Four

58.2K 3.5K 22
                                    

Sejak pernikahannya dengan Kathrine, David menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan. Lupa pada diri dan waktu. Kalau saja sekertarisnya tidak mengingatkannya untuk makan, mungkin ia tak akan makan seharian.

Sore ini, David telah berjanji untuk menemani Kathrine menemui dokter kandungan. Sejak pagi, ia memberitahu asistennya untuk membatalkan semua acaranya setelah pukul empat sore. Namun tanpa diduga, client pentingnya datang dari Singapura ke kantornya tanpa membuat janji temu terlebih dahulu. David tidak punya pilihan selain menemuinya.

Waktu bergulir begitu cepat. David tersentak kaget saat melirik jam tangannya. Pukul 16.30! Dengan tergesa, David menyudahi pertemuannya. Sambil meminta maaf, David berjanji akan secepat mungkin mengatur pertemuan mereka kembali. Begitu para client-nya berlalu dari ruang meeting. David segera menyuruh security untuk menyiapkan mobil dan ia langsung berlari menuju lobi.

Lamborghini Aventador bewarna hitam mengkilat itu melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan pelataran kantor. Namun sialnya, kemacetan di jalan raya menghalanginya.

Tepat saat jam telah menunjukkan pukul 17.45, David tiba di ruang tunggu dokter kandungan. Mata David menyapu ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Kathrine. Namun ia tak menemukannya.

"Maaf Suster, apa ada yang bernama Kathrine? Pasien dokter Kemal. Sudah bikin janji untuk cek kandungan sekitar pukul lima tadi." tanya David.

"Bapak suaminya ibu Kathrine, ya? Silahkan masuk Pak, ibu Kathrine baru saja masuk. Sepertinya tadi ia sedang menunggu seseorang karna ia membiarkan pasien lain untuk masuk terlebih dahulu." jawab suster itu sopan.

David mengangguk. "Bisa saya masuk kedalam ruangan dokter Kemal?"

"Oh, tentu Pak. Silahkan..."

Tanpa menunggu lagi, David segera masuk kedalam ruangan dokter Kemal. Disana, ia melihat seorang suster lagi datang dan membantu Kathrine untuk berbaring.

"Akhirnya kau datang juga, David!" seru dokter Kemal yang membuat Kathrine menoleh dengan tatapan kaget.

Kathrine menatap David dengan tatapan dinginnya. Pandangan mereka bertemu, dan dalam sepersekian detik, Kathrine segera mengalihkan tatapannya.

"Mari kita lihat calon anakmu, David." kata dokter itu.

David melanglah dengan ragu menghampiri tempat periksa. Ia melihat Kathrine telah berbaring diatas meja periksa. Rambut hitam bergelombangnya tergerai indah diatas ranjang, memberi kesan yang anehnya membuat David resah.

Seorang suster menyelimuti tubuh Kathrine hingga ke batas pinggul, lalu menaikkan ujung baju perempuan itu hingga perutnya setengah terbuka. David jengah melihat pemandangan itu. Perut Kathrine yang putih mulus itu membuat napasnya tercekat. Tampaknya perempuan itu pun salah tingkah. Rona merah menghiasi kedua pipinya.

Dr. Kemal tertawa melihat rona merah yang menjalar di pipi Kathrine. "Masa sama suami sendiri masih malu-malu?" godanya.

Wajah Kathrine kian semakin merona, sedangkan David sendiri semakin salah tingkah di sisinya. Lelaki itu segera mengalihkan pandangannya dari Kathrine.

Sambil tersenyum geli, Dr. Kemal menuangkan gel keatas perut Kathrine yang terbuka. Mendekatkan alat USG ke perut Kathrine, lalu memperhatikan monitor. "Lihat, David, bulatan sebelah sini, adalah calon anakmu!" katanya sambil menunjuk monitor dengan tangan kirinya yang bebas.

Dahi David tampak berkerut, pertanda bahwa ia tidak mengerti. Baginya, gambar hitam putih di monitor tampak tidak jelas. Sangat sulit baginya untuk memastikan mana calon anaknya. Tapi tiba-tiba, suara yang berdetak keras mengejutkannya.

"Kamu dengar detak jantung anakmu, David?" tanya Dr. Kemal membuat David terperangah.

"Itu anakku?" tanya David seraya menunjuk kearah bulatan yang menarik perhatiannya.

"Ya, itu anakmu. Dan suara yang kau dengar tadi itu adalah suara detak jantungnya." jelas Dr. Kemal.

David masih saja terperangah menatap layar monitor yang menunjukkan bagaimana rupa anaknya yang masih berbentuk bulatan itu. Telinganya seakan merekam setiap detik bunyi detakan jantung yang iramanya terdengar indah di telinga David.

Sedangkan Kathrine, wanita itu saat ini tengah terisak kecil di tempatnya. Terharu akan apa yang ia lihat saat ini. Ia tak pernah menyangka kalau sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu. Walaupun anak yang sedang berada di dalam rahimnya ini terjadi karna sebuah kesalahan, namun ia tetap menyayanginya.

Menyayanginya dengan sepenuh hati.

***

Update! Gimana? Gimana? Maap kalo gaje, oke? Maap juga buat typo (s) yang mungkin aja berkeliaran. Soalnya nggak gue edit dulu.

Makasih buat kak @poohira yang udah ngoreksiin penulisan kalimat yang salah di chapter sebelumnya. Makasih juga buat kalian semua yang udah baca, vote, dan comment.

Enjoy yep.

Love,
Nana

The Baby's [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang