Eleven

47.4K 1.9K 68
                                    

Author's View

Sampai kapan kita harus saling menunggu?

Menunggu keajaiban yang belum tentu terjadi.

Menunggu suatu hal yang tak pasti.

Sampai kapan kita akan seperti ini?

Melangkah dengan cara masing-masing.

Tanpa tahu apakah ada sosok yang menunggu di ujung sana.

Sampai kapan kita akan berlutut seperti ini?

Berharap akan suatu hal yang tak pasti.

Berharap akan mimpi buruk ini digantikan dengan mimpi indah.

Sampai kapan kita akan seperti ini?

Berharap di ujung pengharapan.

Kamar 224 itu terlihat sepi. Tidak ada satu orang pun yang menunggu disana. Anna masuk kedalam ruangan itu.

Anna duduk di sebelah tempat tidur lelaki yang terbaring lemah disana. Matanya menatap wajah lelaki itu dalam-dalam.

"Kenapa kamu bisa jadi kayak gini?" Air mata wanita itu mulai merebak. "Kenapa lo bisa sebodoh ini sih, David?! Kenapa lo harus ikut-ikutan koma seperti Kathrine? Kenapa semuanya jadi seperti ini?

Wanita itu menangis, menangisi kepedihan di dalam hidupnya. Tadi, ia mendapat telfon dari rumah sakit. Ia segera pergi saat mendapat kabar kalau mobil yang dikendarakan oleh David masuk ke jurang dan keadaan lelaki itu kini sedang kritis.

"Kenapa hal ini harus terjadi sama kau juga? Kau harus bangun, David! Kau harus kuat! Kau harus kuat untuk semangatin Kathrine! Kau bilang, kau nggak mau kehilangan Kathrine. Iya kan? Maka dari itu, aku mohon kau bangun... Kau harus bangun untuk Kathrine!"

Air mata Anna turun membasahi tangan David. Perlahan, jemari lelaki itu tampak bergerak. Anna yang melihat itu langsung menegakkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian David membuka matanya perlahan.

"Hai, David!" sapa Anna pelan.

David terdiam. Matanya bergerak mengamati keadaan sekelilingnya. Ia tersenyum pedih saat menatap Anna.

"Tolong jaga Kathrine..." ucap lelaki itu pelan.

"Pasti, Dav! Aku pasti bakalan jagain Kathrine!"

"Tolong jaga anakku dan Kathrine juga... Aku... Aku udah nggak mampu lagi untuk menjaga mereka..."

Tangisan Anna semakin kencang. "Kau ngomong apa sih, David?!!" teriaknya.

"Malaikat kematian telah datang menjemputku... Aku harus pulang... Tolong jaga mereka..."

Anna menggeleng keras. "Nggak, David! Jangan ngomong kayak gitu!!"

David tersenyum pedih untuk yang terakhir kalinya sebelum matanya perlahan mulai menutup kembali. Disusul dengan lengkingan suara pendeteksi jantung yang berbunyi nyaring. Anna menangis semakin kencang saat melihat alat pendeteksi jantung itu.

The Baby's [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang