjatuh dan ponsel ku mati? Sialan bagaimana cara aku menghubungi Ibu nanti.

"Maaf aku tidak sengaja aku sedang terburu-buru" ucap seseorang sambil membungkuk, dia seorang pria. Sepertinya ia sedang mengambil sesuatu yang terjatuh.

"Lain kali hati-hati" aku juga membungkuk untuk mengambil ponselku. Ketika aku berdiri kembali ia sedang menunduk memegang ponselnya sepertinya sedang mencoba menyalakannya, ternyata ponselnya juga terjatuh sama sepertiku dan mati juga.

"Ada apa dengan ponselmu" aku mencoba bertanya.

"Tidak ada apa-apa" Lalu ia mendongkak'kan kepalanya, dan aku melihat wajahnya.

"Aku permisi, sekali lagi aku minta maaf" ucapnya lalu meninggalkanku.

Aku masih berdiri ditempatku memandang dia berjalan semakin jauh, wajahnya sangat familiar tapi aku sungguh lupa.

Ayo Junior berfikir.

Berfikir.

Berfikir.

Berfikir.

Terus berfikir Jun!

Ha!

Bukankah dia pria yang ku lihat di koridor sekolah ? Pria yang waktu itu berciuman di koridor yang sepi bersama seorang pria juga?

Uh aku ingat! Jadi dia yang namanya mandu mandu itu?

Dan yang terakhir dia yang waktu itu balapan denganku waktu aku menggantikan posisi Jaebum. Bagaimana kau bisa lupa akan hal itu semua Junior, kau bodoh.

Aku benar-benar baru sadar ketika melihat wajahnya dari dekat, kenapa aku tidak ingat sama sekali, uh dasar otak'ku sepertinya harus di perbarui supaya bisa mengingat lebih banyak lagi.

***

JaebumPov

Setelah selesai makan dengan Raena disalah satu restoran, aku dan Raena berjalan jalan mengitari kota, menggunakan mobil tentunya. Aku tidak ingin menggunakan motor jika pergi bersama Raena, hanya saja aku tidak ingin mengambil resiko.

"Oppa tiba tiba aku ingin es klim" ucap Raena, aku masih fokus pada menyetir.

"Ini jauh dari taman Raena kita ingin beli dimana tidak ada tukang es krim disini"

"Huh, sungguh aku ingin es klim oppa" dia merengek, beda urusan kalau Raena ngambek.

Ku edarkan pandanganku, mencari cari yang Raena inginkan, tapi sama sekali tidak ada. Bagaimana ini?

"Oppa itu ada supelmalket, ayo ke sana aku yakin meleka pasti menjual es klim" aku langsung melihat ke arah dimana Raena tunjuk.

Segera ku kemudi'kan mobilku ke supermarket yang Raena maksud, dan memarkirkan mobilku pada parkiran yang telah disediakan.

The Secret to HatredWhere stories live. Discover now