Chapter 16 : [Untitled]

12.4K 1K 39
                                    

Taehyung tersenyum.

Lelaki itu terkekeh dan berbisik pelan—walaupun Jia tak mendengar.

"Shin Jia, be mine?"

----------------------------

Gadis itu bergerak seketika—walaupun hanya sedikit menggeliat dan mengigau. Taehyung tahu, gadis itu mendengarnya. Indra pendengarannya tak mati.

"Eung ...." Ia bergerak tak tenang. Entah karena apa. "U-uh—hh ...." Gadis itu mengigau. Jemarinya bergerak seakan panik. Taehyung sedikit terkejut melihat Jia yang tertidur seakan diganggu oleh setan. Ia menggenggam tangan gadis itu erat—memejamkan matanya—berdoa untuk Jia.

'Sungguh, sampai sekarang aku tak mengerti apa yang terjadi denganmu, Shin Jia.'

"Aku hanya tak ingin Taehyung mati, Eomma!" Jia berteriak. Mata Taehyung membulat seketika. "Eomma ... geumanhae ...." Gadis itu terisak dalam lelap. "GEUMANHAE!" Jia membuka matanya tepat setelah ia berteriak—ia berkeringt dingin. Taehyung masih menggenggam tangannya erat—menahan tangis.

"Kau tak apa?" tanya Taehyung.

"Eung! Aku baik-baik saja. Haha," sahut Jia mencoba membuat Taehyung tenang.

"Jangan mencoba membuatku tersenyum." Taehyung berujar datar.

"Um ... Taehyung-ah," ujar Jia pelan.

"Hm?"

"Maafkan aku." Jia menunduk.

"Untuk?"

"Aku tak bisa melepaskanmu dari 'penyakit' itu."

Taehyung tersenyum kemudian tertawa pelan, "Aku tak apa." Lelaki itu mempererat genggaman tangannya. Ia tersenyum.

"Kau selalu berkata bahwa kau tak apa-apa. Sedangkan aku melihatmu kesakitan seperti itu." Gadis mungil itu tetap tak dapat tersenyum.

"Just like you, right?" ujar Taehyung. Jia menunduk.

"Hm." Jia berdeham. "Kepalamu tak sakit?"

"Mulai sakit lagi. But, it's okay. Asal aku istirahat itu tak akan terlalu sakit." Taehyung mencoba menghibur gadis malang itu.

"Kau belum makan, kan?" tanya Jia. Taehyung mengangguk. "Aku ingin memasak. Jadi ... tanganmu ... tolong lepaskan?"

"Nanti saja. Lebih nyaman seperti ini." Pria itu tersenyum.

Ayolah, Kim Taehyung ... tak bisakah kau kurangi ketampananmu?

"Dan kau ... masih mengantuk, kan?" lanjut Taehyung. "Tidur saja."

"Bodoh."

"Hee??" Taehyun mengerutkan dahinya—terlihat terkejut.

"Masa aku tidur di kamar laki-laki? Satu ranjang pula!" Wajah Jia memerah menahan malu. Sungguh, sifatnya kali ini 180 derajat berbeda dengan Jia yang pertama kali Taehyung lihat.

"Kemarin ... kau tidur di sini. Barusan juga. Jadi apa salahnya?" Taehyung menyeringai. "Lagipula ... aku bisa bersenang-senang denganmu."

"Yaa! Kim Taehyung!"

--o0o--

Jungkook merebahkan diri di kasurnya. Ingin melepas lelah—tentu saja. Dan ini karena Jimin yang besok akan berkunjung ke rumahnya.

'Sudah jarang Jimin ke sini.'

'Aku tak perlu beres-beres rumah, kan?'

Ia hanya berpikir, "Lebih baik aku tidur."

--o0o--

"Jia, aku memiliki firasat tak enak tentangmu." Yoongi bergumam sendiri. Berbaring di ranjangnya. Entahlah, pikirannya kacau.

Entah apa yang membuatnya bergerak tak nyaman sedari tadi. Di pikirannya kini hanya ada Jia dan Taehyung.

Pria itu ... apa yang terjadi dengannya? Dan Jia ... ia sudah sembuh? Yang benar saja. Itu cepat sekali. Bukannya Yoongi tak senang, ia hanya merasa akan ada suatu hal buruk yang menimpa gadis itu. Firasat Yoongi kuat—sungguh.

Ia tahu, Jia mencintai Taehyung—ia mencoba ikhlas. Dan kini, ia hanya bisa berdoa untuk mereka berdua.

'Taehyung Kim, kumohon jaga Jia.'

***

***

Jia mengerjapkan matanya perlahan—bangun dari tidurnya. Toh, ujung-ujungnya ia tidur di kamar Taehyung—lagi. Rayuan pria ini sungguh tak bisa dibantah, terlebih lagi saat ia memohon dengan amat sangat—dan dengan alasan sakit.

Gadis itu melirik ke arah Taehyung. Ah, lucu sekali wajahnya saat tidur. Jia tersenyum.

'Kau tampan sekali, sialan.'

Pikiran gadis itu kacau. Ia mengingat mimpinya di mana Taehyung menyatakan perasaannya dan berkata, "Shin Jia, be mine?"

Mimpi terkutuk macam apa yang telah ia alami?

Sekali lagi, Jia melirik ke arah Taehyung dan mulai melihat raut tak tenang dari wajah pria itu.

'Mulai sakit lagi kah? Aku harus apa?'

Kekuatan ibunya tak main-main. Sekalipun ibunya tak melakukan apapun setelah memberi 'kutukan' itu, penyakitnya akan makin parah—bahkan dapat menyebabkan kematian—dan bodohnya, Jia baru menyadarinya sekarang. Sungguh, Jia kali ini dipusingkan dengan hal itu.

Ibunya merahasiakan kekuatan yang sangat kuat—yang hanya orang tertentu yang akan tahu, dan kekuatan itu ... dapat mengalahkan semua aura negatif.

"U-uh ...." Taehyung merintih—di tengah tidurnya. Jia langsung terduduk dan menatapnya.

'Demam lagi, uh?'

Jia mencoba tenang. Tak panik. Ia ragu, tapi ia tetap mencoba—mengelus rambut pria itu. Rambutnya halus walaupun berantakan dan tak tertata. Wajahnya manis saat tertidur. Gadis itu tersenyum—bahagia sekaligus merasa malu.

Ia menangkupkan sebelah tangannya di pipi Taehyung.

"Cepat sembuh, Taehyungie."

.

.

.

*TBC*

.

.

Akane's Note :

Readers-nim, mianhaeyo... karena ini... ya ini update-an, but, it's too short. I know that. 

Maaf karena Akane juga sedang rombak ff lain.

Ga banyak sih, cuma dua fanfic. But, itu udh ber-chapter chapter. Maaf banget karena mungkin Akane belum bisa membahagiakan readers-nim sekalian, setelah rombak selesai, ff itu akan Akane publish di sini.


Jeongmal Mianhae,

AKN.

Hidden Expression [BTS Kim Taehyung Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang