Now, everyone can see me (Pt. 2)

107 11 0
                                    

"Dianne, dimana Pearl?" Allicia mencariku kemana-mana.
"Aku tidak tahu. Aku baru saja menyelesaikan latihanku," jawab Dianne yang baru saja keluar dari ruang latihan.
"Atau mungkin para trainee senior berkumpul?"
"Aku juga tidak tahu, Allicia. Coba kau tanya staff Kim," mereka berdua pun mencari dimana staff Kim.
"Annyeonghaseyo staff Kim,"
"Mwohaeyo?"
"Apa kau melihat Pearl?"
"Pearl sedang melatih para trainee baru,"
"Dimana? Di ruang khusus para trainee baru?" tanya Allicia memastikan.
"Ya, letaknya tidak jauh dari ruang latihan vocal utama,"
"Baiklah. Terima kasih staff Kim," mereka lalu berjalan menuju ruang khusus para trainee baru. Mereka berbincang sedikit tentang berapa lama lagi mereka harus menunggu.
"Allicia, kita akan debut sebagai solo atau grup?" tanya Dianne.
"Aku pun tidak tahu. Apapun itu, aku hanya ingin debut,"
"Mungkinkah kita akan bergabung bersama dengan Alma dan Corrine?"
"Mungkin saja," jawab Allicia singkat. Tak lama kemudian, mereka sampai di ruang khusus para trainee baru.
"SeolHee, ada Pearl di dalam?"
"Ada. Kalian masuk saja," Allicia dan Dianne mendengar keributan yang terjadi di dalam.
"Ada apa ini? What happened??"
"They didn't wanna hear me!!" Alma dan Corrine tidak ingin ikut berlatih. Dari awal mereka memang sudah mencari masalah.
"Pearl, calm down. Alma and Corrine come here," Allicia dan Dianne membawa mereka keluar ruangan.
"Do you guys wanna die??" tanya Allicia yang sudah tidak tahan dengan tingkah laku dua trainee baru ini.
"Ini bukan seperti apa yang kau pikirkan. Pearl selalu saja berkata bahwa tubuh kami masih kaku, dia terus saja menyuruh kami lebih lemas lagi. Kami tidak suka itu," Corrine memang tidak pernah diajarkan sopan santun. Ketentuan disini memang seperti ini, aku harus melatih mereka semua sampai bisa.
"Jadi kau menyalahkan Pearl, begitu??? Ketentuan disini memang seperti itu!! Jika kalian menari dengan tubuh yang kaku maka kalian bisa cedera!!!!!" Dianne tidak dapat menahan emosinya, kedua trainee baru ini terus saja membuat masalah.
"Kami ini bukan robot!! Kami juga lelah!!" beraninya mereka melawan Allicia dan Dianne. Staff Yoon melihat kejadian itu.
"Apa-apaan ini?! Kenapa kalian bertengkar??!" tanya staff Yoon yang membuat suasana seketika menjadi hening.
"Begini staff Yoon. Saya rasa staff masih harus menjelaskan beberapa peraturan disini kepada dua trainee baru ini," ucap Allicia yang sebetulnya ingin langsung ke pointnya saja, namun itu terkesan tidak sopan, pikirnya.
"Memangnya ada apa Allicia? Ada masalah??" staff Yoon sepertinya masih belum mengerti apa maksud Allicia.
"Maaf jika ini terkesan tidak sopan, staff Yoon. Apakah itu wajar jika saya mengingatkan mereka untuk mematuhi peraturan disini? Sebab mereka selalu saja mencari masalah, mereka bahkan tidak mau mengikuti pelatihan khusus para trainee baru. Tidak hanya itu, kurasa batas kesabaran Pearl sudah habis karena dua trainee baru ini," jelas Allicia panjang lebar. Staff Yoon mengangguk, "kemari kalian. Ikuti saya," staff Yoon membawa mereka ke kantor para staff. Mungkin staff Yoon juga berpikir bahwa tingkah laku kedua trainee baru ini tidak bisa dibiarkan.
"Staff only?" gumam Alma setibanya di depan kantor para staff.
"For what?" tambah Corrine pelan.
"Masuklah," staff Yoon mempersilakan mereka memasuki ruangan. Disana terdapat beberapa meja dan kursi, tentunya ada para staff di dalam.
"Pertama, saya aka mengajukan satu pertanyaan. Apakah kalian sudah mengetahui peraturan disini???"
"Kami sudah tahu staff Yoon," jawab Alma dan Corrine.
"Bagus. Karena kurasa kalian sudah mengikuti pengarahan yang diberikan oleh staff Kim hari ini. Kalian bisa mendengar, 'kan?" staff Yoon memang tidak kasar seperti staff Kim, tapi perkataannya pasti langsung mengenai point.
"Tentu saja kami bisa staff Yoon,"
"Kalau begitu, saya rasa kalian tahu apa maksud dan tujuan peraturan yang telah ditetapkan disini. Saya hanya akan memperingatkan kalian, jika kalian masih ingin bertahan, ubahlah sikap dan sifat kalian. Pearl adalah salah satu trainee senior disini dan kurasa dia telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Kalian hanya perlu beradaptasi di dalam sini. Pearl adalah salah seorang trainee yang dapat diandalkan, dia memang harus bertanggung jawab atas apa yang telah kami percayakan kepadanya. Jadi, jika dia menginginkan yang terbaik untuk kalian, kurasa itu wajar. Saya tahu bahwa kalian memang baru hari ini berada di dalam gedung ini. Tapi, saya pikir itu tidak akan sulit jika kalian ingin mematuhi peraturan di dalam sini," staff Yoon menjelaskan semuanya, semua yang harus mereka pahami. Mereka tidak bisa terus membangkang seperti ini.
"Kalian mengerti???" Alma dan Corrine hanya diam, mereka tampak tidak suka mendengar semua perkataan staff Yoon. "Jawab aku!!! Kalian mengerti??!!!" "Kami mengerti," "Kalian boleh keluar," mereka pun pergi ke tempat para trainee baru. Di perjalanan, mereka terus saja membicarakan staff Yoon. Memang menyebalkan kedua trainee baru ini.
"Ada apa staff Yoon?" tanya staff Kwon yang tidak sengaja mendengar perbincangan mereka.
"Tidak apa staff Kwon. Hal biasa, trainee baru tidak dapat menyesuaikan diri,"
"Mereka memang sulit diatur, keras kepala,"
Aku terus saja memikirkan apa yang akan terjadi jika Yesung sunbaenim pergi menjalankan wajib militernya. Siapa yang akan melatihku?
"Pearl!" panggil Allicia dan Dianne.
"Kalian? Dari mana saja?" tanyaku yang duduk di sudut ruangan.
"Alma dan Corrine,"
"Huh...," aku menghela napas panjang, rasanya lelah membahas kedua trainee baru itu. "Mereka lagi," tambahku.
"Kurasa ini tidak akan berjalan lancar," keluh Allicia dari balik pengeras suara.
"Apa yang tidak akan berjalan lancar????" tanya Dianne yang asyik meminum susu rendah lemak di sampingku.
"Kita," gumam Allicia. "Maksudku, jika bersama mereka," tambahnya.
"Kau yakin kita akan debut bersama mereka? Dalam sebuah grup???" tanyaku.
"Kalian masih ingat perkataan staff Kim pagi tadi?"
"Aku ingat," jawab Dianne.
"Coba kalian pikirkan. Pasti ada pesan tersirat dari perkataan staff Kim pagi tadi, kurasa kita akan debut dalam sebuah grup,"
"Astagaaaaaa...... mimpi apa aku semalam," kataku yang mengacak-acak rambutku. Kepalaku terasa pening hanya karena dua trainee baru itu. Aku selalu dibuat lelah oleh mereka.
"Kapan keputusan trainee tetap???" tanyaku sambil mengambil sebungkus cokelat rendah lemak, cokelat selalu dapat membantuku.
"Biasanya 3 bulan setelah penerimaan trainee baru,"
"Berarti itu jatuh pada tanggal 5 Mei???" tanyaku memastikan.
"Kurasa begitu," jawab Allicia singkat. "Dianne, berikan aku sebotol susu itu. Aku merasa haus," sambung Allicia.
"Kuatkanlah dirimu," Dianne menepuk pelan bahuku, dia tahu apa yang kurasakan sekarang ini. Sungguh, aku menantikan hari itu.
"Kita harus bekerja keras. Kami pasti akan membantumu," tutur Allicia yang membuatku berpikir bahwa masih ada mereka yang selalu mendukungku.
"Terima kasih untuk kalian berdua," kami berkumpul tepat di tengah ruangan, kami berpelukan untuk melepaskan rasa penat, letih, lelah, dan kesal.
"We are yesterday, now, tomorrow, and forever!" kami selalu meneriakkan motto seperti itu untuk membangkitkan semangat kami. Hanya untuk membangkitkan semangat dan yakin bahwa kami bisa. Karena hari itu pasti akan tiba. Entah esok, lusa, atau kapanpun itu, tapi kami yakin bahwa hari itu pasti akan tiba. Pasti.

Now, everyone can see meWhere stories live. Discover now