LaQueen 19

4.6K 378 25
                                    

Beberapa mil jauhnya dari kota Moskow, kini mereka berada. Menatap sebuah hamparan tanah hijau luas yang menyejukkan netra. Dingin udara segera membelai mereka dengan desau halusnya, mengucapkan salam pertemuan. Memang udara di sini lebih dingin karena struktur tanah yang lebih tinggi. Suara senandung alam seakan menyambut mereka agar betah berada lama di tempat ini.

Karena di sini, tidak ada gedung pencakar langit, tidak ada bising hiruk pikuk kendaraan. Yang ada hanya suasana khas pedesaan modern yang tetap menonjolkan sisi naturalnya. Dengan bangunan-bangunan Rusia kuno dan juga bentang kremlin yang usianya lebih tua dibanding kremlin yang berada di Moskow.

Veliky Novgorod, sebuah kota kecil yang berada di antara Moskow dan St. Petersburg. Sebuah kota yang menjadi pilihan Zurri untuk melaksanakan pernikahannya dengan Queen. Karena... di kota kecil inilah Zurri dilahirkan meskipun ia hanya tinggal saat masih bayi. Ia ingat ketika usianya sedikit lebih dewasa orang tuanya membawa ia dan Darius pindah ke Moskow karena urusan pekerjaan.

Dan saat ini ia mengajak Queen ke rumah lama mereka. Orang tua Zurri memang tidak pernah menjual rumah yang berada di sini. Dulu ketika menikmati hari libur, keluarga mereka sering memilih untuk pulang kampung dibanding harus pergi ke luar negeri.

Safir Zurri menatap hamparan hijau yang menjadi latar rumahnya. Rumah yang bernuansa kayu, sama seperti rumah Leonard. Itulah mengapa ia begitu menggilai rumah milik Leonard, rumah yang  mengingatkannya dengan rumahnya yang sesungguhnya. Rumah yang membuatnya merasa seperti 'pulang'. Dan sepi ini menenangkan. Membuat pikirannya begitu damai. Jarak antar rumah  di sini memang tidak terlalu dekat. Biasanya dipisah oleh tanah lapang luas yang tertutup rerumputan hijau.

Pikiran Zurri berkelana, sebenarnya ada satu hal yang mengganjal hatinya. Sebelum pernikahan mereka terjadi. Satu hal yang harus diselesaikan secepatnya. Sebuah kebenaran, yang harus terungkap sebelum bibir mereka mengucapkan janji suci pernikahan.

Sejujurnya, ia takut... ia sungguh takut.  Jika kebenaran tidak terungkap, maka pernikahan mereka akan dibangun dengan dasar pondasi yang sangat rapuh. Siap tidak siap, mungkin ini adalah saatnya. Dan Zurri mencoba mempersiapkan hatinya, saat Queen akan memakinya. Saat Queen akan berbalik pergi meninggalkannya.

Sebentar lagi...

"Mengapa membawaku ke sini?" tanya Queen dengan nada datar tetapi mampu membuyarkan lamunan Zurri seketika.

Zurri menoleh ke belakang dan mendapati Queen yang menatapnya dalam. Senyum pahit terhias di wajah lelaki itu. Rahang kokohnya mengeras sempurna dengan gurat otot kepala yang terlihat. Zurri seperti sedang berpikir keras. Tetapi sedetik kemudian ia tersenyum dan menatap Queen lembut. Tangannya terulur untuk menarik Queen ke dalam pelukannya.

"Kita masih lelah, Laqueena. Menempuh perjalanan dari Moskow selama lebih dari lima jam itu melelahkan. Bisakah aku istirahat sejenak?"

Mata Queen menelusuri wajah Zurri yang masih pucat dan turun ke perut Zurri. Melihat jemari Zurri yang masih meremas lukanya meskipun sebelah tangan lelaki itu tengah mendekapnya. Hati Queen bagai tertohok sekali lagi. Tegakah ia menyakiti Zurri saat kondisi lelaki itu sedang tidak stabil? Tetapi bukankah semua ini pantas didapatkan oleh Zurri? Queen menyembunyikan satu tangan di balik pingangnya dan mengepal keras. Mencoba menumpahkan rasa bencinya hanya dalam sebuah kepalan tangan. Apakah ia memiliki pilihan saat ini?

"Istirahatlah. Aku ingin keluar," kata Queen sambil membalikkan badan melepaskan dekapan Zurri dan berjalan menjauh dari lelaki itu.

Tetapi belum sempat ia melangkah, tangan Zurri sudah menarik pergelangan tangannya. Seketika Queen menoleh dan menatap Zurri heran.

"Jangan pergi. Sebentar saja. Aku hanya meminta waktu untuk beristirahat sebentar. Setelah itu kita bicara."

Melihat raut serius Zurri membuat Queen tergelitik oleh rasa penasaran. Akhirnya ia mengangguk. Zurri melemparkan sebuah senyum dan ia menarik tangan Queen untuk membawanya keluar dari rumah kayu itu. Zurri membuka sebuah pintu kayu yang berada di belakang rumah. Dan ketika pintu itu terbuka, terpampang sebuah pemandangan luar biasa yang membuat Queen terbelalak akan rasa tidak percaya.

LaQueenWhere stories live. Discover now