CHAPTER 25 - Dia Menghilang

1.6K 144 64
                                    

POV Mila

Ketika aku terbangun, aku hanya berharap dapat melihatmu disisiku, berharap dapat melihat dirimu tersenyum tulus padaku, berharap dapat merasakan kehangatan tubuhmu yang senantiasa memelukku dengan erat, berharap dapat mendengarmu membisikkan cinta padaku.

Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.

Kamu menghilang sejak hari itu. Kamu seperti lenyap tanpa meninggalkan jejak untukku sejak hari itu. Apa yang terjadi padamu? Dan kemanakah dirimu?

Jika memang kamu ingin pergi, maka setidaknya telponlah aku dan jangan hanya pergi seperti ini. Setidaknya, buatlah aku tahu bahwa kamu baik-baik saja dan sudah bahagia disana.

*****

Aku menutup buku diaryku dan meletakkannya diatas meja nakas disebelah tempat tidurku

Aku menghela napasku dengan sangat berat. Sungguh, ini sangat berat. Berat dan menyiksa. Sangat sulit rasanya setiap aku menghembuskan napas.

Aku menangis ketika membuka mata dipagi hari. Menangis ketika merindukan dirinya. Menangis ketika mengingatnya. Kenapa ia terulang lagi? Kenapa aku merasakan ini lagi?

Aku berjalan perlahan menuju tempat tidurku dan kemudian merebahkan tubuhku disana, menarik pelan selimut untuk menyelimuti diriku. Namun, ini tetap dingin. Bukan tubuhku melainkan hatiku. Air mata itu kembali mengalir keluar dari pelupuk mataku. Entah sampai kapan aku baru akan berhenti menangis untukmu?

*****

Aku melangkah pelan. Entah dimana ini, itu yang kupikirkan. Aku hanya terus melangkah disebuah taman yang luas. "Dimana aku sekarang?"gumamku pelan

Mataku kemudian melihat sebuah bangku. Dan aku memilih untuk melangkah kesana dan kemudian duduk dibangku panjang berwarna putih itu. "Kenapa aku bisa disini? Dan dimana ini sebenarnya?"kataku sendiri

"Mila.."
Suara itu. Suara yang sangat kukenal. Suara yang kurindukan.

"Kevin.."lirihku seraya bangkit dari tempat dudukku. Aku mencoba menatap sekeliling, namun tidak ada siapapun yang terlihat. Hingga, tiba-tiba sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mata muncul dihadapanku. Untuk sesaat, aku memejamkan erat mataku dan kemudian perlahan membukanya.

Sosok Kevin dengan pakaian serba putih kemudian muncul dari balik cahaya yang sangat terang itu. Ia tersenyum padaku. Senyuman itu sudah sangat kurindukan. Senyuman yang membuat hatiku bergetar

Rasanya ada air mata yang memaksa untuk keluar karena kini aku terlalu bahagia telah melihatnya lagi

Aku melangkah pelan mendekatinya. Menggenggam tangannya. Dingin. Tangannya sangat dingin. "Vin, tangan kamu sangat dingin. Kamu sakit?"tanyaku

Tangannya itu perlahan menyentuh wajahku. Tangan itu kemudian perlahan mulai menghangat. Aku merasakan hangatnya tangannya itu menjalar keseluruh tubuhku. Aku pun segera memeluknya dengan erat. Sangat erat seolah aku tak ingin ia pergi lagi dariku

"Kamu harus bahagia meskipun tanpa aku."bisiknya ditelingaku

Air mata itu tak tertahankan lagi. Ia lolos begitu saja dari pelupuk mataku. Aku menggeleng kuat dalam pelukannya. "Aku bahkan tak bisa hidup kalau kamu tak ada disampingku."lirihku

Perlahan, Kevin merenggangkan pelukanku padanya. Kedua tangannya menangkup wajahku, membuatku dapat menatap tepat pada kedua mata hitamnya. "Jangan menyiksa dirimu sendiri seperti ini karena itu membuatku sangat terluka. Aku hanya ingin melihat kamu bahagia meskipun tanpa aku disisimu."

FALLING IN LOVE WITH YOU THE SERIES #2Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu