[19]Kedatangan Yang Mendadak[Revisi 2]

241 13 2
                                    

Aimee baru saja menghempaskan tubuh nya ke atas kasur usai menaruh ransel nya di pojok kamar, dengan baju seragam yang masih melekat di tubuh nya. Ia menoleh menemukan ponsel nya berkedip-kedip pertanda ada pesan masuk. Ia meringkuk ke samping mengambil ponsel nya, dan tak sengaja ia melihat buket anggrek ungu yang Rendi berikan tadi padanya.

"Apa Ferral masih inget ya kalau gue suka bunga anggrek ungu? Eh? Apasi. Kok gue malah jadi mikirin Ferral. Kan gue sendiri yang buat keputusan itu, jadi gue gak usah nyesalin semua nya. Toh, dia juga bukan jodoh gue. Kalau emang iya dia jodoh gue, kenapa dia gak bisa buat ngelirik gue sedikit aja? Buat ngelirik perjuangan gue selama ini buat dapatin dia? Sesederhana itukah?" gumam Aimee ringan sambil tersenyum menyedihkan menatap buket bunga ungu itu.

Aimee lantas meraih ponsel nya lalu melihat sebuah notif dari Ferral melalui Line.

Anggara Ferral : Gue syg sm lo.

Ia yang melihat itu langsung terbelalak kaget melempar ponsel nya itu sembarangan setelah melihat pesan yang tertera di layar ponsel nya walaupun belum ia buka sama sekali.

"He is crazy now! HE IS CRAZY!!" teriak Aimee bangun lalu mundur, bersandar pada papan beludru ranjang nya.

"HE IS CRAZY! WHY?! TELL ME WHY!!" teriak Aimee lagi dengan kedua tangan ia letakkan di kepala nya, mendadak kepala nya pusing setelah melihat pesan itu.

"He is crazy—crazy. I hate you! I hate! I hate you!! Don't back! Don't come back to me," lirih Aimee dengan tangis yang sudah pecah mengalir begitu saja di pipi tembam nya.

Aimee terlihat sangat rapuh usai melihat pesan singkat yang Ferral ketikkan untuk nya.

Dia masih menangis dengan berpeluk tubuh, dia menenggelamkan wajah nya dalam-dalam sambil menangis terisak.

Mengapa Ferral berubah seperti itu setelah apa yang ia perbuat selama ini pada Aimee?

Tiba-tiba saja pintu kamar Aimee terbuka dengan lebar memperlihatkan seorang gadis yang lebih muda dari nya yang masih berpakaian seragam putih biru melakat di tubuh nya.

Aimee yang merasakan kedatangan seseorang langsung mengangkat kepala nya menoleh ke arah pintu, dan menemukan Ghina dengan raut khawatir nya ia perlihatkan secara tulus pada kakak nya yang terlihat amat sangat rapuh dengan tangis yang menguasai dirinya.

Melihat itu Ghina langsung membulatkan mata nya, kaget melihat kakak nya duduk di kasur dengan berpeluk tubuh, dia melirik ke sekeliling kamar Aimee, menemukan ponsel Aimee tergeletak di atas lantai dengan layar ponsel nya menghadap ke bawah.

Ghina langsung berlari menaiki kasur Aimee karena tak tahan melihat kakak nha menangis, lalu memeluk tubuh kakak nya dengan penuh kasih sayang. Ia mengusap punggung kakak nya agar lebih tenang.

Aimee masih menangis terisak di dalam pelukan Ghina.

"Lo kenapa Kak? Why you cry here? Answer my question, Sist, please say anything to me!" seru Ghina dengan mata yang sudah berkaca-kaca masih mengusap punggung Aimee agar kakak nya lebih tenang.

Aimee terisak. "I hate him!" ucap Aimee dengan mata yang terpejam di dalam lekukan leher Ghina.

"Who? Siapa yang lo benci Kak? Bilang ke gue, please. Jangan gini Kak. Gue gak bisa ngeliat lo nangis apalagi cuma karena cowok. Gue gak bisa Kak. Jangan nangis lagi dong, pleasee!" rengek Ghina berusaha membujuk Aimee.

"Gue benci Ferral!" seru Aimee dengan lantang masih dengan sisa isak tangis nya.

Ghina langsung menegang kaku usai mendengar perkataan Aimee. "You sure? You? Lo gak salah kan Kak?" gumam Ghina hati-hati.

Masa RemajaWhere stories live. Discover now