Earth kemudian membalik posisi badannya dan berjalan pelan menuju salah satu pelataran hotel yang terletak di dekat taman tempat mereka berjanji untuk bertemu.

Sea mensejajarkan dirinya dengan Earth dan segera menggandeng tangan Earth dengan erat. Sea begitu bangga bisa memiliki Earth, meskipun usia Earth masih begitu muda. Tetapi di usianya yang masih 14 tahun, perawakan Earth terlihat seperti gadis 18 tahun. Ia tinggi dan biasa menggunakan make up untuk menunjang penampilannya. Earth adalah seorang performer balet, tentu penampilan sangat penting untuk menunjang itu semua.

Tetapi di balik semua visualisasi yang tempampang dalam pandangan mata, Earth memiliki hati yang sangat lembut. Yang membuat Sea jatuh cinta pada pribadi itu. Yang membuat Sea mungkin tak akan pernah mampu berpaling. Di usianya yang masih belia, pemikiran Earth juga sangat matang meskipun terkadang-kadang sikap kekanakan itu masih ada.

Tanpa sadar mereka sudah berada di dalam sebuah kamar hotel mewah yang disewa Earth khusus untuk merayakan hari spesial mereka. Hari ini adalah ulang tahun Sea, dan Earth ingin memberikan kado yang sangat istimewa untuk Sea. Sebuah kado... yang mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan oleh Sea. Selamanya...

"Mengapa membawaku ke tempat seperti ini Earth?" tanya Sea penuh selidik.

Earth tidak menjawab dan memilh merebahkan dirinya di atas ranjang berukuran king size itu dengan kedua tangan terlentang. Sementara Sea memilih untuk duduk di sofa. Mata safirnya tak lepas dari sosok gadis yang selalu dipujanya. Ia menelan salivanya sendiri. Ia takut jika terlalu lama berada di dalam dekapan ruang persegi ini ia akan lupa diri. Tidak, ia tidak ingin merusak Earth yang masih belia. Ia selalu mencoba untuk menjaga gadisnya meskipun terkadang dengan melihat penampilan Earth saja sudah membuatnya begitu ingin menyentuh Earth.

Sea menggeleng pelan dan mencoba mengusir pikiran buruk itu. Ia hanya berharap hari ini akan menjadi hari yang istimewa bagi mereka. Hanya akan ada sebuah ciuman manis hari ini, tidak lebih, Sea berjanji dalam hatinya sendiri.

"Sebenarnya apa yang ingin kamu berikan padaku?" tanya Sea membuka kata.

"Tidak sekarang, Sayang. Sabarlah sedikit. Sekarang aku begitu lelah dan kedinginan. Aku hanya butuh tidur."

Kekehan ringan keluar dari bibir Sea. Lelaki itu beranjak dari sofa dan ikut membaringkan tubuhnya di sisi Earth. Ia tidak tahan lagi untuk tidak memeluk Earth. Hanya memeluk karena memang hawa dingin juga bisa saja membekukan dirinya meskipun ruangan ini dilengkapi dengan penghangat.

"Aku mencintaimu, Earth," bisik Sea tepat di telinga Earth sebelum memejamkan matanya karena rasa kantuk yang tiba-tiba menyerang. Dan akhirnya mereka tidur dengan saling mendekap.

***

Mata Earth menatap nyalang pada langit-langit kamar. Mata birunya menggelap, segelap nuraninya. Tak lagi bisa ia memikirkan perkara rasa. Karena ketika rasa itu mengambil perannya, maka semua rencananya akan rusak. Jadi saat ini ia mencba untuk tetap bertahan, memakai topengnya rapat-rapat. Berharap bahwa topeng itu akan terpasang permanen. Membuang segala kelembutan dan kelemahan yang ia miliki.

LaQueenWhere stories live. Discover now