Part 1

5.5K 293 8
                                    

Mentari pagi datang. Matahari-pun mulai bersinar dipagi hari yang indah. Seberkas cahaya-pun mulai memasuki kamar seorang pria yang tengah tertidur pulas diatas ranjangnya.

Ceklek..

Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya, seseorang tengah berjalan menghampiri pria yang sedang tertidur itu, dan mengguncang bahu pria itu untuk segera bangun. Pria itu setengah sadar setelah seseorang mengguncang bahunya.

"Hmm". Pria itu hanya merespon dengan gumamanya seakan tau ada yang mencoba untuk membangunkannya.

'Orang bodoh mana yang berani menganggu pekerjaanku' rutuk pria itu dalam hati.

"Jaebum oppa ..." pria yang dipanggil Jaebum itupun segera tersadar akan suara yang memanggilnya itu.

'Kau bodoh Jaebum! Kau mengatai adikmu sendiri dengan sebutan bodoh' batin Jaebum. Siapa lagi yang akan memanggil Jaebum dengan sebutan Oppa kalau bukan adik kecilnya itu.

"Oppa kenapa kau melamun? Ayoo cepat belsihkan dilimu, bukankan hali ini adalah hali peltamamu memulai semestel yang balu huh" ucap gadis kecil itu dengan khas cadelnya.

"Ya ya ya Raena oppa ingat itu" jawab Jaebum dengan diikuti senyuman manisnya. Mata Jaebum pun menelusuri tubuh Raena yang terbalut seragam Sekolah Dasar yang dikenakannya.

"Oppa kenapa kau menatapku sepelti itu?" tanya Raena pada Jaebum yang masih memandang Raena dengan senyuman dibibirnya.

"Ah tidak, kau sangat cantik sekali seperti ..." Jaebum menggantungkan kalimatnya. Sepertinya ia sadar akan apa yang ingin iya ucapkan tadi itu.

"Sepelti apa oppa" tanya Raena penasaran.

'Lagi-lagi kau bodoh Jaebum! Tak seharusnya kau seperti itu' rutuk Jaebum dalam hati.

"Oppa"

Masih tidak ada jawaban dari Jaebum.

PLAKK

"Aww" Jaebum terkejut, lalu meringis sambil memegang pipinya.
"Raena apa yang kau lakukan pada oppa tadi?" tanya Jaebum yang heran akan sikap Raena yang menamparnya.

"Huh lupakan saja" ucap Raena lalu pergi meninggalkan kamar Jaebum.

"Hmm dasar, pasti dia kesal denganku" ucap Jaebum sambil menggelengkan kepalanya.
"Lihat saja nanti oppa akan membuatmu senang kembali gadis kecilku" Jaebum terkekeh dengan sikapnya sendiri yang begitu menyayangi adik kecilnya itu.

Jaebum pun beranjak dari ranjangnya mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya juga.

***

Bandara Incheon Korea

Seorang pria baru saja tiba dibandara setelah melakukan penerbangan yang cukup lama dari LA ke Korea. Pria itu mengedarkan pandanganya, untuk mencari seseorang yang sedang menunggunya. Dan ... Itu dia! Papan nama bertuliskan 'Junior' yang diangkat oleh seorang wanita.

Pria yang disebut Junior itu berjalan menghampiri wanita yang sedang menunggunya itu.

"Junghwa!" Junior memanggil wanita itu dengan sedikit berteriak. Wanita yang dipanggil Junghwa itupun menoleh keasal suara yang memanggilnya. Junior melambaikan tanganya.

"Junior oppa!!" senyum mengembang diwajah mungil Junghwa. Junior pun langsung memeluk Junghwa ketika sudah di depannya. Junghwa pun membalas pelukan Junior.

"Uhh adik-ku, aku sangat merindukanmu" ucap Junior seraya melepaskan pelukanya. "Dan lihat sekarang kau sudah dewasa dan cantik"

"Ya ya ya oppa aku juga sangat-sangat merindukanmu, tapi lebih baik simpan rayuanmu sampai kita tiba dirumah. Ayo ibu sudah menunggu kita" Junghwa pun langsung menarik lengan Junior.

"Hmm baiklah"

***

Rumah Junior

"Bagaimana perjalananmu jun" tanya Jia -ibu Junior- membuka percakapan. Saat ini mereka - Jia, Junior, dan Junghwa- tengah duduk bersantai di ruang keluarga.

"Hm cukup buruk bu" jawab Junior seadanya.

"Apakah ada sesuatu yang buruk terjadi padamu oppa" kini Junghwa yang bertanya

"Ya, sangat buruk Jung" ucap Junior seraya memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya. Seakan ini sangat dramatis.

"Apa yang terjadi Jun" tanya Jia lembut.

"Kalian tau? Aku ini sudah cukup lelah perjalanan dari rumah nenek menuju bandara, setibanya disana aku hampir saja tertinggal pesawat, lalu sampai dipesawat aku duduk bersebelahan dengan wanita, ah tidak- sepertinya bisa disebut dengan lelaki, dia itu sangat berisik, cerewet dan kasar sekali, dan aku selama beberapa jam penerbangan aku tidak bisa tidur karena tingkahnya yang menurutku menyebalkan" jelas Junior panjang.

Junghwa dan Jia hanya bisa menanggapi cerita Junior dengan tertawa.

"Apa kalian puas melihatku seperti ini huh" Junior mendengus.

Tidak ada jawaban dari Jia maupun Junghwa. Mereka masih tertawa dengan cerita Junior yang menurut mereka lucu.

"Cukup! Ini bukan lelucon, dan aku lelah" ucap Junior dengan nada kesal. Juniorpun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya di lantai 2.

"Lihatlah Bu, tingkahnya benar-benar seperti wanita yang kesal dengan kekasihnya" ucap Junghwa sambil terkekeh melihat tingkah Kakak laki-lakinya itu.

"Aku dengar itu Jung!" ucap Junior saat sudah menaiki anak tangga ke-4

"Junghwa kau ini suka sekali menggoda kakakmu itu, biarkan dia istirahat kasihan dia" Jia pun terkekeh melihat tingkah kedua anaknya itu.

"Lebih baik kau bantu Ibu untuk membuat makan malam" tambah Jia, lalu berjalan menuju dapur.

"Hm baiklah Bu" ucap Junghwa lalu mengikuti Ibunya berjalan menuju dapur.

TBC

[Ps: oppa = panggilan dari perempuan untuk laki-laki yang lebih tua dari perempuan tersebut]

Semoga suka^^ jgn lupa tinggalkan Vote+Comment

Love~D

The Secret to HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang