12. Dua Minggu Berlalu

3.4K 229 2
                                    


Hai semuanya saya kembali lagi, saya juga mau mengucapkan terimakasih banyak buat kalian yang sudi kiranya membaca cerita abal abal saya ini, tanpa kalian cerita ini tidak ada apa apanya.

Terimaksih yang sudah vote, berkomentar & menambahkan cerita ini ke dalam RL kalian.

Terimakasi banyak, jangan pernah bosan untuk menekan bintang, berkomentar karna saya sangat membutuhkan kedua hal itu, vote & komentar merupakan energi buat saya untuk melanjutkan part selanjutnya.

Sabtu, 21 Mei 2016
@Albatros_Kml

Ini semua saya persembahkan untuk kalian para pembaca yang setia.

Happy reading

👇👇👇
*****

Ayah...."""" teriaknya kaget

hingga

prankk.....""""

tangannya menyenggol sebuah gelas hingga jatuh berserakan dilantai, matanya sudah terbuka & mendapati tubuhnya masih tergeletak ditempat tidur dengan nafas yang memburu karna mendapat mimpi yang sama setiap malam

Ayah"""" hanya mimpi decaknya lirih, kemudian bangkit dari duduknya. Dilihat mata hari sudah berada diufuk timur tanda pagi sudah menyapa, bayangannya tak henti teringat pada sosok ayah dalam mimpinya

apa sebenarnya yang membuat ayah terus datang dimimpinya?

Kini perasaan itulah yang membawa kaki mila melangkah menyusuri jalanan kecil menuju peristirahatan terakhir ayahnya pagi itu, ditatapnya pusara yang masih tampak basah karna gerimis kemarin. Tangan mila gemetar mencoba menggapai batu nisan yang masih terbuat dari kayu itu.

Ayah ini sudah 2minggu sejak kepergian ayah, apa yang sebenarnya terjadi?

Tak ada satupun yang mengerti, semua telah berubah, bulir bening kembali jatuh dari pelupuk matanya, membiarkan angin menerbangkan rambut panjangnya yang tergerai, sementara jiwanya terus berperang bersama kenangannya, bayangan wajah ayah seolah menghiasi setiap sudut matanya memandang. Mila menangis diatas pusara sang ayahnya.

"Mila"" perlahan tangan paruh baya itu merangkul tubuhnya dari belakang, terasa jelas beberapa bulir bening menetes pada pundaknya, Mila kemudian membalikkan badan menatap wajah tantenya.

"Tante"" mengapa Mila dihukum seperti ini"? Wajah cantiknya begitu pucat dengan kelopak mata terus membengkak & berair, melihat keadaan keponakannya dipeluknya erat tubuh gadis itu yang menangis dengan suara seraknya.

" Aku hancur tante""" hancur,,, aku tidak bisa tidur atau terbangun tanpa mendengar suaranya... Mengapa Tuhan begitu cepat mengambilnya dari ku? Mengapa DIA tega membiarkanku seperti ini"? Kesedihan Mila membuatnya rapuh, lunglai dipelukan sang tante dengan air mata yang tak henti menetes.

"Cukup Mila,,,, tenangkan dirimu....Bukankah ini sudah 2minggu sejak kepergian ayahmu"? Mila hanya mengangguk dalam pelukan sang tante.

" Temui dia pasti kamu ingin mengetahui semuanya kan"?tanya wanita paruh baya itu

Mila melepaskan pelukan sang tante, gadis itu nampak berpikir sejenak dengan ucapan tantenya, "siapa"?

"Majikan ayahmu, bukankah dia memintamu untuk datang padanya jika kamu sudah siap"?.

Mila kembali menganguk & melirik pada kuburan ayahnya "apa sekarang waktu yang tepat, Mila takut ayah".

"Mantapkan hatimu Mila, tante tidak sanggup melihatmu terus terusan seperti ini" sambil megelus kepala Mila.

Akhir Kisahku [END]Where stories live. Discover now