LaQueen 17

4K 347 40
                                    

"Nikahi aku sekarang juga..."

Zurri segera melepaskan dekapannya pada Queen. Memandang Queen dengan raut dipenuhi tanya. Namun wajah gadis itu begitu datar. Tak ada buncah bahagia atau binar kesedihan. Kosong. Hanya ada kosong yang justru membuat Zurri hanyut dalam sebuah terka yang sulit dijawab.

Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa tiba-tiba Queen yang selalu menolaknya justru menyerahkan dirinya begitu saja? Mengapa Queen yang ada di depannya ini dipenuhi oleh hawa dingin? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang kini hanya mampu menggantung di ujung lidah Zurri.

Safir dan hazel itu bertemu. Sebuah warna yang kontradiktif. Gelap dan terang, tetapi kini mampu melebur dalam sebuah belaian pandang. Bias sinar dalam manik mata Zurri yang mencoba mencari jawaban dalam hazel Queen. Yang tetap mendapati kosong tanpa ujung.

Zurri masih diam dan hanyut dalam bisik lembut pikirannya. Tuhan seolah membuka jalan untuk pemenuhan sebuah janji kepada Leonard. Tetapi setelah janji itu terlaksana, akankah ia meninggalkan Queen untuk mengejar kembali cintanya pada Qui?

Tidak. Bagaimana pun pernikahan terlalu suci untuk djadikan sebuah permainan.

"Aku akan segera mempersiapkan pernikahan kita," jawab Zurri mencoba untuk tersenyum.

Queen menggeleng cepat, dengan masih menatap kosong pada lelaki di hadapannya. Dengan bibir pucat kering yang menghiasi wajahnya. "Aku ingin menikah sekarang."

Entah iblis apa yang kini lebur bersama raganya, yang jelas sebuah rencana telah tersusun rapi dalam pikiran Queen. Rencana yang akan mnghancurkan Zurri. Tidak lebih dari tiga hari... Ya, tidak lebih dari tiga hari waktu yang ia genggam saat ini. Sebelum pertunjukan besar Qui digelar, ia harus bisa menghancurkan Zurri. Karena itu akan menjadi hadiah terindah bagi Qui.

"Laqueena, aku tidak ingin sebuah pernikahan yang man-main" sergah Zurri sambil mengerutkan dahinya.

Queen hanya menyunggingkan senyum sinis dan menggeleng pelan. "Menikah sekarang atau tidak sama sekali."

Sial! Maki Zurri dalam hati. Ia tidak akan pernah mampu memilih di antara dua pilihan yang sulit. Sungguh ia menginginkan momen pernikahan yang sempurna. Dan melihat gelagat Queen, Zurri merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh gadis itu. Pada akhirnya Zurri memilih untuk membutakan instingnya. Yang terpenting adalah sebuah janji yang sebentar lagi akan tergenapi.

Zurri mengangkat bibirnya, mencoba tersenyum walau sedikit sulit. Karena yang muncul selalu seringai tajam. Ia kembali memeluk Queen dan mencium puncak kepala gadis itu.

"Aku akan menuruti permintaanmu, Laqueena."

***

Gelap masih setia menjadi latar yang memenuhi segala penjuru tatap milik Queen dan Zurri. Yang mengikat mereka dengan tali dingin membekukan. Tak ada bahagia menyapa, kala sebuah pernikahan akan dilangsungkan.

Tiga hari waktu yang dimiliki Queen untuk menggenapi sumpahnya pada Qui. Tiga hari di mana akan menjadi saat Zurri terkoyak bersama duka tiada akhir. Tiga hari pula, Zurri meminta waktu untuk mempersiapkan pernikahan mereka.

Sempurna. Ya, ini terlalu sempurna untuk sekedar dibayangkan. Semuanya tampaj telah tersusun rapi. Dewi fortuna seakan berada di pihaknya. Queen menyunggingkan senyum sinis dengan tangan yang terkepal erat. Sebuah clue yang harusnya diamati oleh Zurri dalam tiap gerakan Queen yang seperti mayat hidup. Tetapi sayang, senyun sinis itu luput dari safirnya.

"Selamat datang di rumah, Laqueena." Zurri tersenyum penuh semangat sambil membuka jendela, membiarkan lembut belaian alam menyapa mereka.

Masih di rumah yang sama. Rumah kayu milik Leonard. Rumah yang akan selalu menyinpan banyak kenangan yang membuat hati Queen mencelos seketika. Queen tidak menanggapi perkataan Zurri. Ia berjalan pelan ke dekat jendela dan menatap pohon-pohon pinus yang mulai tumbuh di sekitaran halaman hijau yang sangat luas.

LaQueenWhere stories live. Discover now