Eight

51.5K 2.6K 28
                                    

Author's View

"Kau tampak lebih baik sekarang," ucap David sambil meletakkan nampan berisi makanan diatas nakas yang berada di dalam kamar Kathrine.

Kathrine hanya diam bergeming di tempatnya. Matanya menatap kosong kearah dinding kamarnya yang bewarna putih susu.

"Aku harus pergi. Persiapkan dirimu, nanti malam kita akan bertemu dokter Kemal untuk membahas kapan proses pengangkatan janinmu akan berlangsung." ucap David dan setelah itu menutup pintu kamar Kathrine.

Kathrine menangis dalam diamnya. Hancur sudah semuanya. Sebentar lagi ia akan kehilangan bayinya. Ia tak bisa melindungi dan mempertahankan bayinya. Dia sudah gagal menjadi ibu yang baik.

"Maafkan Mommy, sayang." isak Kathrine sambil memeluk erat baju bayi bewarna biru yang dibelinya satu bulan yang lalu. "Maafkan Mommy,"

Kathrine tersentak kaget saat mendengar suara pintunya yang berderit. Disana, terlihat Rossaline tengah menatapnya dengan sendu.

"Kathrine..." panggil Rossaline kepada menantu kesayangannya dengan setitik air mata yang mengalir di pipinya.

Kathrine beranjak turun dari ranjang tempat tidurnya. Berjalan menghampiri Rossaline dan memeluk tubuh wanita paruh baya itu.

"Kathrine sayang, maafin anak mama ya..." ucap Rossaline.

Kathrine menggeleng lemah di dalam pelukan ibu mertuanya itu. "Kenapa mama minta maaf? Ini bukan salah mama kok."

"Mama tau apa yang sedang terjadi di antara kalian. Maafin kelakuan David ya, sayang. Maafin mama yang nggak bisa mengurus anak dengan baik. Semenjak papanya yang berselingkuh dengan wanita lain, David berubah menjadi sosok lelaki seperti ini. Mama nggak menyangka kalau David tega berbuat seperti ini ke kamu. Mama benar-benar minta maaf sama kamu..."

Kathrine mengangguk. Setelah itu, Rossaline menguraikan pelukan mereka. Wanita itu mengambil jaket kulit bewarna hitam, rambut palsu potongan pendek bewarna hitam serta kacamata yang juha bewarna hitam, lalu menyerahkan benda itu kepada Kathrine.

"Pakai ini, sayang. Dan pergilah dari sini secepat mungkin." ucap Rossaline.

"Kenapa mama melakukan ini semua?"

"Demi kamu dan calon cucu mama. Mama harap, kamu bisa menyelamatkan dirimu dan bayimu. Mama disini akan selalu berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaan kalian." ucap Rossaline yang membuat hati Kathrine terenyuh mendengarnya.

"Ma..."

"Sayang, mungkin memang sangat kecil harapan kamu untuk tetap hidup setelah melahirkannya. Tapi, mama mohon untuk bertahan demi anak kamu. Bertahanlah demi dia. Mama akan selalu dan terus berdoa agar penyakit kamu bisa disembuhkan dan jagoan kecil kita bisa lahir untuk melihat dunia."

"Tentu, Ma. Kathrine pasti bakalan kuat. Kathrine janji," ucap Kathrine dengan setetes air mata yang jatuh dari kelopak matanya. "Ma, terima kasih banyak atas semuanya."

"Ya, sama-sama. Sekarang, cepatlah pergi! David akan kembali nanti malam." ucap Rossaline yang kini telah berada di ambang pintu. Dia membuka pintu dengan lebar. "Berbahagialah diluar sana, Kathrine..." doa Rossaline tulus.

Kathrine merapikan sedikit rambut palsu serta kacamata hitamnya. Ia memeluk Rossaline yang mungkin untuk terakhir kalinya. "Terima kasih banyak, Ma. Terima kasih banyak."

Kathrine menghembuskan nafas lega saat melihat kedua satpam yang bertugas untuk menjaga rumah David sedang tertidur pulas di pos. Ia membuka pintu pagar, lalu berjalan dengan langkah pelan setelah sebelumnya ia sempat memperhatikan rumah besar nan megah milik David.

The Baby's [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang