Thirty Five♪

125 6 0
                                    

14.00

"Lo yakin mau nantangin dia?" tanya Zena tak percaya

"Tenang gue udah mahir masalah ginian." ucap gue

Gue tau balapan itu tidak di perbolehkan. Tapi ekskul di sekolahan gue aja ada. Waktu gue balapan sama anak liar itu? Itu dalam rangka mengambil nilai ekskul pertama gue, jadi kalian jangan nganggap yang aneh-aneh, gue masih anak baik-baik di bawah lindungan orang tua dan guru. Tujuan gue untuk milih ekskul balap karena gue pengen ngasah kemampuan gue bawa mobil cuma itu. Bonyok gue aja ngizinin. Jadi jangan pikir gue itu jalang lah, cabe lah, keluyuran malam lah. Sorry gue benci denger kata itu. Gue itu ikut CLUB bukan LIAR! Gue tegasin lagi gue itu masuk CLUB bukan LIAR!

"Lo yakin gak ngajak anak cowok Mee. Mereka banyak, gue takut mereka nyerang kita." ucap Alma

"Gue udah buat rencana. Kalau mereka macam-macam bantuan datang kok. Tenang aja." bisik gue "jadi yang mau nemenin gue balapan siapa?" teriak gue

"GUE." lantang seorang cowok yang berbadan kekar

"Ck. Ah lo." ucap gue nyibir "nama lo?" tanya gue

"Susanto." ucap nya

Yang akan balapan hanya gue dan fabian. Fabian dengan mobil sport lama nya, gue gak tau itu mobil sudah di servish atau belum! Moga aja udah, takut nya kalah, bukan nya gue ngeremehin, gue cuma gak suka gaya dia yang dulu nya ngeremehin gue sama yang lain.

Gue menghidupkan mesin mobil gue setelah gue memasang seatbelt.

"Cih. Yakin lo gak bakal pakai seatbelt?" tanya gue dengan menaikkan satu oktaf

"Lo bakalan kalah bego!" seru nya menyandar dengan santai

"Haha. LO LIAT SIAPA YANG BAKALAN MENANG!" tantang gue dengan senyum miring gue

Bendera sudah jatuh! Gue langsung nancap gas dan mobil gue melaju dengan cepat. Gue yakin Fabian akan ngelakuin semua nya supaya dia bisa jadian sama Tamara. Gue sama dia udah buat kesepakatan.

Dimana kesepakatan itu ada dua lomba yang akan di lombakan. Satu Balapan dan satu lagi Basket! Dua-dua nya gue bisa. Alhamdulillah. Aturan main, jika gue menang di balapan, dan kalah di basket, dan ternyata dia menang dua-dua nya berarti dia yang menang, dia berhak dan resmi menjadi pacar Fabian! Jika gue yang menang dan dia ada salah satu yang kalah, dia harus angkat kaki dari hadapan kami berlima, jika saja dia masih menampakkan diri gue yang akan turun tangan lagi, gue bakal bawa hukum! Ngeri juga ya gue. Jika seri, berarti terpaksa kami lomba satu cabang olahraga lagi, tennis, gue sumpah gak pandai main tennis, tapi gue udah jadwalin orang nya.

Fabian ingin menggesekkan mobil gue dengan dinding arena.

"Bangsat lo kira bisa,hahaha!!" seru gue yang melihat Fabian menggeser mobil nya ke kiri dan di geser nya ke kanan dengan kecepatan tinggi

Gue langsung memundurkan mobil gue tajam! Dan alhasil mobil Fabian hancur sehancur hancur nya. Gue melanjutkan balapan gue.

Gue bilang apa, jangan main-main sama gue, batin gue dan tersenyum misterius.

Sedangkan susanto yang ada di mobil gue sudah mual-mual, karena tak menyangka cewek feminim kek gue bisa balapan liar gini. Inget gue terdidik gue anak didikan CLUB.

Di garis finish gue keluar dengan senyuman gue. Mobil gue masih kinclong tanpa goresan.

"Kenapa, muntah-muntah lo?" tanya gue yang melihat susanto sudah muntah-muntah "gue bilang juga apa, pakai seatbelt bego!"

Semua teman-teman gue menghampiri gue.

"Anjirrrr sumpah lo keren banget tadi Meeee!!!" teriak Tamara

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang