CHAPTER 24 - I Want To Waiting

1.9K 145 12
                                    

POV Mila

Aku menatap kosong kearah jendela kamar. Pemandangan indah taman dibawah dengan penerangan lampu disekitarnya. Mataku kemudian bergerak menatap kearah langit. Ada sedikit bintang yang terlihat disana

Aku menarik panjang napasku dan menghembuskannya dengan berat.

'Mila Agnesia, maukah kau menikah denganku?'

Bayangan ucapan Kevin tadi siang masih bergeming dibenakku. Belum kuberikan jawaban. Ya, itulah yang terjadi. Bukan tidak ingin mengatakan 'Ya'. Tentu aku sangat ingin mengatakan 'Ya'. Siapapun, pasti ingin menikah dengan pria yang mencintaimu dan pastinya yang paling dicintai

Hanya saja, menurutku ini terlalu cepat. Ya, aku masih dalam tugas penyelesaian skripsiku. Aku bahkan belum memulai bekerja. Apa aku harus menikah diusia yang begitu mudah?

Huft! Berbagai hal seolah berjalan dibenakku dan rasanya itu melelahkan

Semuanya berhenti ketika mendadak kurasakan sebuah tangan memelukku dari belakang. Menjalarkan kehangatan tubuhnya. Aroma tubuhnya, sungguh ini sangat memabukkan

"Masih belum ada jawaban?"bisikannya ditelingaku rasanya membuatku menjadi begitu berdebar

Aku menggeleng, "Aku masih butuh waktu untuk itu."

Kudengar suara Kevin yang menarik panjang napasnya dan mendesah, "Baiklah. Tapi jangan terlalu lama, oke?"

Aku mengangguk. Kemudian dengan pelan ia mengecup pipiku. Rasanya geli. Karena napasnya menyapu wajahku dan sedikit mengenai telingaku

Setelah itu, kami hanya diam. Hanya hening. Menatap kearah langit malam. Dengan posisi, ia tetap memelukku dengan eratnya dari belakang.

"Mil.."panggilnya pelan

"Hmm?"gumamku

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."katanya

Aku membalikkan tubuhku hingga kini posisi kami berhadapan satu sama lain dan dia mengunciku ditepi pegangan balkon. Matanya menatapku dengan tatapan yang sebenarnya sulit kuartikan. Ada yang ingin ia katakan dan disana terlihat juga bahwa itu adalah hal yang sulit untuk dikatakannya.

Perlahan, tanganku bergerak menyentuh pipinya yang mulai ditumbuhi jenggot halusnya. "Ada apa? Katakanlah."

Ia berjalan mundur selangkah dariku. Kedua tangannya pun dimasukkannya kedalam saku celana pendeknya. Ia menarik panjang napasnya dan seperti mengumpulkan keberanian disana. "Aku harap, kamu mau mendengarkanku sampai selesai bicara dulu. Dan setelah itu, barulah kamu berkomentar, oke?"

Aku menaikkan sebelas alisku, "Apakah sekarang kamu sedang bernegosiasi denganku?"

Kevin tertegun sejenak, menatap mataku dengan tatapan tajamnya lalu kemudian menggeleng, "Tidak. Tapi ini perintah, Mila."

Aku pun mengangguk, "Baiklah, aku menurutimu."

"A-aku.. harus ke Eropa besok.."suaranya terdengar sangat pelan

Aku tersenyum, "Oh. Seperti biasa, kan? Perjalanan bisnis aja.. "

"Mila.. dengarkan aku dulu.."ketusnya kesal

Aku mengangguk pelan. Kevin menarik napasnya dalam-dalam, "Selama 4 bulan."

Senyum yang sedari tadi ada diwajahku, kuyakini menghilang. Rasanya tubuhku mendadak membeku. Benak dan hatiku seolah seperti berhenti bekerja.

"Proyek besar perusahaanku berhasil memenangkan proyek. Dan karena itu, aku harus pergi.."

"Ka-kapan kau pergi?"selaku

FALLING IN LOVE WITH YOU THE SERIES #2Where stories live. Discover now