Now, everyone can see me (Pt. 13)

90 6 1
                                    

HyoSun pov

Aku dan JiHyun pun menyelesaikan makan siang kami dan bergegas pergi ke gedung S.M.

"Eonni," panggil JiHyun.

"Ne?" jawabku yang tidak mengalihkan pandanganku dari kaca mobil.

"Apa kita akan kesana dengan tangan kosong? Maksudku, tidakkah sebaiknya kita membeli buah-buahan kesukaan AhRa eonni?" tanya JiHyun namun aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Tapi---"

"Tidak perlu, JiHyunnie. Kita akan terlambat bila harus mampir ke pasar swalayan."

Tak lama kemudian, aku menghentikan mobilku tepat di depan gedung S.M.

"Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" batinku.

Akupun memutuskan untuk menghubungi SiWon oppa, tidak mungkin aku dan JiHyun masuk ke dalam melihat situasi yang ramai seperti ini.

Aku mengambil ponselku dan menghubunginya, terdengar nada sambung namun tidak ada jawaban.

Aku mencoba menghubunginya sekali lagi, akhirnya, ada jawaban.

"Yeoboseyo?" jawabnya dari seberang.

"Oppa, ini aku."

"....."

"Aku dan JiHyun sudah sampai tapi kami tidak bisa masuk, di luar sangat ramai."

"....."

"Apa? Jebal dasi malhae."

"....."

"Ah, baiklah. Pintu belakang, 'kan?"

"....."

"Kau bersama de---"

"....."

"Ne, arasseo."

Tut...tut....

Aku mengakhiri panggilan dan mengarahkan mobilku ke belakang gedung S.M., SiWon oppa menyuruhku untuk masuk lewat pintu belakang saja.

"SiWon oppa yang menyuruhnya?" tanya JiHyun, akupun hanya menjawabnya dengan anggukan.

Aku mematikan mesin mobil dan langsung keluar dari mobil, diikuti dengan JiHyun dari belakang.

Aku berjalan mencari sesosok pria yang baru saja ku hubungi. Ya, dia berada tepat di depan pintu belakang. Mengenakan kemeja putih dengan celana panjang hitam yang biasa dia kenakan.

"Oppa," aku berjalan menghampiri sosok pria yang jujur saja, sangat ku cintai.

"Ayo masuk. KyuHyun, kau tangani dia," ujarnya yang langsung mengalungkan tangan kanannya di bahuku.

Pria yang diajak bicara hanya mengangguk.

Aku berjalan memasuki gedung bersama pria yang sangat tampan. Pria idaman semua wanita.

Aku bukan penggemar Super Junior sebelumnya, aku hanya mengagumi SiWon oppa karena sifat, sikap, bakat, serta keimanannya.

Dia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke gereja sesibuk apapun schedule-nya.

Kami berjalan masuk ke lift dan dia menekan angka 5.

"HyoSun," panggilnya.

"Ne?"

"Tidak, aku hanya merindukan adik kecilku ini," dia mengelus rambutku layaknya anak kecil, balita lebih tepatnya.

"Ah, ne. Nadoyo," jawabku tersenyum.

Now, everyone can see meWhere stories live. Discover now