Part 3

24.6K 2K 116
                                    

Happy reading guys....



Author POV

Soojung sudah akan kembali ke ruangan Hyerin, tapi dia mendadak ingin ke toilet.

"Hyejin-ah, Minji-ah, aunty mau ke toilet dulu sebentar. Kalian tunggu disini dan jangan kemana-mana atau ibu kalian akan marah. Mengerti?" ucap Soojung yang dibalas anggukan oleh keduanya. Soojung pun berlari ke arah toilet.

Saat ia kembali ke tempat dimana tadi dia meninggalkan Hyejin dan Minji, mereka sudah tidak ada di tempat. Soojung pun panik dan langsung mencari kedua anak Hyerin itu.

Sementara di tempat lain, Hyejin sedang mengejar Minji yang juga mengejar seekor kupu-kupu.

"Minji-ah berhenti, kalau aunty nyari kita bagaimana?" teriak Hyejin.

"tapi kak—"

BRUK

Ucapan Minji terpotong dan Minji terjatuh karena menabrak seseorang, Hyejin buru-buru menghampiri Minji yang langsung digendong oleh orang yang ditabraknya. Muka Minji memerah menahan tangis.

"JANGAN SENTUH ADIKKU!" teriak Hyejin yang membuat semua orang yang berada di loby menoleh ke arahnya.

"ah, maafkan paman, paman tidak melihat adikmu yang berjalan ke arah paman. Jangan menangis lagi ya princess." Ucap laki-laki yang di tabrak Minji tadi. Laki-laki itu tertegun ketika melihat Hyejin dan Minji.

"turunkan adikku atau aku akan membunuhmu paman." Ancam Hyejin yang menarik bawah jas laki-laki tersebut.

"oh baiklah." Laki-laki itupun menurukan Minji, dan menatap Hyejin dan Minji bergantian. Ada sesuatu yang bergerak di hatinya. Ia pun tersenyum.

"siapa nama kalian? Kenapa kalian ada disini?" tanya laki-laki itu yang masih menatap Hyejin.

"a.. aku Minji paman, di..dia Hyejin kakakku, ma..maaf membuat ce..celana paman kotor karena es krimku." Ucap Minji terbata karena menahan tangis. Hyejin langsung merangkul adiknya, dan memberikan sifat defensive pada laki-laki yang berada di hadapannya.

"ah, tidak apa-apa Minji-ah, nanti celana paman kan bisa di cuci. Bagaimana kalau paman ganti es krimmu dulu? Hm? Oh iya, nama paman Jimin, terdengar seperti namamu ya?" ucap laki-laki itu yang ternyata adalah Park Jimin. Jimin tersenyum menatap kedua anak itu.

"tidak usah, nanti aku bisa bilang pada ibu untuk membelikan lagi es krim untuk Minji." Ucap Hyejin dingin.

"lagipula, jangan berbicara pada kami. Paman orang asing dan ibu menyuruh kami untuk tidak berbicara dengan orang asing." Lanjut Hyejin lagi dan langsung pergi. Tapi baru beberapa langkah terdengar teriakan Soojung.

"Hyejin-ah, Minji-ah, darimana kalian? Aunty cari tapi tidak ada? Bagaimana kalu ibu kalian marah? Hm?" tanya Soojung sambil mengatur napasnya yang putus-putus. Hyejin dan Minji hanya tertunduk.

"maaf aunty, tadi Minji ngejar kupu-kupu jadi kakak ngejar Minji." Jawab Minji terisak lagi dengan wajah masih tertunduk.

"ehm, maaf apakah anda ibu dari kedua anak ini?" seseorang menginterupsi omelan Soojung. Dia Park Jimin. Soojung mengalihkan pandangannya dari si kembar ke lawan bicaranya yang baru.

"oh, bukan. Ibu mereka pemilik perusahaan ini. Saya Sekretarisnya. Maaf anda siapa?" jawab Soojung yang langsung menggendong Minji.

"oh, saya Park Jimin dari JM corp." ucap Jimin mengulurkan tangan dan disambut Soojung.

"oh, saya Soojung. Kalau begitu mari saya antar ke ruang rapat. Sepertinya Nyonya Hyerin sudah menunggu anda tuan." Ucap Soojung yang membuat badan Jimin menegang.

Jimin POV

Aku dan Jungkook-asistenku berjalan memasuki loby kantor Xendra company, saat kami masuk banyak karyawan wanita yang menatap tidak berkedip tapi aku tidak menghiraukannya. Aku tidak peduli dengan tatapan 'lapar' mereka. Aku menanyakan pada resepsionis dimana ruangan CEO yang akan rapat denganku. Setelah mendapat jawaban, aku langsung melenggang pergi.

Aku tak tertarik pada wanita manapun, dihatiku hanya ada nama Kim Hyerin. Wanita yang dulu aku campakkan hanya demi karir. Wanita yang baru aku sadari bahwa aku begitu mencintai dan membutuhkannya setelah dia pergi meninggalkanku. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi hasilnya nihil. Saat itu aku mendengar bahwa dia diusir oleh keluarganya karena hamil diluar nikah. Hamil anakku. Dia mempertahankannya dan rela diusir oleh orangtua nya demi anakku. Anak kami. Bahkan aku sudah tega menyuruhnya menggugurkan kandungannya tapi dia tetap mempertahankan kandungannya dan rela pergi dari keluarga Kim hanya demi anakku. Sejak itu aku terus menyesal dengan apa yang aku lakukan dan ucapkan pada Hyerin.

---flashback

Hyerin tiba-tiba datang ke kantorku saat aku sedang bersama teman-temanku. Dia kelihatan habis menangis, terlihat dari matanya yang sembab dan merah.

"Ji-Jimin-ah, aku perlu bicara berdua denganmu." Ucap Hyerin terbata sambil menunduk.

"baiklah, maaf teman-teman bisakah kalian pergi dulu. Aku harus berbicara dengan Hyerin." Ucapku pada teman-temanku, mereka pun langsung pergi meninggalkanku berdua dengan Hyerin.

"apa yang mau kau bicarakan?" ucapku langsung pada Hyerin, tapi dia tidak menjawab malah memberiku selembar kertas. Aku membuka kertas itu dan kaget membaca isinya. Dia hamil.

"apa ini?"tanyaku, Hyerin mengangkat wajahnya dan menatapku.

"aku hamil Jim, anakmu." Ucap Hyerin sambil memegangi perutnya yang masih rata.

"kau hamil? Anakku? Gugurkan saja." Ucapku dingin. Hyerin menatapku tidak percaya.

"apa kau bilang? Gugurkan?" Hyerin bertanya balik padaku.

"gugurkan saja, akan aku beri berapapun asal kau menggugurkan kandunganmu itu." Ucapku datar dan duduk di kursi kebesaranku.

"aku tidak mau Jim, dia tidak tau apa-apa Jim. Kenapa kau tega menyuruhku menggugurkan janinku? Anakmu." Ucap Hyerin menahan tangisannya.

"aku tidak menginginkan anak itu Hyerin! Malam itu adalah kecelakaan. Aku sudah pernah bilang padamu bukan?" nada bicaraku naik satu oktaf. Hyerin berjengkit kaget mendengar suaraku.

"aku tidak akan pernah membunuh bayiku Jim. Kau tidak mau mengakuinya Jim?" tanya hyerin dengan air mata yang sudah keluar.

"Tidak. Pergi dari sini Hyerin. Akan aku kirimkan uang untuk menggugurkan kandunganmu." Hyerin menatapku tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya.

"aku tak butuh uangmu Jim. Terima kasih. Aku pergi." Ucap Hyerin yang langsung pergi dari ruanganku.

----flashback off

Itulah saat terakhir kalinya aku melihat Hyerin. Saat aku mendatangi rumahnya, aku malah mendapat hadiah pukulan dari kakaknya.

Aku menyesal Hyerin, maafkan aku.

Tapi sampai saat ini, aku belumbisa menemukan keberadaan Hyerin. Aku sungguh menyesal. Aku sangatmencintainya. Waktu itu aku ingin mengatakan padanya bahwa malam itu bukanlahkesalahan. Tapi egoku yang terlalu tinggi dan aku takut karir yang baru kaubangun akan hancur jika media tau aku menghamili anak orang diluar nikah. Tapidari situ lah aku tau kalau aku benar-benar mencintainya. Hyerin-ku.


tbc

please keep Vote and comment

Gomawo~~~~~

#ciumdariJimin..

kkkkkk

I'M SORRY, I LOVE YOU [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang