Now, everyone can see me (Pt. 29)

30 7 0
                                    

Keesokan harinya..

[Dianne POV]

Setelah hari itu, Ryeowook oppa tidak pernah menyapaku. Sebenarnya, ada apa dengannya? Apakah aku berbuat kesalahan? Tapi, bukankah terakhir kali dia yang mengajakku pergi ke Irlandia sebelum akhirnya dia berlibur ke Swiss?

Meskipun akhirnya rencana itu hanyalah sekadar rencana. Dia bahkan tidak menghubungiku atau berbicara padaku tentang hal itu. Kurasa dia lupa akan janjinya padaku.

Aku sadar bahwa sekarang perlahan satu per satu member Super Junior mulai menjauhi kami.

Ah, ada apa sebenarnya dengan diriku ini? Untuk apa aku memikirkan mereka? Lagipula, bukankah aku harus segera menjadi MC siang ini?

"Dianne, sudah kusiapkan pakaianmu," ucap Hyosun eonni sambil mengetuk pintu kamarku.

"Ne, eonni. Aku akan segera berangkat," aku segera keluar dari kamar dan mengambil pakaianku di kamar Hyosun eonni. Dia memang sangat baik, Hyosun eonni lah yang biasa menyetrika pakaian para member.

"Eonnideul, aku berangkat!" pamitku pada mereka dan segera mengikuti manager Kang dari belakang. Hari ini aku tidak akan mengemudi, yeay! Karena ada manager Kang bersamaku!

––––
"Dianne, aku tidak bisa mengantarmu pulang hari ini. Aku harus segera mengantar Allicia ke lokasi syuting."

"Yah, lalu aku pulang bersama dengan siapa?"

"Bukankah kau kenal baik dengan Ryeowook-ssi? Aku akan menghubunginya sehingga kau bisa pulang bersama dengannya."

"Mwoya? Ryeowook oppa? Kenapa harus dengan dia?"

"Karena dia juga menjadi MC hari ini. Sudah ya, semangat!" ucap manager Kang sambil menepuk bahuku. Aku hanya melambaikan tanganku dan masuk ke studio.

Rupanya hari ini aku harus berhadapan dengan pria itu. Anggap saja tidak ada masalah.

Aku bisa pulang naik taksi nanti.

"Dianne, silakan masuk," sambut salah satu crew dan mengarahkanku untuk pergi ke make-up artist room.

Kulihat ke sekeliling ruangan. Dia, pria itu, tengah duduk dan sibuk dengan ponselnya.

Penata rias menyuruhku untuk duduk dan dia pun mulai menata rambutku.

Setelah hampir satu tahun debut, aku tidak pernah punya waktu untuk berlibur. Kapan aku bisa punya waktu luang? Aku ingin pergi menemui keluargaku di Irlandia.

Sepertinya manager Kang telah memberitahu penata rias di sini bahwa aku suka model rambut yang simple tapi keren.

Untunglah Awesome Girls punya manager sebaik dan sehebat manager Kang. Jadi, aku tak perlu berlama-lama duduk tegap untuk bisa ditata rambutku.

Aku heran, apakah pria yang ada di sampingku ini tidak menyadari keberadaanku? Atau apa? Sebenarnya ada apa dengannya? Aku yang aneh atau dia yang aneh?

Kulihat dia terus saja memainkan ponselnya, menoleh ke arahku sedikitpun tidak. Aku tidak berharap dia akan membahas soal liburan yang batal itu. Hanya saja, setidaknya dia menyapaku, 'kan?

Kurasa ada yang terjadi di antara member Super Junior dengan grup kami. Buktinya hubungan Allicia eonni dan Donghae oppa seperti sudah berakhir. Soal Pearl dan Yesung sunbaenim, mereka tidak akan mungkin bersatu lagi menurutku.

By the way, kenapa pria itu terlihat sangat sibuk dengan ponselnya? Apa dia tidak ada niat untuk menyapaku? Bahkan untuk tersenyum sekalipun?

Huh, soal berlibur ke Irlandia yang gagal itu saja dia tidak pernah membahasnya lagi. Kami bahkan tidak pernah berbicara setelah kejadian di butik beberapa saat sebelum pernikahan Yesung sunbaenim.

––––
Mengisi acara hari ini telah selesai, untungnya pria itu masih bisa diajak kerjasama dalam hal ini sehingga tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa hubungan kami sebetulnya kurang baik saat ini.

Meski acara tadi berjalan lancar, tapi tetap saja dia tidak menawarkan tumpangan untukku. Tidak mungkin kan jika aku yang memintanya terlebih dahulu seperti..

'Hello oppa! Manager Kang bilang dia tidak bisa menjemputku hari ini, jadi aku harus pulang bersamamu."

Tidakkah itu terdengar sangat lucu?

Terserahlah, dia mau menawarkan tumpangan atau tidak. Lebih baik aku pulang naik taksi daripada aku mati kelaparan menunggunya di sini.

Kulangkahkan kakiku keluar gedung dan menunggu taksi lewat untuk segera kutumpangi sampai ke dorm.

Sesaat sebelum taksi melintas di hadapanku, ada seseorang menepuk bahuku, "Dianne! Ayolah, kau bisa pulang bersamaku."

What? Is it really him? Ryeowook Kim? Is he? Or am I just dreaming?

"Aniyo, tidak perlu, oppa. Aku bisa pulang naik taksi," tukasku sekadar untuk memastikan bahwa dia memang bersungguh-sungguh menawarkanku tumpangan.

"Kau memang bisa saja melakukan itu, tapi akan lebih baik jika kau pulang bersamaku," ucapnya tersenyum seakan dia meyakinkanku bahwa aku akan aman bersamanya.

Aku hanya mengangguk tanda bahwa aku menerima tawarannya. Dia langsung menggenggam tanganku dan berjalan menuju tempat di mana mobilnya berada. Dia lantas membukakan pintu mobil untukku dan menutupnya setelah aku berada di dalam mobilnya. Kemudian, dia bergegas masuk ke mobil dan mulai mengendarainya.

Sepanjang perjalanan tidak ada suara sedikitpun, sampai akhirnya beberapa saat kemudian dia angkat bicara.

"Dianne, kau tidak keberatan kan jika kita mengisi perut di restoran terdekat? Kurasa kau juga lapar karena sebentar lagi sudah waktunya makan malam."

Aku langsung menerima ajakannya karena memang perutku sudah sangat keroncongan, "Tentu saja!"

Tak butuh waktu lama, dia menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah restoran.

"Dochakhaetda!" serunya sambil melepaskan sabuk pengamanku dan tidak lupa sabuk pengamannya juga.

Saat kulihat dia hendak membukakan pintu untukku, aku langsung mencegahnya dan berkata, "Oppa, please. Aku bisa melakukannya."

Dia pun membiarkanku melakukan hal itu sendiri. Kami berdua berjalan masuk ke restoran dan memesan makanan serta minuman.

Beberapa saat kemudian, pelayan datang menuju meja kami sambil membawa dua nampan dan meletakkan pesanan kami di atas meja.

"Kamsahamnida!" ucap kami serentak yang membuat kami berdua saling bertatapan dan terkekeh.

"Kita kompak ya," timpal Ryeowook oppa.

––––
"Tadi itu, terima kasih untuk makanan dan minumannya, oppa. Neomu masisseoyo!" kataku di perjalanan pulang menuju dorm.

Dia tersenyum padaku dan berkata, "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Kudengar kau pandai memasak, benarkah itu?"

"Mwoya? Siapa yang mengatakan dusta seperti itu?"

"Kau ini! Kenapa kau tidak mengakuinya?"

"Sebab, masakanku tidak akan bisa mengalahkan masakanmu, oppa."

"Astaga, Dianne! Sejak kapan kau berubah menjadi Dianne yang tidak percaya akan kemampuan dirimu sendiri seperti ini?"

"Oppa, aku berani jamin masakanmu itu jauh lebih enak dari masakanku."

"Kau ini sedang bergurau? Begini saja, bagaimana kalau minggu depan aku datang berkunjung untuk mencicipi masakanmu?" ucapnya santai dan membuatku menatapnya dengan penuh rasa heran.

Untuk apa dia ingin berkunjung? Kenapa harus mencicipi masakanku sementara masakan buatannya itu sangat enak? Meski aku memang belum pernah mencicipinya, tapi semua member Super Junior berkata seperti itu.

Dengan sedikit keterpaksaan, aku menjawab, "Tentu saja boleh. Kau boleh mengajak member lainnya."

Now, everyone can see meWhere stories live. Discover now