CHAPTER 03 - REUNI

1.7K 158 15
                                    

Aku kembali menggerakkan tanganku pada sketsa gambarku. Entah kenapa, namun kini aku sama sekali kehilangan konsentrasi pada sketsa gambarku ini

Kuputuskan untuk menyimpan semua peralatan gambar dan juga buku gambarku

Sebuah foto kemudian terjatuh dari dalam tasku. Fotoku dan Ilham di Lombok beberapa waktu lalu

Sebenarnya aku marah pada diriku sendiri. Aku mengutuk diriku sendiri karena masih menyimpan foto ini. Aku seperti sedang menipu diriku sendiri

Aku jelas tahu bahwa aku tak pernah mencintainya. Namun semua hal tentang dia, ada pada diriku. Semua pemberiannya, semua foto kami, kenapa aku masih harus menyimpannya?

Terkadang, aku merasa begitu bersalah karena seolah memberinya sebuah jawaban yang penuh dengan kebohongannya

Jangan tanyakan kenapa aku dan Ilham bisa berpacaran jika aku tak pernah mencintainya. Alasannya simpel, dia sangat banyak membantuku dan keluargaku. Dia banyak berkorban untukku. Lalu, apakah aku sanggup menolak ketika dia hanya meminta diriku untuk menjadi kekasihnya?

Awalnya kukira, suatu saat nanti, pasti akan ada sesuatu hal yang membuat kami harus mengakhiri semua ini. Namun ternyata aku salah. Sampai detik ini, sayangnya, belum ada sesuatu hal pun yang kuat dan mendukung agar hubungan ini berakhir

Justru aku semakin takut, bagaimana jika sampai hubungan ini pada akhirnya akan semakin serius. Lalu, bagaimana caranya aku mengatakan padanya saat itu bahwa aku tak pernah mencintainya?

"Sayang.."suara Ilham menyadarkanku dari lamuanku

Aku menoleh dan melihat dirinya berjalan kearahku
"Kamu sudah akan masuk?"tanyanya

Aku menatapnya yang kini telah berdiri tepat disampingku
"Ya.."jawabku singkat

Kurasakan tangan Ilham bergerak menyentuh tanganku dan kemudian menyatukan jari-jari kami
"Mila.. ada yang ingin kukatakan.."suaranya terdengar pelan dan raut wajahnya terlihat cukup serius

Mendadak, aku merasa takut melihat wajahnya itu

Perlahan, dia memutar tubuhku hingga kini posisi kami saling berhadap-hadapan
"A-ada apa?"suaraku terdengar bergetar

Ilham kemudian dengan pelan berlutut didepanku. Aku sedikit kaget melihatnya berlutut seperti ini

Dari saku baju yang dikenakannya, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Perlahan, dia membuka kotak tersebut

Sebuah cincin terlihat didalam sana
"Mila.. kita sudah jalani hubungan ini selama 1 tahun lamanya.. dan aku merasa aku telah menemukan cinta sejatiku ketika aku menemukanmu.. cincin ini.. ini adalah bukti bahwa aku ingin memilikimu, Mila.. seutuhnya.. Will You Marry Me, Mila?"

Aku terdiam mematung. Semuanya seperti bom yang meledak dalam diriku. Apa aku tak salah mendengar? Ilham.. dia melamarku?

"Mila.. Will You Marry Me?"tanyanya ulang

Aku tak menyangka dia akan melamarku seperti ini. Lalu, apa yang harus kukatakan padanya?

"Ilham.. aku.."

Otakku terus bekerja, bertanya pada diriku saat ini. Apapun jawabanku itu, aku tak ingin melukai dirinya. Aku mampu menatap adanya ketulusan dimatanya itu

"Ha-ha.. ki-kita tak perlu buru-buru seperti ini, kan? Ehm.. mak-maksudku.. ki-kita baru saja menjalin hubungan ini selama 1 tahun.. kita bahkan belum bertunangan.. i-ini terlalu cepat untukku, Ilham.."ucapku gugup

Aku berbalik dengan cepat kebelakang, mencoba menyibukkan diriku dengan menyimpan semua barang-barangku kedalam tasku. Aku tak mampu menatap matanya itu. Aku takut melukai dirinya. Namun, aku juga tak bisa menerima semua ini. Karena sesungguhnya, aku masih sangat berharap 'pria yang kucintai' akan datang dan menyatakan perasaannya padaku

FALLING IN LOVE WITH YOU THE SERIES #2Where stories live. Discover now