Chapter 16 : Glee - Bohemian Rhapsody [Queen Cover]

3.8K 271 17
                                    

A/N : Oh, hai. Gue update lagi. Gue ga bisa tidur gara-gara tadi dengan bodohnya minum kopi segelas penuh. But whatever, beberapa chapter lagi selesai ya. Gue juga udah nambahin cast nih. Tuh yang diatas ada Alex Roe! Woaa dia keren banget. Menurut gue cocok banget buat menggambarkan kepribadian Ben yang kalem, ribut kalo sama orang yang ia taksir, caring, loving, everything about him just fits so perfect! Jadi gue mutuskan dia buat jadi Benjamin Drunk a.k.a Ben! Taraaa~ Gimana menurut kalian? cocok? Kasi pendapat kalian di kolom komentar ya. Jangan lupa komen sama vote, makasih :)

---

Easy come, easy go, will you let me go?

Bismillah! No, we will not let you go (Let him go!)

Bismillah! We will not let you go (Let him go!)

Bismillah! We will not let you go (Let me go!)

Never, never let you go, never let me go

Mama mia, let me go

Beelzebub has a devil put aside for me

So you think you can stone me and spit in my eyes?

So you think you can love me and leave me to die?

Knock knock knock!

Fian langsung mengangkat kepalanya saat mendengar seseorang mengetuk pintu dengan keras. Ia menoleh ke arah pintu kamar Bude yang tertutup. Malam ini Bude terlalu lelah untuk menganggunya seperti biasa. Jadi orang tua angkatnya itu memutuskan untuk tidur lebih awal daripada hari-hari biasanya. Sedangkan Pakde belum juga pulang.

Begitu juga dengan Ben.

Tadi sore jantung Fian kembali terasa sakit dan dia memutuskan untuk tidur setelah minum obat. Saat bangun, tiba-tiba saja Ben menghilang. Hanya ada Bude yang sedang dipijat oleh tukang pijat langganannya di ruang tengah. Fian seperti merasa ada sesuatu yang kurang tanpa kehadiran Ben disisinya saat bangun.

Sudah beberapa kali Ben selalu ada di sampingnya saat ia mimpi buruk. Bule itu akan menenangkannya, membuat Fian merasa nyaman. Menceritakannya beberapa hal lucu, atau beberapa hal yang sedih serta mengharukan.

Knock! Knock! Knock!

Ketukan di pintu membuat semua lamunan Fian buyar. Cowok manis itu langsung meletakkan Ratna ke lantai dan berjalan-agak sedikit cepat-ke pintu. Siapa tau itu Ben atau mungkin Pakde. Somehow, Fian benar-benar mencemaskan keadaan Ben sekarang. Entah apa sebabnya.

Fianpun membuka pintu dan berharap jika orang yang ada di depannya adalah Ben. Tapi tidak. Orang tersebut adalah teman Ben waktu itu-Brad.

Brad hanya menggunakan hoodie bergambarkan tengkorak. Rambutnya tampak acak-acakan seperti habis terkena oleh angin kencang. Brad tersenyum "Hai." Salamnya. "Apa Ben didalam?"

Fian melirik bule itu dari atas ke bawah. Brad memiliki mata hijau zamrud. Bibirnya agak tebal di bawah. Dia punya lesung pipit yang membuat wajahnya tampak sangat manis. Saat sampai di rumah waktu itu, Fian memang tak sempat berkenalan dengan Brad. Dia langsung mengurung diri di kamar.

Mungkin sebaiknya hari itu Fian berkenalan dengan bule ini. "Tidak. Dia pergi keluar dan belum kembali-"

Brad mengangguk. "Apa aku boleh menunggunya di dalam kamarnya?" Tanya Brad sopan.

Fian kembali menelisik Brad dari atas ke bawah. Seolah-olah sedang mencari sesuatu yang mencurigakan yang terdapat di tubuh bule itu. "Sure." Kata Fian setelah beberapa saat terus memperhatikan Brad. Ia membukakan pintu lebar-lebar dan membiarkan bule itu masuk ke dalam.

Good LifeWhere stories live. Discover now